Kamu luar biasa!Pantang menyerah. Kuat menerjang cobaan. Walau mungkin orang lain tidak tahu bahwa diam-diam air matamu jatuh terurai, hampir menyerah dan terus berkata bahwa kamu sangat lelah. Tapi kamu lebih memilih untuk bangkit. Terus bersabar, berdoa dan tetap gigih. Terus meyakinkan diri bahwa kamu mampu. Terus menjaga kobaran api semangat dan harapan sampai titik di mana kamu sadar bahwa kebahagiaan adalah suatu hasil dan jawaban dari segala jerih payahmu selama ini.Selamat, kamu hebat!
Lelah
My Lovely Day
Bismillahirrahmanirrahim
Seneng banget. Aku senyam-senyum gitu deh, gara-gara mimpi indah pergi ke tempat bersejarah didampingi guide. Wadidau, guided my heart. Haha, guided my way, deng. Sambil nyanyi dong, hey hey siapa dia.... Hmm, siapa ya? Dia itu teman lamaku, tapi wajah dan perawakannya kayak gabungan dari dua orang. Temanku dicampur teman dari temannya temanku. Yah, namanya juga mimpi, ketemu seseorang yang wajah atau perawakannya ibarat Choi Siwon dicampur Tukul Arwana, mungkin saja, dong.
Eh, sebelum mimpi aku tuh sampai keselek gegara ngekek. Jadi, semalam kan aku pergi ke tempat foto kopinya Babeh Kipli, di sana ada Entong yang baru kelihatan batang hidungnya. Bertanyalah sang ayah kepada anaknya, "Dari mane lu, Tong?"
"Dari Pesing, Beh."
Bang Ruma nyeletuk, "Ngompol?"
Sontak keselek aku, tertawa terkekeh-kekeh bin ngekek gitu. Receh banget ya Allah..., selera humorku sebatas itu.
Indah pada Waktunya
Today's Quote
Ayam Berkokok Menjawab Suara Azan
Gak Ada Oreg, Gak Asik
Bismillahirrahmanirrahim
Hidup ini hampa tanpa adanya tempe. It's not "lebay mode on" ya, karena tempe sudah mendarah daging. Eciyee.
Oh ya, jadi inget. Dulu banget pernah tuh, reuni online di komentar catatan faceb**k, eh ada temen yang berandai beta berada di surga sejarah itu (eyaks, mentang-mentang dia anak tarikh, gitu?), mau diajak ke seminar Bunda Pipiet (Pipiet Senja) katanya. Aduh, senangnya. Tapi maaf, lokasi Anda sangat jauh dijangkau diriku ini, wkwkwk. Enak ya, mampir ke negeri orang, join seminar penulis senior lagi. Heuhh, tapi tuh gak kebayang "Apakah sayyaa bisa menemukan tempe di sanaa?" Wadidau, harga tempe lebih mahal dari daging, pemirsa.
Yups, udahan ah nostalgianya. Sekarang mau masak tempe dulu. Bikin oreg. Oreg mingguan.
Eetdeh. Malah cerita lagi. Yuk, yuk ah, masak sekarang.
Bahan-bahan yang diperlukan
1. Tempe
2. Garam
3. Bawang merah (lupa deh, ada kali 9 siung-kecil bawangnya)
4. Bawang putih (3 siung)
5. Bumbu penyedap
6. Daun sereh
7. Daun jeruk
8. Daun salam
9. Kecap manis
10. Kunyit bubuk
11. Lada bubuk
12. Kencur bubuk
13. Ketumbar bubuk
14. 1 sendok teh minuman jahe (alternatifnya gula, ++ jahe lumayan)
15. Minyak goreng
Hmm, apa lagi ya? Kayaknya udah. Hahai, mau bikin oreg apa jamu, rempah-rempahnya banyak amat. Maap-maap nih pemirsa, kata nyokap, rempah-rempah itu ada manfaatnya semua. Iya Bunda, aku percaya. Untung beta doyan rempah-rempah, ampe teman sekamar njulukin "Mbak Rempah-Rempah". Tapi sesuai selera kok, bumbu dasar oreg ya bawang, kecap dan penyedap. Pakai cabai kalau suka pedas. Tapiii, beta yang manis nan imut ini tak syuka pedas, loh. Awokawokawokk.
Pertama-tama, baca basmalah sebelum masak (bahan-bahan yang mau dimasak dicuci bersih dulu ya, kecuali tempe gorengnya). Nah, bawangnya bisa ditumbuk/dicincang. Panaskan minyak goreng di wajan, next masukkan rajangan bawang, daun salam, daun jeruk dan sereh yang sudah digeprek. Setelah tercium bau harum, taburkan kunyit bubuk dan ketumbar bubuk secukupnya, aduk rata, kemudian tambahkan potongan-potongan tempe goreng. Oseng-oseng tempe oregnya sesuai kematangan yang diinginkan, jangan lupa tambahkan garam, kecap, bumbu penyedap, satu sendok teh serbuk minuman jahe (sebenarnya itu ngalap gulanya, tapi ++ jahe gitu biar anget). Beta cantumkan bubuk lada dan bubuk kencur di daftar ingredients karena iseng. Sedikit doang kok, sedikiiit banget naburinnya (biar masakannya kaya akan rempah-rempah, soalnya beta suka lada dan kencur, sih). Kalau gak suka jangan dicampurin, dong yaa.
Beta suka yang garing gitu guys tekstur tempenya, biar tahan lama. Kalau nggak suka ya jangan lama-lama dimasak.
Well, setelah matang bisa diangin-anginkan sejenak, kemudian simpan di toples or wadah lain, buddy.
Tadda! Itu penampakan si orek yang baru matang. Daun serehnya menjuntai gitu, ih. Serehnya muda jadi gitu penampilannya. Beda model kalau dia udah jompo.
Bang, bang, bang! Itu pajangan guys. Niatnya tuh ya buat masak oreg, tapi karena belinya kebanyakan si sereh keburu jompo duluan. Usianya sekitar 3 bulan.
Eh, eh, kalau itu penampakan sereh pas baru dibeli tanggal 26 September 2020 dan kondisinya satu bulan kemudian. Ampe tumbuh daun gitu. Ahahahai.
Bim salabim abrakadabra! Tiba-tiba si sereh berubah jadi bunga, deh. Awokawokawokk. Tapi bohong.
(๑^っ^๑)
Oh ya, beta mau tunjukkan bumbu-bumbu dapur dan bumbu penyedap di balik keberhasilan pembuatan oreg ini.
Okedeh. Cukup sekian cerita si oreg. Yups, gak ada oreg, mana asik? Secara, itu lauk sehari-hari. Terima kasih sudah mampir, guys. Ila liqa ma'a salamah ٩(^ᴗ^)۶
Detik-Detik Menjelang Kepergian Abah Yai Noer Muhammad Iskandar
Bismillahirrahmanirrahim