Diberdayakan oleh Blogger.
Seal - Gaia Online
RSS
Container Icon

Upgrading Guru Bahasa : Guru Bahasa yang Kece Itu Seperti Apa, Sih?

Ehem, tanggal 31 Oktober kemarin, ada agenda Upgrading Guru Bahasa Madrasah Diniyah Takmiliyah di pesantrenku loh, readers

Semoga dengan menghadiri agenda tersebut, para peserta akan mendapatkan berkah dari Allah swt. (es-we-te) dan menjadi guru bahasa yang kece (maksa banget rima kalimatnya, thor, author). 

Well, entah tergolong karya tulis apa, but for me, ini adalah ringkasan or catatan (author of this blog) dari materi Syekh Murod Al-Adni Al-Yamani yang ditulis dengan free style.

FYI (for your information), author itu bukan sosok yang bergaya formal, jadi maaf-maaf ya guys, kalau model tulisannya beraroma informal, gitu. 

Kurang lebih begini isinya, readers :)
Have    a    nice    reading

~~~

- Untuk mengajarkan bahasa, tentukan metode dan modul sesuai dengan kondisi peserta didik, apakah mereka itu pemilik bahasa (misalnya, orang Arab yang belajar bahasa Arab) atau bukan (orang asing yang belajar bahasa Arab). 

Jelas beda kan, orang Arab yang belajar bahasa Arab, dengan orang Indonesia yang belajar bahasa Arab? Nah, yang seperti itu harus diperhatikan, readers (seperti engkau yang tak luput dari perhatiannya, eakss). 

- Pembelajaran bahasa itu disesuaikan dengan level kemampuan peserta didik (ya iya lah, kalau anak yang sudah lumayan mahir berbahasa Arab, kelasnya digabung sama anak yang baru belajar huruf hijaiyah, kayak bayi yang baru belajar merangkak, jalan bareng remaja yang pandai berlari, kalah dah, tuh bayi).

- Bahasa dipraktikkan dalam percakapan sehari-hari (di lingkungan kelas, maupun lingkungan hidup), guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal, karena goal bahasa adalah berbicara.

- Membuat ujian dari KBM materi bahasa, guna evaluasi pembelajaran.

_________________

Mata ajar bahasa terdiri dari:
1. Suara (pelafalan)
2. Kosa kata
3. Susunan kalimat

Kompetensi berbahasa adalah:
1. Mendengarkan (listening/إستماع)
2. Berbicara (speaking/كلام)
3. Membaca (reading/قرأة)
4. Menulis (writing/كتابة) 

- Dalam mempelajari bahasa, dibutuhkan pula pengetahuan seputar budaya dari tempat bahasa itu berasal. Loh, memangnya untuk apa?

Begini readers, setiap bahasa itu mempunyai istilah (baik itu seputar kuliner, kesenian, dll) yang berbeda. Seperti istilah "Tari Saman", bila diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah Saman Dance. Oke, dance artinya tari. Bagaimana dengan Saman, bahasa Inggrisnya apa? Ya, Saman saja, karena itu adalah nama sebuah tarian yang berasal dari Aceh, Indonesia. 

- Ketika belajar bahasa, harus punya keinginan agar bisa berbahasa. Sedangkan sebagai pengajar bahasa, harus mampu menumbuhkan minat belajar para murid, untuk belajar bahasa yang akan diajarkan. 

- Pembiasaan berbahasa yang digunakan dalam belajar bahasa bisa dilakukan dengan; bicara saja dahulu, tanpa memedulikan salah atau benar ("yang penting ngomong dulu" sebagai praktik berbicara/speaking), serta memperhatikan bagaimana native speaker berbicara (bisa melaui pemutaran video dari youtube, kaset rekaman, dll). 

- Memberikan perhatian kepada peserta didik yang merasa bosan di dalam kelas, misalnya dengan mengajukan pertanyaan, meminta menuliskan jawabannya di papan tulis, games, atau kegiatan apapun yang membuat mereka bergerak (rasa bosan biasanya timbul karena kurang gerak maupun kegiatan/sesuatu yang monoton). 

