KATA PENGANTAR
Hanya pertolongan-Mu, ya Allah, yang kami damba. Segala puji bagi Allah
swt., yang telah menganugerahkan nikmat kehidupan di dunia menuju kehidupan di
akhirat kelak. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammaad saw., beserta sahabat dan keluarganya, serta
pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Kami penyusun makalah, alhamdulillah telah berhasil menyelesaikan
makalah “Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan” tentang “Konsep Pendidikan” yang
kami ajukan sebagai tugas untuk melaksanakan kewajiban sebagai mahasiswa.
Semoga dengan tersusunnya
makalah ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami uraian seputar
“Konsep Pendidikan”.
Kami menyadari bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu adanya masukan, pendapat, maupun kritik dan saran
yang membangun sangat diperlukan. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat
bagi yang membutuhkan dan mendapat ridha Allah swt.. Amin.
Jakarta, 03 Maret 2015
Penyusun.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan Makalah............................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pendidikan............................................................................ 5
B. Ruang Lingkup Pendidikan.......................................................... 5
C. Fungsi Pendidikan.............................................................................. 8
D. Faktor-Faktor Pendidikan............................................................ 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia akan lebih berkembang dengan adanya pendidikan. Karena bukan
sekadar kewajiban, melainkan pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang seharusnya
terpenuhi. Tujuan pendidikan pun beragam, tergantung perspektif pribadi tiap
individu memandang pendidikan itu sendiri. Ada yang memandang pendidikan yang
baik dapat memperbaiki status kerja, sehingga mendapatakan pekerjaan yang
nyaman, ada pula yang memandang pendidikan adalah sebuah upaya dasar di mana
seseorang yang telah menikmati sebagian kecil darinya akan terus mendaki ke
jenjang berikutnya guna meraih sikap baik sesuai nilai yang berlaku,
pengembangan potensi-potensi diri, serta kedewasaan melalui usaha dan
pelatihan.
Terlepas dari pandangan
itu semua, sebenarnya pendidikan merupakan suatu hal yang luhur. Pendidikan tak
sebatas dalam lembaga formal saja tetapi pendidikan di lingkungan informal.
Karena hakikat belajar adalah bagaimana pelaku pembelajar tersebut berkembang
untuk terus menjadi lebih baik. Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan
mencoba untuk menguraikan mengenai dasar-dasar manajemen pendidikan khususnya
konsep pendidikan.
B.
Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan
latar belakang masalah, maka yang menjadi
perumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah definisi pendidikan ?
2.
Apa sajakah ruang lingkup pendidikan?
3.
Apakah fungsi pendidikan?
4.
Ada sajakah faktor-faktor pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
1.
Memahami definisi pendidikan.
2.
Mengetahui ruang lingkup pendidikan.
3.
Mengetahui fungsi pendidikan.
4.
Mengetahui faktor-faktor pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP PENDIDIKAN
Bukan sekadar
mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan
dapat mengubah serta mengembangkan pengetahuan, itulah pendidikan. Dan kehidupan suatu bangsa sangat
erat kaitannya dengan tingkat pendidikan, oleh karena itu pentinglah kiranya
konsep atau rancangan pendidikan diperhatikan substansinya.
A.
DEFINISI PENDIDIKAN
Pendidikan dalam arti mikro (sempit) merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik
baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Sedangkan pendidikan dalam arti
makro (luas) adalah proses interaksi antara manusia sebagai individu atau
pribadi dan lingkungan dalam alam semesta, lingkungan sosial, masyarakat,
sosial ekonomi, sosial-politik dan sosial-budaya.
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai:
a.
Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan.
b. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam
pertumbuhannya.
c. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu
yang dihendaki oleh masyarakat.
d.
Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak menuju dewasa.
B.
RUANG LINGKUP PENDIDIKAN
1.
Pendidikan Informal
Pendidikan Informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di rumah
dalam linkungan keluarga tanpa organisasi, tanpa orang tertentu yang diangkat
sebagai pendidik, tanpa program yang harus deselesaikan dalam jangka waktu
tertentu dan tanpa evaluasi formal berbentuk ujian.
Namun Pendidikan Informal menentukan kepribadian anak, apakah anak akan
menjadi anak yang bertanggung jawab, berbudi luhur, patuh akan peraturan,
berpegang teguh pada janjinya atau sebaliknya.
2.
Pendidikan Formal
Pendidikan Formal adalah pendidikan yang memiliki bentuk atau organisasi
tertentu, seperti di sekolah atau universitas. Ini terlihat adanya
penjenjangan, adanya program pembelajaran, jangka waktu proses belajar serta
bagaimana proses penerimaan murid dan lain-lain.
3.
Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal meliputi berbagai usaha khusus yang diselenggarakan
secara teroganisasi untuk generasi muda, terutama orang dewasa yang tidak dapat
sepenuhnya atau sama sekali tidak berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah.
Pendidikan Non Formal meliputi kegiatan pengetahuan praktis dan
keterampilan dasar yang diperlukan masyarakat.
Tabel Perbandingan antara Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal dan
Pendidikan Informal
Ditinjau dari sudut:
|
Pendidikan Formal
|
Pendidikan Non Formal
|
Pendidikan Informal
|
Tempat berlangsung
|
Gedung sekolah
|
Di luar dan dalam
gedung sekolah
|
Di mana saja orang
berada
|
Syarat untuk mengikuti
|
Usaha dan tingkat
pendidikan tertentu
|
Kadang-kadang, tak
memegang peran penting
|
Tidak ada
|
Jenjang pendidikan
|
Ada jenjeng yang ketat
|
Biasanya tidak ada
|
Tidak ada
|
Program
|
Ditentukan secara
teliti untuk tiap jenjang secara tertulis
|
Ada program tertentu
|
Tidak ada
|
Bahan pelajaran
|
Akademis dan bersifat
umum
|
Praktis dan khusus
|
Tidak ada yang
ditentukan
|
Lama pendidikan
|
Waktu panjang
|
Relatif singkat
|
Sepanjang hidup
|
Penilaian
|
Ada ujian formal,
dengan pemberian ijazah
|
Ada, biasanya diberi ijazah
/ keterangan
|
Tidak ada ujian /
penilaian
|
Penyelenggara
|
Pemerintah / swasta
|
Pemerintah / swasta
|
Tidak ada badan
tertentu
|
Metode mengajar
|
Menurut metodologi
tertentu
|
Dapat mengikuti metode
tertentu walau tak selalu
|
Tidak ada
|
Tenaga pengajar
|
Harus mempunyai
wewenang berdasar ijazah dan diangkat untuk tugas itu
|
Tidak selalu mempunyai
ijazah sebagai pengajar
|
Tidak ada
|
Administrasi
|
Sistematis dan uniform
untuk tingkat sekolah
|
Ada walau tidak begitu
uniform
|
Tidak ada
|
Sejarahnya
|
Paling akhir
|
Lebih tua daripada
pendidikan formal
|
Sejak manusia ada di
dunia ini
|
C.
FUNGSI PENDIDIKAN
Dalam arti sempit fungsi pendidikan ialah membantu (secara sadar)
perkembangan jasmani dan rohani. Secara makro (luas) fungsi pendidikan adalah:
a)
Pengembangan pribadi
b)
Pengembangan warga negara
c)
Pengembangan kebudayaan
d)
Pengembangan bangsa
D.
FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN
1)
Faktor Tujuan
Menurut Noeng Muhadjir[1]
menyatakan bahwa tujuan pendidikan terdiri dari 3 buah yakni;
(a) Tujuan yang bersifat sebagai sebagai alat seperti pandai bicara,
membaca, berhitung dan sebagiannya yang merupakan alat bagi tujuan lain yang
lebih tinggi;
(b) Tujuan yang bersifat intrinsik merupakan potensi yang berada di dalam
diri peserta didik;
(c) Tujuan nilai hidup meliputi budi pekerti, cinta tanah air dan
sebagainya.
Menurut Largeveld[2]
tujuan dibedakan menjadi:
i.
Tujuan umum yaitu tujuan yang di dalam pemdidikan yang berakar dari tujuan
hidup, berhubungan dengan pandangan hidup manusia di dunia.
ii.
Tujuan tidak sempurna yaitu tujuan yang menyangkut segi-segi tertentu demi
kepribadian manusia yaitu mengenai nilai-nilai hidup seperti kesusilaan,
keagamaan, kemasyarakatan dan sebagainya.
iii.
Tujuan sementara yaitu tujuan yang merupakan pemberhentian sementara untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi.
iv.
Tujuan perantara yaitu tujuan yang ditentukan dalam rangka mencapai tujuan
sementara.
v.
Tujuan Insidental yaitu tujuan yang hanya merupakan peristiwa-peristiwa
yang terlepas saat demi saat dalam proses menuju pada tujuan umum.
Sedangkan tujuan pendidikan di Indonesia meliputi: tujuan pendidikan
nasional, tujuan instusional, tujuan kurikuler, tujuan pembelajaran umum (TPU)
dan tujuan pembelajaran khusus (TPK).
2)
Faktor Pendidik
Faktor pendidik dibedakan atas dua katagori yakni:
I.
Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua
Orang tua menjadi pendidik bukan karena kemauan, melainkan karena memenuhi
panggilan yang etis kodrati.
II.
Pendidik menurut jabatannya, yaitu guru
Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab mendidik dari
tiga pihak yakni orang tua, masyarakat dan negara.
3)
Faktor Peserta Didik
Pesrta didik dipandang sebagai organisme yang menerima informasi dan
pengetahuan dari berbagai sumber. Peserta didik dalam usia dan tinggkat kelas
yang sama bisa memenuhi profil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Ini
tergantung pada konteks yang mendorong perkembangan, antara lain:
(1)
Lingkungan tempat pesetra didik belajar secara aksidental dan insidental.
(2)
Lingkungan belajar secara insidental.
(3)
Sekolah sebagai tempat yang terprogram.
(4)
Lingkungan pendidikan yang optimal.
4)
Faktor Isi atau Materi Pendidikan
Yang termasuk isi atau materi pendidikan adalah segala sesuatu yang oleh
pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dan diharapkan untuk dikuasai
peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Syarat utama dalam pemilihan bahan atau materi pendidikan ialah:
(i)
Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan.
(ii)
Materi harus sesuai dengan peserta didik.
5)
Faktor Metode
Agar proses pendidikan berlangsung secara edukatif dan efisien dalam upaya
pencapaian tujuan pendidikan selain materi atau bahan pendidikan yang tepat,
pemilihan metode yang tepat pun perlu diperhatikan.
Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Menentukan metode yang tepat harus ada kriterium, patokan yang jelas.
Patokan tersebut yakni faktor tujuan, peserta didik dan faktor situasi.
6)
Faktor Situasi Lingkungan
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situsi
lingkungan dapat menunjang serta menghambat proses belajar. Yang jelas, bahwa
antara situasi lingkungan dengan faktor tujuan, peserta didik, pendidik, bahan
dan metode pendidikan harus ada hubungan yang saling mempengaruhi dalam proses
pendidikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah teruai di atas dapat ditarik beberapa
kesimpulan bahwasanya pendidikan dalam arti mikro (sempit) merupakan
proses interaksi antara pendidik dan
peserta didik baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Sedangkan pendidikan
dalam arti makro (luas) adalah proses interaksi antara manusia sebagai individu
atau pribadi dan lingkungan dalam alam semesta, lingkungan sosial, masyarakat,
sosial ekonomi, sosial-politik dan sosial-budaya.
Berdasarkan ruang lingkupnya, pendidikan terbagi menjadi tiga yakni:
Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal dan Pendidikan Infofmal.
Dalam arti sempit fungsi pendidikan ialah membantu (secara sadar)
perkembangan jasmani dan rohani. Secara makro (luas) fungsi pendidikan adalah:
Pengembangan pribadi, Pengembangan warga negara, Pengembangan warga negara
serta Pengembangan bangsa
Sedangkan faktor-faktor pendidikan sendiri antara lain: faktor tujuan,
faktor pendidik, faktor peserta didik, faktor isi atau meteri pendidikan,
faktor metode dan faktor situasi lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hadikusumo, Kunaryo, dkk. Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP
Semarang Press, 1996.
Imron, Ali, dkk. Manajemen Pendidikan. Malang: Penerbit Universitas
Negeri Malang, 2003.
Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: CeQDA
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008.
Ghalib, Azhari. “Chapter
Report Filsafat Ilmu Realisme Metaphisik.” Artikel diakses pada 2 Maret 2015
dari https://azharighalib.wordpress.com/2008/06/07/chapter-report-filsafat-ilmu-realisme-metaphisik/
Jakarta Pedia Net. “Prof. Dr. Martinus Jan Langeved (1905-1989).” Artikel
diakses pada 2 Maret 2015 dari http://jakartapedia.net/index.php?title=Prof._Dr._Martinus_Jan_Langeveld_(1905-1989)
[1] Prof. DR. H. Noeng Muhadjir, lahir di
Bukittinggi, 13 November 1930. Guru Besar Pasca sarjana dalam Filsafat Ilmu,
Penelitian, dan Kebijakan di Program Pasca sarjana berbagai Perguruan Tinggi,
sejak 1984 sampai sekarang. Di sisi lain, sampai awal 2001 telah menjadi
promotor sekitar 40 disertasi doktor, dan 4 dalam proses.
[2] Prof. Dr. Martinus Jan Langeveld,
seorang teoritis yang
lebih dikenal sebagai M.J. Langeveld, lahir di Haarlem, 30 oktober 1905. Ia
mempelajari sejarah dan bahasa Inggris di Universitas Utrecht, tapi gelar PhD
justru ia peroleh dari Linguistics tahun 1934. Berkat dorongan dari gurunya
Philip Kohnstamm, Langeveld berhasil memperoleh gelar Profesor di bidang
Pedagogi dari Universitas Utrecht (1939-1971). Bersama Buytendijk, Rumke en
Pompe, Langeveld mendirikan program studi IVLOS sekarang bernama ilmu sosial.
0 komentar:
Posting Komentar