Days by Days: Dua Misteri Masa Depan
(Book 1)
Layar komputerku masih menyala. Ah, sedikit lagi.
"Saya sangat senang karena kamu nggak kabur, panik, atau punya permintaan yang aneh-aneh, tapi...," diam, aku memerhatikan sosok berjubah hitam di hadapanku, "Kamu sadar kan, setiap kali saya ingatkan kalau waktumu terus berkurang?"
"Saya ingat kok, tinggal 49 hari lagi Tuan Malaikat."
"Karena itu saya harap kamu berpikir untuk terus berbuat baik, tanpa memusingkan perkara yang kurang perlu."
"Baik. Saya mengerti." Kok duduknya jadi formal begini, biasanya juga santai. Ah..., ini canggung atau sikap siap siaga, ya?
"Kamu ingat, kapan terakhir kali benar-benar berniat untuk berbuat kebaikan?"
Aku malu, "Ah, itu nggak..."
"Itu maksud saya."
"Siap. Saya mengerti, Tuan Malaikat."
Aku tidak tahu mengapa memanggilnya dengan sebutan itu, sepertinya karena suara Tuan Malaikat terdengar agak berat. Sudah menjadi kebiasaan dan ia tidak mempermasalahkannya.
"Maaf ya Sa, saya nggak mau waktumu sia-sia begitu saja."
"Nggak apa-apa. Saya yang membuat kamu kesulitan ya, Tuan Malaikat?"
"Eh, saya sih nggak, tapi..." dia menunjukkan sesuatu di telapak tangannya, "Si Shahih jadi buncit karena tidak ada kerjaan. Kamu nggak berbuat baik, dia jadi gabut."
Kaget, "Hah, memang dia bisa buncit juga?
Makhluk kecil berjubah merah memandangi teman di sampingnya yang mengeluarkan sesuatu dari balik jubah putihnya.
"Nggak ding, itu kertas dari buku catatannya yang dia sumpal ke perutnya," bisa-bisanya bercanda seperti itu. Kok, kesal yah? "Jangan salahkan saya, habis kamu nggak memberinya sesuatu untuk dicatat, sih."
Makhluk itu disebut Shahih yang artinya benar karena tugasnya mencatat kebaikan, perbuatan baik yang aku lakukan. Sedangkan yang berjubah merah di sampingnya bernama Khata yang berarti salah, ia memiliki tugas kebalikan dari apa yang Shahih lakukan. Mereka sama-sama mengenakan jubah, hanya saja berbeda warna dan ukuran. Shahih dan Khata berukuran kecil, sedangkan Tuan Malaikat berukuran tinggi dan besar. Aku tak dapat melihat bagaimana wajah di balik jubah tersebut, yang dapat kusaksikan hanya jubah dengan tudung kepala, itu saja.
Inspirated by: 90 Days
0 komentar:
Posting Komentar