Diberdayakan oleh Blogger.
Seal - Gaia Online
RSS
Container Icon

Fakta apa Opini?

 

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


Hello, apa kareba? Semoga kita senantiasa diberikan keridhaan dan keberkahan Allah. Amin. 

Now, I wanna tell my bestie's curcolan. Well, gak jauh-jauh dari slice of life ini, mah. Intronya tentang kehidupan sesama manusia, antara ingkar dan percaya, gitu. 

Oke lah, namanya hidup, mesti ada kesenangan, kelucuan, maupun ujian. My bestie ini sedang menjalani kenaikan level kedewasaan apa, tah? Wkwkwk. 

Dia cerita, kalau hari ini dapat kabar dari seseorang, dan kabar itu bikin dia merasa seperti sudah dizalimi. Kabar apaan emang? Rahasia, sih. By bestie nggak menelan mentah-mentah apa yang dikatakan, dia masih meraba-raba, meskipun kalau dirangkai susunan kejadiannya sekilas mirip kayak alasan yang selama ini dia cari. Dia orangnya sebenarnya mudah panik, entah kepanikannya itu dapat ia sembunyikan, atau kadang kelihatan jelas banget kalau dia  sedang gugup, takut ataupun bingung. Tappii eh tapiii, tidak lama kemudian dia berpikir ulang, beristighfar sembari menenangkan dirinya, karena kalau bukan dari diri sendiri yang menenangkan atau memotivasi, dari siapa lagi? Nungguin support dari orang lain, iya kalau langsung dapet, kalau nggak, kelamaan nunggunya. 😂

Terkadang, apa yang dikatakan seseorang atau beberapa orang, kita kan belum tahu, apakah itu fakta, kenyataannya seperti itu, atau itu adalah opininya, atau bahkan prasangkanya saja. Jadi, semua tergantung kita menyikapinya, apakah percaya begitu saja, percaya dan mencari referensi lain, ingkar dengan tenang, ingkar sambil menggerutu, dan lain sebagainya. 

Nah, kalau kata-kata, berita yang diterima itu menurut kita adalah kabar yang tidak baik, mesti lah merasa kecewa. Bestieku itu ya begitu, bahkan dia merasa seakan terzalimi setelah mendengar informasi itu. Eh, dia bilang, dia juga gak tahu sebenarnya itu apakah info, konfirmasi, atau berita basi, ahhahaha. Kalau emosian, bisa saja dia langsung judge yang enggak-enggak, bahkan berdoa yang tidak baik. 

Semua yang terjadi memang kehendak Allah, seorang hamba ya sekadar berusaha, bertawakal. My bestie juga sedang berusaha. Berusaha untuk tidak bertindak gegabah. Guys, kalian sering denger pepatah ini kan, “Apa yang kau tanam, itu lah yang akan kau tuai”? Nah, di situ my bestie berusaha untuk tetap waras, nggak mau terlampau berpikiran dan berdoa jelek untuk orang lain, karena dia juga belum tahu pasti akan hal itu. Siapa juga yang mau dapat doa buruk dari orang lain, pikirnya. 

Begitulah pemirsa, aku juga perlu belajar nih dari si bestie, karena banyak juga penyesalan-penyesalan atas kejadian masa lalu yang salah kita maknai. 

Ada sedikit nukilan dari tulisan website organisasi Islam yang aku baca (FYI, my sister kerja di situ euy, tapi bukan tulisan dia, itu mah).“Cita-cita yang mulia akan menjadi kenyataan bila kita modal dasar berbaik sangka kepada Allah. Hal ini sejalan dengan pesan suci Allah melalui Hadis QudsiNya, Ana 'inda dhonni 'abdi bi. Rawahut Tirmidzi. Aku (Allah) senantiasa bersama dengan prasangka hambaKu kepadaKu,”  

Berhati-hati agar tidak hanyut adalah suatu keharusan, apabila kita berada dalam kondisi terdesak, tapi hamba yang mempunyai Tuhan yang Agung, wajib percaya bahwa Ia pasti akan menolong hambanya yang meminta. 

Hidup ya, cuma sekali, lakukan dan berbuat saja kebaikan yang kita bisa. Berbuat baik bukan karena mengharap kebaikan balik dari orang yang kita bantu atau kita berbuat baik kepadanya, tapi kebaikan itu ya, karena Allah senang kalau kita berbuat baik. Susah, tah? Ya gimana lagi, namanya juga hamba, usaha saja dulu. Sedih gak, kalau orang yang kita baikin malah berbuat sebaliknya? Gimana ya, aku mau jawab apa, nih? Wkwkwkwk. 

“Sa, tapi gue jadi mikir lagi nih. Nggak tahu ya, ini wangsit apa pangsit,” ett deh, bocah Depok yang satu ini bisa-bisanya keinget makanan pas lagi galau. 

“Mikir apa laper, bestiee?” tanyaku menggodanya. 

“Eh iya sih, gue rada laper, emang,” Zelvia mengeluarkan handphone dan langsung memesan makanan via online. Ya Allah, dia pesan pangsit dan dimsum, guys. 🤣



Yassalam. Ada-ada saja tingkah gadis jangkung itu. Finally dia bilang gini, “Sa, emang sih, sekarang, gue yang notabene adalah seorang manusia biasa merasa kecewa, bahkan rasanya kayak dizalimi, tapi kayaknya emang itu pelajaran yang Allah kasih ke gue deh, Sa.” Beneran laper nih, si bestie, dia lahap banget makan dimsumnya. Untung aku nggak doyan, jadi nggak ngerecokin dia makan, “Yaa, gue juga nggak tahu nih, kalau sebenarnya tanpa disadari tingkah or tindakan gue di masa lalu itu sudah menyakiti orang lain dan dia pun merasa kalau gue zalim ke dia.”

Bener juga si bestie. Jadi auto meratapi dosa-dosa  deh, aku. Ya Allah, semoga Engkau senantiasa memberikan petunjuk dan perlindungan-Mu kepada kami. Amin. 


Wallahu a'lam 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS