Diberdayakan oleh Blogger.
Seal - Gaia Online
RSS
Container Icon
Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan

Catatan Mengaji Minhajul 'Abidin - 10/2/2025 (Jalan Menuju Ridha Ilahi)

 


Bismillahirrahmanirrahim 

Menyerahkan diri kepada Allah, bacalah

الله الكافي ربنا الكافي قصدنا الكافي وجدنا الكافي لكل كافي كفانا الكافي ونعم الكافي الحمد لله

Allahul kafi, Rabbunā kafi, qashdanā kafi, wajadnā kafi, likulli kāfin kāfanā kafi, wa ni'mal kafi, alhamdulillah.


"Segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha Pencukup.  Tujuan hidup kami hanya kepada-Nya, dan kami telah merasakan kecukupan-Nya.  Dia telah mencukupi segala kebutuhan kami, dan Dia adalah sebaik-baik Pemberi Kecukupan."


Semoga Allah memberikan keyakinan dan kekuatan agar senantiasa berusaha untuk mencapai sesuatu.

Semoga Allah memberikan ketenangan hati terhadap apa yang akan terjadi dan telah ditakdirkan untuk kita.


موضع القسمة (mawḍiʿ al-qismāh)

 موضع الثقة (mawḍiʿ al-tsiqah)

Allah telah memberikan bagian masing-masing kepada setiap hambanya, dan bagaimana hamba itu menerima kehendak Allah akan membentuk kepercayaan terhadap takdir baik yang Allah anugerahkan untuknya.

Untuk apa membandingkan diri sendiri dengan apa yang Allah titipkan kepada kita (harta, jabatan, dll) dan apa yang Allah titipkan kepada orang lain?

••••••°°°••••••


Amalan Pagi Hari:

Dianjurkan untuk membaca Surat Al-Muhammad dan Surat Al-Fath sebelum waktu Salat Subuh ataupun di waktu pagi.  Bacalah dengan penuh khusyuk dan berdoalah kepada Allah SWT memohon pertolongan dan kekuatan dalam menghadapi segala tantangan hidup.  Amalan ini diharapkan dapat memberikan kekuatan lahir dan batin dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

 

Persiapan untuk Kehidupan:

Selain amalan tersebut, penting juga untuk mempersiapkan diri secara matang baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat.  Persiapan ini meliputi berbagai aspek, seperti memperkuat keimanan, menuntut ilmu, beramal saleh, dan merencanakan masa depan dengan bijak.


Kesimpulan:

Pentingnya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT,  beriman dan bertawakal kepada-Nya, serta mempersiapkan diri secara matang untuk kehidupan dunia dan akhirat.  


Allah SWT Maha Pencukup dan Maha Pemberi, serta segala sesuatu yang terjadi telah ditakdirkan oleh-Nya.  Oleh karena itu, perbandingan dengan orang lain dalam hal materi atau keberuntungan tidaklah perlu, karena setiap individu memiliki takdir dan bagiannya masing-masing.  Sebagai bekal, dianjurkan untuk membaca Surat Al-Muhammad dan Al-Fath sebelum waktu Salat Subuh atau di waktu pagi hari, dan senantiasa berdoa memohon pertolongan dan kekuatan dari Allah SWT.

Wallahu a'lam. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Catatan Mengaji Kitab Minhajul 'Abidin - 4 November 2024

 بسم الله الرحمن الرحيم

 


Segala aktivitas yang kita lakukan, dalam konteks apapun, memiliki pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.  Oleh karena itu, hendaknya setiap perbuatan diniatkan semata-mata karena-Nya.

 

Keberhasilan dalam menjalani kehidupan, baik dalam menuntut ilmu maupun aktivitas lainnya, bergantung pada tiga pilar utama:

1. Keimanan yang kokoh: keyakinan yang teguh akan pertolongan dan rahmat Allah SWT merupakan pondasi yang kuat.  Keimanan ini akan memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi tantangan hidup.

2. Doa yang khusyuk:  memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan dan ketulusan merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Doa merupakan sarana untuk memohon pertolongan dan kemudahan dari Allah SWT dalam segala urusan.

3. Usaha yang maksimal:  keberhasilan tidak akan diraih tanpa usaha yang sungguh-sungguh dan konsisten. Ketekunan dan disiplin merupakan kunci utama dalam mencapai tujuan.

 

Perlindungan Allah SWT

Dengan menggabungkan keimanan, doa, dan usaha yang dijalankan dengan niat ikhlas karena Allah SWT, kita akan mendapatkan perlindungan-Nya.  Meskipun godaan (setan) dan rintangan akan selalu ada, Allah SWT akan senantiasa memberikan pertolongan dan kekuatan kepada hamba-Nya yang berikhtiar.

 

Kebahagiaan Hakiki

Kebahagiaan hakiki sesungguhnya terletak di akhirat. Kebahagiaan dunia bersifat sementara dan fana. Oleh karena itu, hendaknya kita menyeimbangkan kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Sebagaimana dalam doa:  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً (Rabbanā ātinā fī ad-dunyā ḥasanatan) -  "Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia."

Penggunaan kata  حَسَنَةً (ḥasanatan) - "kebaikan," bukan سَعَادَةً (sa'ādatan) - "kebahagiaan,"  dalam doa tersebut mengandung makna yang mendalam.  Kebahagiaan dunia bersifat relatif dan sementara (fana). Cepat ada, cepat pula hilang pula. Maka, berupa lah ia sebagai kebaikan yang berkelanjutan (semasa berada di dunia dan itu sifatnya hanya titipan), dan kebahagiaan yang kekal hanya ada di akhirat.

 

Semoga catatan ini bermanfaat. Wallahu'alam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menjaga Jiwa, Menjaga Ketenangan

 بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ



Pernah ngerasa bete gara-gara omongan orang yang nyakitin hati? Atau malah jadi emosi sendiri karena hal sepele? Tenang, kamu nggak sendirian kok!  Kita semua pernah ngalamin hal itu. Tapi tahu nggak sih, ternyata menghindari omongan yang nyakitin dan menjaga ketenangan hati itu punya hubungan erat dengan salah satu tujuan utama syariat, yaitu menjaga jiwa.

Pada dasarnya, semua ketentuan dalam syariat itu bertujuan demi tercapainya maslahat atau kemanfaatan, kebaikan, dan kedamaian umat manusia dalam segala urusannya, baik urusan di dunia maupun urusan akhirat. Nah, maqasid syariah atau beberapa tujuan syariat adalah merealisasikan kemanfaatan untuk umat manusia (mashâlih al-ibâd) baik urusan dunia maupun urusan akhirat mereka.

Menurut Imam Asy-Syatibi, maqashid syariah memiliki lima hal inti, yaitu:

1. Hifdzu ad-din (حـفـظ الـديـن) atau menjaga agama

2. Hifdzu an-nafs (حـفـظ النــفـس) atau menjaga jiwa

3. Hifdzu 'aql (حـفـظ العــقل) atau menjaga akal

4. Hifdzu an-nasl (حـفـظ النـسـل) atau menjaga keturunan

5. Hifdzu al-maal (حـفـظ المــال) atau menjaga harta

Kemudian, jika kita menghindari orang-orang yang sekiranya omongan mereka dapat menyakiti kita, atau membiarkan diri kita sendiri untuk tenang dari marah, itu masuk bagian dari menjaga jiwa, bukan?

Hayooo bagaimana? 

Jadi begini, menghindari orang-orang yang omongannya dapat menyakiti kita dan menjaga ketenangan diri dari amarah termasuk dalam hifzu an-nafs (menjaga jiwa) dalam maqashid syariah.

- Hifdzu an-nafs mencakup menjaga jiwa dari segala bentuk bahaya dan ancaman, baik secara fisik maupun psikis.

- Omongan yang menyakiti dapat menyebabkan luka batin dan stres yang berdampak buruk bagi kesehatan mental dan jiwa seseorang.

- Menjaga ketenangan dari amarah juga penting, karena amarah yang tidak terkendali bisa menyebabkan tindakan impulsif yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Dengan demikian, menghindari orang-orang yang berpotensi menyakiti jiwa kita dan menjaga ketenangan diri dari amarah merupakan upaya untuk menjaga jiwa kita dari bahaya dan ancaman, yang sejalan dengan salah satu tujuan utama syariat yaitu hifdzu an-nafs.

Selain itu, tindakan tersebut juga dapat dikaitkan dengan:

- Hifdzu al-'aql (menjaga akal):  Amarah yang tidak terkendali dapat mengacaukan akal sehat dan menyebabkan seseorang bertindak tidak rasional.

- Hifdzu ad-din (menjaga agama):  Kehilangan ketenangan dapat menyebabkan seseorang melakukan perbuatan dosa atau melanggar hukum agama.

Kesimpulannya, menjaga jiwa dari bahaya dan ancaman, termasuk menghindari omongan yang menyakiti dan menjaga ketenangan dari amarah, adalah hal yang penting dan sejalan dengan prinsip-prinsip maqashid syariah.

Wallahu'alam. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Adab Bangun dari Tidur


Ringkasan materi kitab Bidayah al-Hidayah dari Majelis Dzikir Ponpes. Asshiddiqiyah Jakarta. 

في آدب الإستِيقاظ من النوم

Jika bangun tidur, usahakan untuk bangun sebelum waktu fajar (subuh) dan segera berzikir kepada Allah (dengan lisan dan hati kita).

Malam adalah kematian kecil, oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri dengan baik. Bacalah ayat kursi, surat al-Ikhlas tiga kali, surat al-Mu'awwidzatain (surat al-Falaq dan an-Nas), dan surat al-Fatihah, kemudian tiupkan ke telapak tangan dan usapkan ke seluruh tubuh.

Tidur juga termasuk kematian kecil. Ketika manusia tidur, setan akan mengikat tubuh kita dengan tiga ikatan (tiga lapis) agar kita tertidur lelap dan terlewatkan waktu shalat. Oleh karena itu, untuk memudahkan bangun tahajjud, bacalah akhir surat al-Baqarah agar dipermudah bangunnya nanti.

Ikatan pertama bisa terlepas dengan membaca doa:

الحمد لله الذي أحيانا بعدما أماتنا وإليه النشور

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya-lah kami akan dikembalikan.

Ikatan kedua bisa dibuka dengan mengambil air wudu.

Ikatan ketiga bisa terbuka ketika kita melakukan shalat sunnah malam.

Bisa juga dilanjutkan dengan membaca Wirid al-Lathif setelah salat Subuh.



Wallahua'alam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Catatan Majelis Dzikir AIC 2 Juli 2022

 بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


• Membaca dzikir ada beberapa model, yaitu:

Dzikir dengan lisannya saja, faidahnya sangat lemah. 

Dzikir dengan lisan & hati, khairun minal awwal (lebih baik dari yang awal). 

Dzikir dengan lidah, hati, & ruh secara bersama-sama tanpa ada beban/tujuan yang dimaksud, paling tinggi, dzikrul haqiqi. Mereka yang sudah menyatu, menyelami tanpa ada beban, sudah mendarah daging.


• Yang dihitung di sisi Allah, dilihat di sisi masyarakat adalah, apabila seseorang bermanfaat untuk orang lain. 


• Hikmah pengabdian anak pada orang tua, sebesar apapun harta yang dimiliki, pengabdian yang diinginkan orang tua adalah anak yang berakhlak karimah. Kalau berbakti kepada orang tua, ada saja kemudahan pada jalan kita. 


• Bagi yang mencari ilmu dan sudah mendapatkan ridha dari gurunya, malah kalah dengan cobaan, lemah imannya kepada Allah yang memberi rezeki. Semua yang di muka bumi, sudah Allah tanggung rezekinya. Jangan sampai ilmu tergadaikan karena harta.


• Usaha boleh ada, tapi jangan menghalalkan segala cara. 

الْعِلْمُ بِلَا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلَا ثَمَرٍ 

Ilmu yang tidak diimbangi amal saleh yang baik, sama halnya seperti pohon yang tidak berbuah sama sekali.


• Jangan pernah ragu. Baru lulus nilai jelek sudah bingung. Nanti kelak kerja apa, ya? Niat hadir saja di majelis dzikir ini karena cinta, tidak usah aneh-aneh, itu juga akan berpahala. Insyaallah akan terasa berkahnya nanti. Yakin saja ngalap berkah.


Wallahu'alam 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ayam Berkokok Menjawab Suara Azan

Bismillahirrahmanirrahim 

Menjelang subuh, kau terbangun dari tidurmu, merapikan tempat tidur kemudian bergegas mengambil air wudu. Masih ada waktu, kau pun mendirikan salat sunnah di masjid di samping tempat tinggalmu. Tepat kau menyelesaikan salatmu pada salam pertama, azan Subuh pun berkumandang. Entah mengapa pikiranmu terbawa arus kejadian beberapa hari lalu. Tugas yang menumpuk bagai gunung itu telah terselesaikan, tetapi di akhir kau baru sadar apa yang telah kau kerjakan semuanya adalah keliru. Kau pun mengulang dari awal. Kau berpikir, apa dirimu tidak berdoa di awal mengerjakannya, sehingga yang telah kau lakukan sia-sia? Hati kecilmu berkata, "Tapi kan aku sudah berdoa di pertengahan." Hahhhh. Sudahlah, daripada menyesal lebih baik kau mengejar waktu untuk memperbaiki semuanya. Tidak semudah itu, tidak semulus itu. Ada saja gangguan kecil yang menyapamu. Kau mulai geram kala itu. Mendesis bagai lokomotif, dahimu mulai berkerut kesal. Lalu kau menarik napas perlahan meredakannya. "Ya Allah, lapangkan dadaku untuk menyelesaikannya," kau panjatkan doa itu berkali-kali seraya beristighfar. 

Perlahan dirimu mulai sadar dari lamunanmu. Kokok suara ayam. Ya, kau tersadar mendengar itu. Azan Subuh masih berkumandang, bukannya memperhatikan dan menjawab azan kau malah melamun. Kau malu pada ayam yang berkokok menjawab suara azan itu. "Asyhadu anna Muhammadarrasulullah..." "Kokkokkokkokkkk," suara ayam itu berkokok seolah menjawab azan. "Asyhadu anna Muhammadarrasulullah," kau menjawabnya lalu merapatkan kedua ibu jarimu "Ya habibi ya qurrata 'ain," meniupkannya ke ibu jari itu lalu mengusapkannya ke kedua kelopak matamu. Kemudian kau memperhatikan dan menjawab suara azan sampai selesai lalu berdoa. 



Benar. Saat medengarkan azan, kau memastikan ayam yang berkokok itu sedang menjawab suara azan. Timing yang pas sekali. Ya Allah, apa betul ayam itu menjawab panggilanmu, Ya Allah? Kalau benar, mengapa diriku terlalaikan dan mengabaikan panggilan-Mu sementara ayam saja menjawabnya. Meskipun sederhana, kau bersyukur telah diingatkan atas izin-Nya dengan perantara ayam yang berkokok. Bukan hanya terdengar menjawab azan, bahkan ayam itu seolah membaca doa setelah azan pula, pikirmu. Alhamdulillah. Alhamdulillahirabbil 'alamiin. Jum'ah mubarakah. 



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ridha Allah: Puncak dari Segala Permohonan

Bismillahirrahmanirrahim

Orang bilang, kehidupan itu seperti roda yang berputar. Ada kalanya berada di atas, maupun di bawah. Yups, Ada kalanya juga ngegelinding ke mana-mana. So, kita kudu tahan banting. Nggak semua tempat yang dilewati itu nyaman dan tentram, kan? It's definite menemukan medan terjal, berbatu, berlumpur, berpasir, mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera (gak lagi nyani, tapi keinget aja gitu, lagu di film kartun Ninja Hatori). Hohoho, kehidupan kan merupakan perjalanan, dan perjalanan adalah kakaknya pengembaraan, sepupunya pelayaran, keponakannya penerbangan (hahaii, canda Gaess). 

Yang dulunya punya sejarah kehidupan manis, mau apa saja bisa didapatkan dengan mudah, belum tentu berlanjut hingga sekarang. 

Yang selalu hidup dikaruniai kebahagian dan keberuntungan, ya mau tidak mau usahakan untuk menerima kalau diuji dengan kesedihan atau kesulitan. 

Berusaha keras, lalu mendapatkan hasil yang memuaskan. Sangat memungkinkan bagi manusia yang telah bersusah payah mendaki gunung keberhasilan, menikmati kesenangannya, lalu tergelincir, jatuh, dan kembali berada di bawah. Ibarat berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Berakit-rakit ke hili, berenang-renang ke pinggiran. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Bersakit-sakit kembali, bersenang-senang kemudian.

Apapun kondisinya, kuncinya adalah bersyukur. Merasa berterima kasih atas segala yang diberikan Allah, baik itu berupa kemudahan, maupun ujian. Menjalani segalanya dengan sepenuh hati, sebaik yang kita mampu.

Allahu wa hitotsu no riyū de subete ga okoru yō no shimasu. Subete ga gakushū purosesudeari, watashitachi wa arayuru reberu o tsūka shinakereba narimasen.

アッァフは一つの理由ですべてが起こるよのします。すべてが学習プロセスであり、私たちはあらゆるレベルを通過しなければなりません

Allah membiarkan semuanya terjadi dengan satu alasan. Semua itu sebuah proses belajar dan kita harus melewati setiap tingkatannya.

Pantang menyerah, pantang bersedih. Tapi, bagaimana jika kita merasa bersedih atas sesuatu yang belum dapat kita capai, maupun alasan lain yang membuat kesedihan itu ada?

Pada pengajian Tafsir Jalalain, Almaghfurlah Abah Masruri Abdul Mughni mengajarkan doa yang baik sekali dibaca saat kita merasa sedih. Berikut doa yang dibaca oleh Nabiyullah Ya'qub as., dari ayahanndanya Nabiyullah Ishaq as., dari ayahandanya Nabiyullah Ibrahim as. :

يَا لَطِيْفًا فَوْقَ كُلِّ لَطِيْفٍ أُلْطُفْ بِي فِي أُمُوْرِيْ كُلِّهَاكَمَا 
أُحِبُّ، وَرَضِّنِي فِي دُنْيَاي وَآخِرَتِي

"Ya Allah, Yang Maha Pengasih yang setinggi-tingginya. Belas kasihanilah aku di dalam persoalanku, sebagaimana yang aku senangi. Ya Allah, ridhailah aku di dunia dan akhiratku."

Dengan itu, semoga Allah menghendaki kita dapat merasa tidak terbebani atas segala persoalan yang sedang dihadapi, serta mendapatkan keridhaan-Nya. Ridha Allah adalah segalanya, Puncak dari segala permohonan.

اِلَهِي أَنْتَ مَقْصُوْدِي وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِي

"Ya Allah Ya Tuhanku, Engkaulah tujuanku, dan ridha-Mu harapanku."

Segala yang kita lakukan tidak lain demi mendapatkan keridhaan Allah. Dengan mendapatkan ridha-Nya, hal lain pun akan mengikuti, kita akan mendapatkannya pula. 


Wallahu'alam 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kenangan Bersama Dek Covid Nineteen

Day after day
Time pass away
And I just can't ...

Hop. Wong nggak mau ngelanjutin lagunya, kok.

Well, aku mau cerita tentang tahun ini yang begitu spesial. Spesial berkat kehadiran Dek Covid Nineteen, yang menjadikan manusia di bumi ini dapat belajar agar menjadi pribadi yang lebih sabar, tawakal, ikhlas, menghargai, sadar akan lingkungan dan pelajaran baik lainnya. Aku lho ya, jadi banyak belajar plus ikut-ikutan tren WFH (Work From Home). Sebetulnya aku ya bukan kerja, tapi ngabdi di pesantren. Sampeyan paham ngabdhi po ra, ee? Ya begitulah, mirip kayak kerja, tapi lebih mengarah ke 'membantu untuk mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan, mengabdikan diri kepada pengasuh dan pesantren'. Yo, ceritane meluan WFH, to.

You know what? Pondok pesantrenku ada di tengah kota, tengah banget. Di depannya pas, ada halte Tranjayaraya (halte bus yang memiliki jalur khusus), super market Indo Giant dan perumahan Taman Raja, sampingnya ada apartemen Airlangga Residence, belakangnya perumahan elit Sunset Garden. Apa nggak jadi pusat perhatian? Kalau abai dan cari gara-gara sedikit saja, apa iya nggak viral nantinya?

Harus menghormati dan menjalankan peraturan pemerintah, dong. Waktunya PSBB ya nurut, KBMJJ (Kegiatan Belajar Mengajar Jarak Jauh) ya ikut. Santri, guru dan karyawan dipulangkan, kalau nggak bisa pulang ke rumah masing-masing, berada di pesantren dengan catatan, tetap memperhatikan protokol kesehatan, sering-sering cuci tangan pakai sabun, pakai masker, physical distancing (mumpung banyak yang pada pulang, jaga jarak yo aman, kondisi pondoknya juga sepi, kok). Sami'na wa atha'na, patuh dengan keputusan pemerintah. Lha wong itu demi kemaslahatan. 

Aku juga pulang. Karena peraturan dari pesantren harus dijemput atau tidak boleh menggunakan transportasi publik, ya manut. Kebetulan pamanku tinggal di perumahan Taman Raja, aku pulang ke rumahku naik mobil paman dan tetap jaga jarak, pakai masker. Memang rumahku cuma di kota sebelah, kota Meikirta, tapi tetap memperhatikan protokol kesehatan lah, pokoknya.

Pengasuh dan pimpinan-pimpinan pesantren terus mengadakan rapat berkala dengan telekonferensi, memantau kondisi santri, guru dan karyawan yang sudah pulang maupun yang tetap ada di pesantren, bagaimana KBM dan ngaji diusahakan berjalan, agar tidak dzalim ke anak-anak tapi tetap mempertimbangkan kondisi dan lain sebagainya. Di sini tidak ada keputusan yang sifatnya tetap, tetapi sementara, terus berubah mengikuti situasi, kondisi dan kebijakan pemerintah.

Awalnya ngaji via streaming Instadam, Fastbook dan video di Metube saja, tapi ada keputusan terbaru untuk mengadakan KBMJJ. Rasanya aneh, KBM kok JJ, tapi ya dijalankan.  KBMJJ dilakukan menggunakan aplikasi teleconference, Goom, tapi boros kuota, sinyalnya harus kenceng. Masih mending boros kuota, tandanya bisa internetan, KBM tetap ada. Lah, yang rumahnya di pelosok, jangankan nyalain kuota, beli pulsa saja sulit. Duh, siapa yang jual pulsa ini, di mana ya? Ya, kan? Pesantrennya memang di tengah kota, di ibukota Jayaraya, tapi kan penduduknya berasal dari berbagai wilayah nusantara. Lalu ada usulan belajar dalam sebuah grup sesuai dengan kelasnya masing-masing menggunakan aplikasi Talktalk yang dinilai lebih ramah kuota dan sinyal, ya sudah kali ini dicoba dulu.

Wetz, ternyata memang ramah dan mudah. Para guru pun jadi lebih kreatif. Ada yang materinya disampaikan melalui video Metube, Fastbook, membuat catatan di website/blog pribadi lalu para santri tinggal klik link yang dibagikan ke grup lalu dibaca, materi disampaikan via voice note, dan lain sebagainya, kalau santri masih kurang paham ya dipersilakan bertanya. Guru yang memiliki kendala sinyal di daerahnya, bisa menitipkan catatan atau tugas kepada admin grup Talktalk. Kalau santrinya yang ngalami susah sinyal, gimana? Ya sudah, semampunya saja. Dalam kondisi seperti ini pasti sudah maklum, to. Kalau ngajinya, it's definite tetap berjalan. Lebih banyak unggah video di Metube, sih. Ya, insyaallah berkah, tinggal berkunjung ke channel "Dawuh Abah Hasim" atau "Manba'ul Ulum IBS".

Saat Weekend, aku mampir Metube dan memperhatikan video tanya jawab bersama Abah Yaiku. Abah berkata, "Saya kutip dari hadis, wabah seperti ini bukan hanya terjadi di zaman kita. Sejak zaman dahulu, dunia diciptakan antara baik dan buruk, kaya dan miskin, sehat dan sakit, dan seterusnya. Dunia bukan surga, dunia hanya tempat untuk mampir, jadi jati diri dan karakteristiknya ya, seperti ini. Dulu di masa Sayyidina Umar ra. sudah ada wabah yang dikenal Thaun Amwas yang melanda negeri Syam. Dalam kitab-kitab turats diceritakan, korbannya sampai puluhan ribu. Kalau umat Islam saat itu kisaran ratusan ribu, sedangkan korbannya puluhan ribu, itu jelas memakan banyak korban. Nah, saat itu Sayyidina Umar dijadwalkan berkunjung ke Syam, tetapi di tengah jalan ada informasi bahwa di Syam ada wabah, dan itu cepat sekali menular. Sayyidina Mu'adz bin Jabbal termasuk yang wafat terserang wabah tersebut. Ketika di perjalanan, Sayyidina Umar pun bermusyawarah dengan para sahabat, untuk mencari tahu apakah nabi pernah memberi petunjuk ketika ada kejadian seperti itu. Kemudian ada yang menyampaikan, iya, nabi dulu pernah memerintahkan bila satu daerah terkena wabah, bahasa sekarangnya ya diisolasi. Penduduk dari daerah tersebut tidak boleh keluar dari daerahnya, sedangkan yang dari luar tidak boleh masuk. Setelah memastikan itu betul-betul valid dari kanjeng nabi, Sayyidina Umar memutuskan untuk pulang. Ketika beliau membatalkan kunjungan ke Syam, ada sahabat yang mengatakan, 'Anaa firru min qadharillah?' Apakah kita lari dari takdir Allah? Nah, ini jawabannya Sayyidina Umar tepat bukan main, 'Na'am, nafirru min qadharillah ila qadharillah.' Ya, Kami lari dari takdir Allah tapi menuju ke takdir yang lain. Manusia memang tidak bisa lepas dari takdir suka dan duka. Semua sudah takdir, jadi kalau dibilang kita lari dari takdir Allah, memang betul, tapi kami masuk ke takdir yang lain. Ini bukan persoalan menghindari takdir, tapi persoalan menghargai, menghormati. Ya kalau sekarang ini kita menghormati para ahli. Dalam al-Quran disebutkan: فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ fas`alū ahlaż-żikri in kuntum lā ta'lamụn, tanyalah kamu kepada ahli dzikri, dalam hal ini para ahlinya ya ahli kesehatan, bukan kita yang belajar di pesantren yang belajar agama. Kita sangat tidak tahu soal bahaya dari Covid Nineteen ini dan bagaimana perkembangan, cara penularannya dan seterusnya, lha wong kita nggak mempelajari itu. Kalau para ahli mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang membahayakan, kita pun yakin terhadap hal itu, lalu para ahli memberikan saran untuk menghindari ini adalah dengan social distancing, menghindari tempat kerumunan, jaga jarak konon minimal 1 meter. Lah, kalau sarannya seperti itu dan kita menganggap mereka orang yang kompeten dalam hal tersebut, ya kita harus hargai, dong. Kerumunan ini kan ada kerumunan duniawi dan kerumunan ibadah. Kerumunan orang beribadah ya sama saja dengan orang yang berkumpul-kumpul itu. Dari sisi fisik, sama-sama orang yang berkumpul. Lantas, apakah kalau kerumunan pasar virusnya mudah tertular, sedangkan kalau kerumunan di dalam masjid virusnya tidak menular? Ya, ndak, lah, sama saja itu namanya kerumunan, kok. Jadi kalau para ahli memberikan saran, ya karena mereka punya dasarnya. Kalau dalam bahasa agama disebut dharar, nabi mengatakan لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ laa dharara wa laa dhirara. Jadi, dharar adalah sesuatu yang membahayakan, merugikan, harus dihindari. Kita ikuti sarannya, kita terima. Qur'an sendiri mengatakan وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukah (QS. Al-Baqarah: 195), jangan kau ceburkan dirimu ke jurang kebinasaan. Itulah agama Islam, menghargai, menghormati ilmu. Bila kita menghargai ilmu ini, kemudian kita tidak salat jamaah, ini bukanlah meninggalkan agama. Bukan, tetapi teknis pelaksanaanya itulah yang berbeda, karena berada dalam kondisi darurat, bukan dalam kondisi normal," pikiranku semakin terbuka mendengarkan penjelasan Abah. 

Saking terharunya, mataku sampai berkaca-kaca, kujeda videonya untuk menyeka airmata yang berlinang lalu melanjutkannya, "Dan itu sangat disahkan oleh agama. Kita kan tahu, ketika orang salat tidak mampu berdiri, ya silakan duduk, berbaring dan seterusnya, ini sudah menjadi patokan karena melaksanakan perintah agama itu tidak menyulitkan. Maa ja'alallahu fiddini min haraj, Allah tidak menjadikan dalam pelaksanaan agama itu kesulitan apapun di luar kemampuan umat manusia. Kalau saat ini kita tetap Jumatan, jamaah dengan merapatkan saf salat, tidak memakai masker, berarti kita tidak menghargai apa yang diajarkan oleh agama. Jadi kita tengah-tengah, agama itu wasath. Ketika memohon kepada Allah, dan Allah sangat mampu melenyapkan virus ini, atau menjadikan seseorang terhindar dari virus sekalipun berinteraksi dengan sangat masif dengan para pengidap virus/pasien. Allah sangat mampu, tetapi dalam hal ini, kita hidup dalam dunia ini, sunnatullah-nya ya ketika orang lapar adalah makan, tapi Allah mampu menjadikan orang tanpa makan itu bisa kenyang. Tapi ini hukum-hukum lahir. Yang dilakukan oleh Allah swt. seperti ini ya harus kita hargai, nggak boleh kemudian kita hidup dengan sesuatu yang jauh dari hal-hal tersebut. Nabi Yunus dulu sudah memprediksi bahwa melalui mimpinya Raja, akan ada masa di mana 7 tahun mengalami paceklik, 7 tahun makmur. Maka disiapkanlah persediaan makanan, bahan makanannya tidak dihabiskan, ya untuk persediaan paceklik itu." Hmm, benar-benar weekend yang mencerahkan, setelah melewati hari-hari dengan KBMJJ.

Karena kondisi belum memungkinkan untuk beraktivitas seperti biasa, setelah melewati KMB online, UKK (Ujian Kenaikan Kelas) pun dilaksanakan secara online. Spesial untuk kelas akhir, kelas 9 dan 12, bisa dibilang mereka akan dinyatakan lulus jalur Covid/jalur Korona. Upss, jalur ini syarat dan ketentuannya juga tetap ada loh, ya.

Begitulah, sekarang semuanya sedang berusaha untuk yang terbaik. Semuanya mempersiapkan UKKJJ, untuk sekolah formal pesantren yakni Mts dan MA, ujiannya menggunakan Hoogle Form, sedangkan sekolah diniyah pesantren, manual saja, soal dikerjakan di kertas kemudian difoto, lalu dikoreksi guru-guru. Semua nilai diolah, diakumulasi, baik itu akademisnya, keaktifan pembelajaran maupun akhlak santri, lalu diadakanlah rapat kenaikan kelas. Yups, online juga pastinya, dan bisa dibilang memakan pertimbangan-pertimbangan yang cukup panjang. Kebetulan aku mendapatkan amanat menjadi salah satu pj pembagian rapor online. Wuoow, Dek Covid, berkatmu online menjadi semakin tenar dan bersinar. 
  
Lumayan spaneng juga ya, mbagi rapor online ini. Setelah beres, wali santri kelasku sudah menerima file rapot tersebut, I want to ngasoo dulu, ah... Nengokin Metub. Bukan, aku ki nggak liat video ngaji, tapi video nyanyi. Just for a while, nggak apa lah.




"Mbak, itu ngapain kok malah nyanyi-nyanyi gitu," suara ibuku dari arah dapur, "Bukannya salawatan."

"Iya Mah, sebentar doang, abis ini Sarah salawatan kok." Weladhalah, kalau ibuku ya pastinya nyuruh anaknya salawatan, biar dapat syafaat.


Aku ya suka salawatan, salawatan ala Maher Zain, atau lagu religi Sami Yusuf, Masut Kurtis, Irfan Makki, dan lain-lain. Tapi, bukan berati nggak suka salawatan dengan nada klasik. Habis dengar lagu tadi, aku ya beneran mampir ke video Assalammu Alaikanya Maher Zain. Karena sudah Zuhur, yo after that aku salat Zuhur to.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Di Manakah Letak Ilmumu? (Edisi Cinta Damai)

Ilmu yang letaknya dalam hati, mewariskan tawadu' wara'. 

Dengan ketawadukan, sesorang tidak akan mudah terprovokasi, hatinya tenang, pikirannya matang. 

Bahasa sikap, lebih fasih, lebih nyaring, daripada sekadar ucapan. 

Bahasa kasih sayang, bahasa kesantunan, ialah bahasa yang dapat diterima di tengah-tengah masyarakat. 

Sesorang yang melazimkan ilmu, selalu mengistimewakan adab. Ilmu yang dimiliki itu bagaikan garam (sedikit, sebagai penyedap) sedangkan adab adalah tepungnya. Tepung memiliki takaran lebih banyak daripada garam dalam sebuah adonan kue, yakni adonan untuk membentuk pribadi (yang baik). 

Ilmu adalah rasa takut kepada Allah swt. Ilmu itu dengan pengamalan, praktik, sikap, bukan dengan orasi, teori, kepiawaian dalam berjidal (berdebat).  

Kebanggaan adalah mereka yang memiliki ilmu, mereka yang membawa kasih sayang, membawa kedamaian, rahmat, bukan kebencian dan kerusuhan. 

Sebagai santri, kita itu sebagai penyambung lidahnya Rasulullah, bukan penyambung lidahnya syetan. Kalau gemar memprovokasi, berarti penyambung lidahnya syetan. 

Ciri iman yang baru di mulut, belum masuk ke hati yakni, mencari-cari kesalahan orang lain, sibuk dengan kekurangan orang lain. 

Mengetahui kekurangan dan kesalahan orang lain itu bukan ilmu, tapi haram.

Ilmu didapat bukan dari prasangka, tapi dari ulama yang bersumber dari rasul (wallahu'alam).





Source:
Tausiah Habib Jindan (Malam Puncak SantriVersary @LapanganBantengJKT)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dzikir Harian KH. Noer Ali Bekasi

 Bismillahirrahmanirrahim

Hai kawan-kawan sekalian, berjumpa lagi dengan new entry di blog saya. Kali ini, saya akan berbagi dzikir harian yang diamalkan oleh almaghfurlah KH. Noer Ali Bekasi. 

Hmmm, dari mana saya mendapatkannya? Saya dapat dari pengajian Ust. Nur Anwar Amin, beliau salah satu ustadz di Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi. Beliau sendiri mendapatkan ijazah tersebut dari putri almaghfurlah KH. Noer Ali.

Berikut dzikir yang diamalkan beliau:

Senin, membaca la hawla wala quwwata illa billaahil'aliyyil 'adziim (sebagai permulaan hari, yakni yang pada umumnya kita melakukan aktifitas kembali, setelah berlibur di hari Ahad).

Selasa, membaca shalawat, allahumma shalli 'ala sayyidinaa Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad (meminta pertolongan Allah).

Rabu, membaca istighfar, astaghfirullahal 'adziim (meminta ampunan Allah).

Kamis, membaca subhanallah wabihamdihi subhanallahil'adzim (bertasbih).

Jum'at, membaca "ya Allah" + doa, yakni berzikir dengan lafadz "ya Allah" yang setelahnya bisa diikuti dengan do'a, do'a meminta kebaikan, meminta kemudahan, dan do'a-do'a lainnya (karena hari Jum'at adalah hari baik, hari dikabulkannya doa).

Sabtu, membaca tahlil, la ilaha illallah (kunci surga, sebagai celengan akhirat). 

Ahad, membaca ya hayyu ya qayyuum, la ilaha illa Anta, subhanaka inni kuntu minadzdzaalimiin (yakni do'a nabi Yunus ketika berada di perut ikan, dengan mengamalkannya, dapat kita jadikan sebagai penyejuk hati, agar mendapatkan kemudahan dari Allah).

Nah teman-teman, KH. Noer Ali mengamalkan dzikir hariannya tersebut dengan membacanya sebanyak 1000 kali. Kalau masih terasa berat, setidaknya dimulai dengan membiasakan membaca amalan tersebut sebanyak 7 kali di setiap harinya. Karena masih pemula, saya sendiri mencoba untuk membiasakannya sebanyak 7 kali dulu, teman-teman. Ok, selamat mencoba hal yang baik ini. Wallahu a'lam


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pentingkah "Sadar Diri" dalam Kehidupan?


Nabi Musa as. sadar bahwa dia telah melakukan dua kali kesalahan, tetapi tekadnya yang kuat untuk meraih makrifat mendorongnya bermohon agar diberi kesempatan terakhir.[1] Namun, pada perjalanan ketiga, Nabi Muas as. tidak sengaja secara tegas bertanya, tetapi memberi saran. Kendati demikian, karena dalam saran tersebut terdapat semacam unsur pertanyaan apakah diterima atau tidak, ini pun telah dinilai sebagai pelanggaran oleh hamba Allah itu.[2]

Sayyidina Umar bin Khattab pernah bertutur:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا وَتَزَيَّنُوْا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِى الدُّنْيَا

Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”

Sayyidina Umar menganggap bahwa evaluasi diri lebih dini akan menguntungkan kita pada kehidupan kelak, karena dengan mengevaluasi diri sendiri, manusia akan mengenali kekurangan-kekurangannya yang diharapkan dapat diperbaiki sesegera mungkin. Kondisi ini akan meminimalkan kesalahan sehinga tanggung jawab dalam kehidupan di akhirat nanti menjadi sangat ringan.[3]

Dalam hadits Rasulullah bersabda:

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

Dari Syadad bin Aus ra., dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, ‘Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt.'” (HR Tirmidzi. Ia berkata, “Ini hadits hasan”).

Refleksi Nabi Musa terhadap apa yang sudah terjadi pada peristiwa-peristiwa yang dilaluinya bersama Nabi Khidir ini dapat menghadirkan kembali pengalamannya, mengelola emosi dan perasaannya, serta melakukan evaluasi terhadap pengalamannya. Dengan demikian, Nabi Musa mendapatkan suatu insight, menyadari kekeliruannya dan akan memperbaikinya di masa yang akan datang.


Dalam hal ini, pelajaran yang dapat diambil adalah, seseorang yang melakukan kesalahan serupa berkali-kali, hendaknya menyadari kelemahan dirinya dan mempertimbangkan untuk melakukan langkah lain yang lebih sesuai dengan bakat/kemampuannya.[4] Karena kesadaran diri merupakan kapasitas yang dimiliki seseorang untuk introspeksi dan termasuk memperoleh pengertian dan pengetahuan mendalam tentang kekuatan, kualitas, kelemahan, kekurangan, ide, pemikiran, keyakinan, idealisme, respon, reaksi, sikap, emosi, dan motivasi seseorang. Sehingga introspeksi juga termasuk dalam menilai bagaimana kita dipandang oleh orang lain dan bagaimana pengaruh tingkah laku, reaksi, dan tabiat kita pada orang lain sebagai acuan dalam memperbaiki hubungan dan kerjasama kita dengan orang lain. (wallahu 'alam)



[1] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2011), Cet ke-4, Vol: 7,  h. 351.
[2] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, h. 352.
[3] Alif Budi Luhur, “Muhasabah, Jalan Perbaikan Diri,” http://www.nu.or.id/post/read/74281/muhasabah-jalan-perbaikan-diri (diakses pada 22 April 2019)
[4] M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-Surah Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 317.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Adzab dan Nikmat

Adzab yang paling bahaya adalah jika sudah tidak ada (memiliki) rasa takut dan rasa tertarik untuk beribadah kepada Allah swt. Tandanya, Allah telah menjauhkan dia terhadap-Nya. Allah menghinakannya. Mengapa demikian? Karena semestinya seseorang itu lebih mencintai kepada yg menciptakannya. Oleh karena itu, biasakan diri untuk ingat kepada Allah swt., dan banyak-banyak bersyukur atas apa yang ada, yang telah Allah berikan kepada kita. 

Bila seseorang senang mengingat Allah, lebih banyak menyebut nama-Nya, maka Allah menariknya agar dekat kepada-Nya.
Terkadang kita tidak terpikir untuk khusyuk kepada Allah. Bila begitu, maka usahakan untuk khusyuk. Bagaimana shalat itu berkualitas, jika hati kita kemana-mana? Kalau begitu, usahakan fokus, ingat kepada Allah, karena ciri-ciri orang beriman adalah yang shalatnya khusyuk. Meski sulit, tapi tetap diusahakan.

Maka jadikanlah masa remaja sebagai masa yang indah untuk ingat kepada Allah, agar itu berlanjut hingga dewasa, dan tua dengan nikmat kecintaan yang semakin bertambah kepada Allah swt.
(source, pengajian Gus Nur Sidoarjo) 


Note
Pesan Gus Nur, "Manusia zaman sekarang itu biasanya tidak kuat duduk lama di pengajian. Baca saja Ratib al-Haddad, agar hidup ini berkah. Biar kata tidak seperti orang-orang terdahulu yang kuat berlama-lama untuk ibadah, dengan membaca Ratib tersebut insyaallah berkah." (wallahu a'lam) 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kisah Ekstase Pengalaman Mistik Kupu-Kupu dan Laron


Metamorfosis merupakan proses sejarah hidup yang dilalui oleh seekor kupu-kupu sebelum menjadi bentuk kupu-kupu yang sempurna. Sebelum berbentuk indah sebagai kupu-kupu, ia melalui beberapa fase perubahan dari ulat menjadi kepompong. Perubahan bentuk pada diri kupu-kupu inilah yang menjadi esensi religius (hal yang berkaitan dengan keagamaan) orang Jawa yang melalui sebuah perjalanan panjang disertai metamorfosa budaya.

Pengalaman mistik kupu-kupu dengan laron agak sedikit berbeda. Keduanya sama-sama hidup dalam proses metafisik. Salah satu keunikan dari laron adalah selalu terpesona ketika melihat cahaya terang seperti lampu. Karena ketika ia keluar dari sarangnya, tujuan pencariannya adalah cahaya. Hal ini menjadi ilustrasi kehidupan bagi orang Jawa yang selalu sibuk menemukan cahaya Tuhan, dan sinar terang adalah gambaran sinar ketuhanan. Pada proses ini laron rela membenturkan sayap dan dirinya pada lampu hanya untuk berjuang memperoleh cahaya.
 Simak kisahnya lebih lanjut di Religi Jawa pada Metamorfosis Kupu-kupu dan Laron

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dakwah Kiai Kholil Mahalli Brebes

Adalah KH. Kholil bin Mahalli (1955 M), seorang tokoh ulama pada zaman kolonial Belanda yang sangat kharismatik di kota Brebes. Ia dilahirkan pada tahun 1892 M, tepatnya di desa Benda Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes dari pasangan suami istri, Mbah Mahalli dan Nyai Mahalli. Mbah Mahalli memiliki lima keturunan dan KH. Kholil ini termasuk salah satu putranya.

Ia mulai menimba ilmu sejak tahun 1990 M sampai tahun 1910-an. Dalam sejarahnya, KH. Kholil bin Mahalli pernah menjadi santri di satu daerah bernama Mangkang. Suatu daerah yang berada di antara kota Semarang dan Kendal. Selain di Mangkang, ia juga sempat mencari ilmu di sebuah pondok pesantren kuno di Sindanglaut. Akan tetapi waktunya lebih banyak ia habiskan untuk belajar di pesantren daerah Mangkang.


Sejak kecil ia selalu dikenal dengan sifatnya yang pendiam dan sabar. Sikapnya juga melambangkan orang yang tekun serta teladan. Sebagai bukti ketekunan, hampir semua kitab yang ia miliki penuh dengan makna gandul Jawa. Tak ada selembar pun yang luput dari jamahan tintanya. Prinsip belajar beliau itu ”Petenge tulisan iku padange ati” (red. Jawa). Artinya ‘gelapnya (penuhnya) tulisan adalah cerminan dari lapangnya hati’. Maka tidak heran jika KH. Kholil bin Mahalli sangat menguasai berbagai macam fan ilmu seperti ilmu fiqh, ilmu alat atau nahwu sharaf dan lain sebagainya. Akan tetapi masyarakat desa Benda lebih mengenal kecakapannya dalam menguasai ilmu fikih. Panguasaan ilmu ‘arudl juga termasuk salah satu keunggulan beliau. Maka pada saat itu tidak jarang beliau tuliskan syair-syair serta do’a-do’a sehingga menjadi satu kitab besar yang menjadi bahan pelajaran para santrinya.

Read more on Dakwah Door to Door Ala Kiai Kholil Brebes

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Petunjuk Nabi Agar Menjadi Pribadi Menarik dan Menyenangkan

Agar kawan-kawan dicintai oleh sesama, mulailah dengan memperbaiki diri sendiri dan memberikan kesan baik kepada orang lain. Dalam berteman, mulailah sesuatu dengan mengucapkan salam.




Khalifah Ali ibn Abi Thalib berpesan kepada putranya, Al-Husain, “Anakku, bertakwalah kepada Allah, saat kau sendiri maupun saat kau ada di keramaian. Bertutur baiklah di saat tenang maupun emosi. Berhematlah ketika kaya maupun miskin. Adil di saat semangat maupun malas. Ridha atas karunia Allah di saat suka maupun duka.

Barang siapa terlibat dalam urusan yang belum ia pahami, maka bersiap-siaplah menerima kenyataan pahit. Membuat perencanaan sebelum bekerja akan menyelamatkan diri dari penyesalan. Barang siapa menghargai pendapat orang lain, ia akan semakin tahu di mana letak kesalahan. Kesabaran adalah tempat berlindung dari kemiskinan, sedangkan kikir adalah pembawa kemiskinan, sebagaimana sifat rakus akan membawa pada kemiskinan. Datang dengan tangan kosong lebih baik daripada datang dengan tangan penuh, tapi bersikap kurang ajar. Segala sesuatu ada makanannya, dan anak Adam adalah makanan bagi kematian.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Empat Tanggung Jawab Manusia

Jinsei wa okurimonodeari, jinsei wa yoriyoi ningen ni naru tame no tokken, kikai, sekinin o watashitachi ni ataete kuremasu.

人生は贈り物であり、人生はより良い人間になるための特権、機会、責任を私たちに与えてくれます

Hidup adalah sebuah pemberian, dan hidup memberikan kita keistimewaan, kesempatan, dan tanggungjawab untuk menjadi seseorang yang lebih baik.

Bicara soal tanggungjawab, Almaghfurlah Abah Masruri Abdul Mughni pernah menyampaikan dalam pengajian Tanbihul Ghafilin bahwa; manusia memiliki empat tanggung jawab. Pertama adalah pertanggungjawaban umur. Allah menganugerahkan umur, kita gunakan untuk apa saja? Apa yang telah diperbuat di setiap hembusan napas kita.

Kedua, pertanggungjawaban fisik. Allah swt. mengaruniai raga, dari ujung kepala hingga ujung kaki yang tidak lain memiliki manfaatnya masing-masing. Dari sekian banyak rutinitas, apakah anggota tubuh kita dioperasikan untuk hal-hal yang semestinya dan berfaedah?

Ketiga, pertanggung jawaban ilmu. Setelah belajar ke sana kemari, bagaimana implementasi dari ilmu yang telah kita dapatkan?

Keempat, pertanggung jawaban harta. Dari mana ia berasal dan dibelanjakan untuk apa saja?

Di hari kiamat kelak, manusia pasti dimintai keempat pertanggungjawaban tersebut.
Semoga kita senantiasa diberikan hidayah, rahmat, keridhaan-Nya, serta masuk ke dalam golongan orang-orang yang husnul khatimah. Allahumma amiin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Asshiddiqiyah's Creavity Day 2015

Bismillahirrahmaanirrahiim

Ajang pameran kreativitas. Ajang kemajuan anak bangsa. Tepat tanggal 24 Desember 2015 silam, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta mengadakan acara bergengsi masa kini. 

Apa itu?

Yoms. Asshiddiqiyah's Creavity Day

Ada quotes about creativity dari bapak relativitas nih, sobat.

The Imagination is Powerful.
“Imagination is everything. It is the preview of life’s coming attractions. Imagination is more important than knowledge.”

Imajinasi adalah kekuatan yang luar biasa.
“Imajinasi adalah segalanya. Ini adalah preview dari kisah kehidupan yang akan datang. Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.”
°•°Albert Einstein°•°

Tuh, kan. Imajinasi memang keren. Cetar membahana (ala Syahrini, ceritanya ^_^). Dengan pikiran imajinatif, kita dapat menghasilkan karya yang hebat, kreasi yang unik, berguna untuk diri sendiri dan orang lain.

Percaya deh, kalau habis bikin-bikin sesuatu yang unik bin kreatif, tuh akan bikin hati senang. :)

Well. Pameran tersebut diikuti oleh empat sekolah. Mulai dari SMP, MA, Ma'had Aytam dan Ma'had Aly. Nah, tiap instansi sekolah diberi jatah stan sesuai jumlah kelasnya. Ada stan dari ekstrakurikuler dan Search for Common Ground juga, loh.

Hmm, sebetulnya acara ini bertepatan dengan perpulangan santri. So, selepas acara, para santri boleh ngacir ke beloved home-nya masing-masing. Tentunya setelah mendapatkan surat izin dari pihak keamanan dan mengambil rapot semester ganjil. Habis semesteran juga loh, mereka. Widiehh, subhanallah banget deh, pokoknya. Setelah berjuang melawan soal-soal ujian sekolah dan ujian madin selama dua minggu, refreshing otak mereka, ya... bikin-bikin some unique creative hand mades, pemirsa. 

Mau tahu cuplikan snapshot-nya?

Just check these out!



Acara pembukaan di dalam masjid, sodara. ☺























Oops. Hampir saja lupa. Ini pintu masuk area putrinya, pemirsa. Kalau pintu masuk area putra ada di ujung sana. Itu tuh, di seberang sana. Hehe. ☺



Demikian cuplikan foto-fotonya. Semoga Creativity Day selanjutnya bisa lebih seru, unik dan kreativ dong, pastinya. 

Yups. The last I wanna apologise atas segala kekurangan and thanks a lot for your visit.
Ila liqa ma'a salamah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS