Rasa sesak ini nyata,
tapi bukan asma.
Rasa sakit ini pun nyata,
tapi tak berdarah.
Aku masih menyimpan plestermu,
tapi entah akan kutempelkan di mana.
tapi bukan asma.
Rasa sakit ini pun nyata,
tapi tak berdarah.
Aku masih menyimpan plestermu,
tapi entah akan kutempelkan di mana.
Apa aku merindukan masa-masa itu?
Ketika bersama mereka?
Berada di tempat yang berjauhan,
tapi masih di bawah naungan langit yang sama.
Ketika bersama mereka?
Berada di tempat yang berjauhan,
tapi masih di bawah naungan langit yang sama.
Mengingatkanmu akan hari itu memang sebuah kekhilafan,
tapi aku menyukainya.
Membaca apa yang kutulis kala itu,
apakah kau menyukainya?
Sudikah dia mengenangnya?
Tapi jelas itu adalah kekhilafan.
tapi aku menyukainya.
Membaca apa yang kutulis kala itu,
apakah kau menyukainya?
Sudikah dia mengenangnya?
Tapi jelas itu adalah kekhilafan.
Apa aku menyukai dan merindukan kekhilafan itu?
Buat apa?
Apa itu berguna?
Buat apa?
Apa itu berguna?
Ketika Mentari menampakkan sinarnya,
kau pun menampakkan sinarmu kepadaku.
Apa boleh, aku menyukai itu?
Ketika Rembulan memanjakanku dengan keindahan malamnya,
pantaskah aku bahagia karenanya?
Ketika gemintang berkelip cantik,
layakkah aku memandangnya seraya tersenyum?
Apa boleh, aku menyukai itu?
Ketika Rembulan memanjakanku dengan keindahan malamnya,
pantaskah aku bahagia karenanya?
Ketika gemintang berkelip cantik,
layakkah aku memandangnya seraya tersenyum?
0 komentar:
Posting Komentar