Diberdayakan oleh Blogger.
Seal - Gaia Online
RSS
Container Icon

Keberuntungan Bebatuan

Semuanya nampak baik-baik saja, walaupun sebenarnya ada sedikit lubang yang mengganggu. Benarkah? Tidak. Jelas nampak tak baik sama sekali. Apa kau bodoh? Tidak juga. Aku tak ingin dikatakan dan benar-benar menjadi seperti itu.
Dalam ketakutan, terkadang mencoba tak merasakan apapun. Berhenti bernapas. Bergeming, menutupi segalanya. Tak jarang pula berubah. Seperti apa? Entahlah, mungkin menjadi mahkluk jahat. Seberapa jahat? Tak terkira. Apa kau belum bisa berhitung dengan baik dan benar? Mungkin.
Maaf. Benar-benar tak pantas, tapi seperti sudah menjadi kebiasaan dan terjadi begitu saja. Hey! Apa kau tak dapat mengendalikannya? Sudah kucoba, tapi...
Siapa bilang tak ingin menjadi lebih dan terus berbuat baik? Siapa?
Ingin. Kau tahu? Kata yang begitu singkat, bukan? Tapi perjalanan yang ditempuh cukup panjang, bahkan bisa menjadi sangat.
Kalau begitu, hentikan menghentikan napas itu. Hiruplah. Rasakan perlahan udara yang ada. Ia tak dapat kau lihat, apalagi disentuh.
Begitu istimewa. Kasat mata. Coba buka hatimu lebih lebar. Perasaan itu kan tampak perlahan, maka kau akan merasakannya. Merasakan sesuatu. Ya, sesuatu.
Jaga dirimu baik-baik. Jangan terlalu merasa bersalah, tidak baik untuk jantungmu. Belajarlah dari gunung yang tak menyakiti bebatuan meski tak memiliki kebijaksanaan.
Kau tahu, betapa beruntungnya mereka yang dapat melihat kekurangannya sendiri? Maka, pelajari keberuntungan itu lebih baik lagi. Pelajaran bukan sekadar rumus, teori dan beberapa permainan rasionalisme belaka. Ia berawal dari hal-hal yang kecil. Sangat, kecil. Ia lebih dekat daripada telapak tangan yang berada di dadamu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar