Bismillahirrahmanirrahim
Orang bilang, kehidupan itu seperti roda yang berputar. Ada kalanya berada di atas, maupun di bawah. Yups, Ada kalanya juga ngegelinding ke mana-mana. So, kita kudu tahan banting. Nggak semua tempat yang dilewati itu nyaman dan tentram, kan? It's definite menemukan medan terjal, berbatu, berlumpur, berpasir, mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera (gak lagi nyani, tapi keinget aja gitu, lagu di film kartun Ninja Hatori). Hohoho, kehidupan kan merupakan perjalanan, dan perjalanan adalah kakaknya pengembaraan, sepupunya pelayaran, keponakannya penerbangan (hahaii, canda Gaess).
Yang dulunya punya sejarah kehidupan manis, mau apa saja bisa didapatkan dengan mudah, belum tentu berlanjut hingga sekarang.
Yang selalu hidup dikaruniai kebahagian dan keberuntungan, ya mau tidak mau usahakan untuk menerima kalau diuji dengan kesedihan atau kesulitan.
Berusaha keras, lalu mendapatkan hasil yang memuaskan. Sangat memungkinkan bagi manusia yang telah bersusah payah mendaki gunung keberhasilan, menikmati kesenangannya, lalu tergelincir, jatuh, dan kembali berada di bawah. Ibarat berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Berakit-rakit ke hili, berenang-renang ke pinggiran. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Bersakit-sakit kembali, bersenang-senang kemudian.
Apapun kondisinya, kuncinya adalah bersyukur. Merasa berterima kasih atas segala yang diberikan Allah, baik itu berupa kemudahan, maupun ujian. Menjalani segalanya dengan sepenuh hati, sebaik yang kita mampu.
Allahu wa hitotsu no riyū de subete ga okoru yō no shimasu. Subete ga gakushū purosesudeari, watashitachi wa arayuru reberu o tsūka shinakereba narimasen.
アッァフは一つの理由ですべてが起こるよのします。すべてが学習プロセスであり、私たちはあらゆるレベルを通過しなければなりません
Allah membiarkan semuanya terjadi dengan satu alasan. Semua itu sebuah proses belajar dan kita harus melewati setiap tingkatannya.
Pantang menyerah, pantang bersedih. Tapi, bagaimana jika kita merasa bersedih atas sesuatu yang belum dapat kita capai, maupun alasan lain yang membuat kesedihan itu ada?
Pada pengajian Tafsir Jalalain, Almaghfurlah Abah Masruri Abdul Mughni mengajarkan doa yang baik sekali dibaca saat kita merasa sedih. Berikut doa yang dibaca oleh Nabiyullah Ya'qub as., dari ayahanndanya Nabiyullah Ishaq as., dari ayahandanya Nabiyullah Ibrahim as. :
يَا لَطِيْفًا فَوْقَ كُلِّ لَطِيْفٍ أُلْطُفْ بِي فِي أُمُوْرِيْ كُلِّهَاكَمَا
أُحِبُّ، وَرَضِّنِي فِي دُنْيَاي وَآخِرَتِي
"Ya Allah, Yang Maha Pengasih yang setinggi-tingginya. Belas kasihanilah aku di dalam persoalanku, sebagaimana yang aku senangi. Ya Allah, ridhailah aku di dunia dan akhiratku."
Dengan itu, semoga Allah menghendaki kita dapat merasa tidak terbebani atas segala persoalan yang sedang dihadapi, serta mendapatkan keridhaan-Nya. Ridha Allah adalah segalanya, Puncak dari segala permohonan.
اِلَهِي أَنْتَ مَقْصُوْدِي وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِي
"Ya Allah Ya Tuhanku, Engkaulah tujuanku, dan ridha-Mu harapanku."
Segala yang kita lakukan tidak lain demi mendapatkan keridhaan Allah. Dengan mendapatkan ridha-Nya, hal lain pun akan mengikuti, kita akan mendapatkannya pula.
0 komentar:
Posting Komentar