- Posisi pendidik di dalam kelas adalah sebagai orang tua, harus mengayomi anak-anaknya, memerhatikan, menyayangi, tidak pilih kasih. 

- Pendidik yang sukses adalah yang memfungsikan peserta didiknya dalam KBM, entah meminta untuk membaca percakapan, mengerjakan soal di papan tulis, memberikan pertanyaan, dll, sehingga suasana kelas menjadi hidup. 

- Pendidik yang baik pastinya tidak sekadar duduk di kursinya sambil membacakan materi yang tertera di dalam buku. Selain membuat suasana kelas membosankan, guru yang hanya duduk itu seperti seorang Raja yang duduk manis di singgasananya (ini hanya gambaran, bukan berarti seorang Raja hanya duduk-duduk saja loh, readers). Kalau begitu, bisa-bisa sang peserta didik akan mengatakan, "Wahai Tuan Guru, sebenarnya Anda sedang berlakon di drama kerajaan atau sedang mendidik dan mengajar kami, sih?" (hehe, itu imajinasi author saja, maklum, author kan memang gemar menulis cerpen) 

- Pendidik harus mempersiapkan dan memahami materi sebelum mengajar di kelas (jangan sampai sang pendidik belum memahami materi yang akan diajarkan, maka dari itu dipelajari terlebih dahulu). 

- Biasakan mengecek peralatan tulis peserta didik, papan tulis sudah ditulis tanggalnya, memaparkan poin-poin materi ajarnya apa saja, agar terbiasa rapi dan menjadi kebiasaan untuk kedepannya. 

- Jangan membandingkan kemampuan peserta didik satu dengan yang lainnya, karena itu akan membuatnya tidak merasa nyaman, bahkan ada yang merasa direndahkan, tapi kalau membandingkan kadar semangat peserta didik di kelas (kondisi semangatnya kemarin dan sekarang) itu tidak apa-apa, sebagai introspeksi, "Kok kemarin kamu rajin tapi sekarang lemas begini?", sehingga diharapkan peserta didik itu akan berpikir "Oh iya ya, berarti di pertemuan berikutnya harus lebih semangat".

- Metodologi dan Teknik Mengajar

Metodologi adalah bagaimana cara memilih, menata materi ajar, dan mengajarkannya kepada murid.
Teknik yakni, dengan atribut apa guru  menyampaikan materi ajar pada murid (papan tulis, proyektor, spidol, dll). 

- Cara belajar langsung yaitu, mengajar bahasa dengan menampilkan objek dan memberitahukan apa nama objek tersebut dalam bahasa yang dipelajari (misalnya, menunjukkan botol, lalu memberitahukan bahwa bahasa Inggrisnya adalah "bottle").

- Bagaimana cara menyampaikan 3 materi ajar sebagaimana sudah disebutkan di atas? 

1. Yang pertama dipelajari adalah suara, di mana peserta didik dapat mendengar dengan benar, bagaimana sebuah kata itu diucapkan (tahu dari mana tempat keluarnya suara), bisa dengan mengamati bentuk mulut pendidik/melihat video tentang cara pelafalan dan membedakan huruf satu dengan yang lainnya dari native speaker/نَاطِقٌ). 

2. Memilih kosa kata yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Untuk pemula, pilih kosa kata yang ringan, familiar dan digunakan sehari-hari (dengan cara membahasnya sesuai tema, kosa kata- kosa kata seputar sekolah, dapur, kamar mandi, dll). 

Sedangkan untuk level selanjutnya, bisa menggunakan kosa kata yang (bisa dibilang) lebih tinggi, sesuai kebutuhan pembahasan materi. 

Menyampaikan kata dengan sinonim dan antonimnya, ataupun menunjukkannya dengan gambar/ekspresi, tanpa menggunakan terjemahannya, guna membiasakan berbahasa dengan bahasa yang dipelajari (Arab, Inggris, dll). 

Menjelaskan kosa kata yang cocok digunakan untuk menyusun sebuah kalimat (karena setiap bahasa memiliki susunan kalimat/ tata bahasa yang berbeda). 

3. Sebaiknya, dalam memaparkan kosa kata,  dibarengi dengan contoh kalimatnya (misalnya, sister: saudara perempuan >> Nuriel is my sister: Nuriel adalah saudara perempuanku), agar peserta didik dapat memahami kosa kata tersebut beserta kalimatnya. 

Nah, untuk sebuah ungkapan seperti "don't mention it" (jawaban dari thank you, yakni "sama-sama") itu jangan diartikan secara harfiah. Mengapa demikian? Karena bila diartikan satu-persatu jadinya: don't (jangan), mention (sebutkan) it (itu). Oleh karena itu, artikan saja "sama-sama". Contoh lainnya "سُبْحَانَ الله", yakni sebuah ungkapan yang diucapkan saat melihat sesuatu yang mengagumkan atau takjub. 

Belajar bahasa itu dengan kaidah atau tata bahasa secukupnya saja, tapi kalau mempelajari tentang bahasa adalah mempelajari seputar kaidah-kaidah atau tata bahasa lebih dalam lagi. 

Gunakanlah susunan kalimat yang pendek (agar mudah dimengerti peserta didik). 

Suasana agenda aaa...

_____
Kurang lebihnya seperti itu readers. Meskipun ada berberapa contoh yang author karang sendiri, (author lupa, kata-kata maupun istilah Arab yang dicontohkan pemateri itu bahasa Arabnya apa, jadi author menggantinya dengan kata-kata atau istilah berbahasa Inggris) tapi insyaallah maksudnya tetap sama. Wallahu'alam. 

Begitulah, author hanya manusia biasa yang terkadang bahkan sering lupa dan tak luput dari dosa. Mohon maaf atas segala kekurangan, terima kasih banyak sudah berkunjung... 

Have a blessed friday... 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Di Manakah Letak Ilmumu? (Edisi Cinta Damai)

Ilmu yang letaknya dalam hati, mewariskan tawadu' wara'. 

Dengan ketawadukan, sesorang tidak akan mudah terprovokasi, hatinya tenang, pikirannya matang. 

Bahasa sikap, lebih fasih, lebih nyaring, daripada sekadar ucapan. 

Bahasa kasih sayang, bahasa kesantunan, ialah bahasa yang dapat diterima di tengah-tengah masyarakat. 

Sesorang yang melazimkan ilmu, selalu mengistimewakan adab. Ilmu yang dimiliki itu bagaikan garam (sedikit, sebagai penyedap) sedangkan adab adalah tepungnya. Tepung memiliki takaran lebih banyak daripada garam dalam sebuah adonan kue, yakni adonan untuk membentuk pribadi (yang baik). 

Ilmu adalah rasa takut kepada Allah swt. Ilmu itu dengan pengamalan, praktik, sikap, bukan dengan orasi, teori, kepiawaian dalam berjidal (berdebat).  

Kebanggaan adalah mereka yang memiliki ilmu, mereka yang membawa kasih sayang, membawa kedamaian, rahmat, bukan kebencian dan kerusuhan. 

Sebagai santri, kita itu sebagai penyambung lidahnya Rasulullah, bukan penyambung lidahnya syetan. Kalau gemar memprovokasi, berarti penyambung lidahnya syetan. 

Ciri iman yang baru di mulut, belum masuk ke hati yakni, mencari-cari kesalahan orang lain, sibuk dengan kekurangan orang lain. 

Mengetahui kekurangan dan kesalahan orang lain itu bukan ilmu, tapi haram.

Ilmu didapat bukan dari prasangka, tapi dari ulama yang bersumber dari rasul (wallahu'alam).





Source:
Tausiah Habib Jindan (Malam Puncak SantriVersary @LapanganBantengJKT)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

It's Harder

It's harder when thee can't see through the thoughts.
Not that I wanna get in, but I want to see how thine mind works.
It's harder when they dunna what they've done.

Maybe I am too happy, to be impatient seeing the results.
That's hard enough for me who hasn't been able to solve the secret.

Alright, for the good, definitely need hard work,
for the better definitely need sacrifice,
for the best, definitely need sincerity and patience. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS