Bismillahirrahmanirrahim
Setiap orang pasti punya keinginan, tapi kebutuhan lah yang paling penting. Yups, terpenuhinya sebuah keinginan itu ya, saat ia berubah status menjadi kebutuhan. Menurutku begitu, tapi semuanya atas kehendak-Nya. Ehem! Butuh waktu. Asyiique. \(^▽^@)ノ
Simpel sih, aku sebenernya becita-cita punya gelas kaca atau keramik, biar anti panas gitu buat minum wedang jahe (instan). Bisa banget sebenarnya kalau aku minum di termos kaca, tapi itu khusus buat air putih. Yaaa, aku bukan tipe orang yang all in one sih, kecuali pada hal/kondisi tertentu.
Kenapa nggak beli? Iya, bisa banget juga, tapi sayangnya belum kesampaian saja. Untungnya aku punya botol beling bekas minuman vitamin c. Ukurannya pas lah, kalau untuk minum wedang jahe or saffron hangat. Ya sudah, aku pakai itu.
Ih, kamu pelit yak? Astaghfirullah. Bukan dong, bukan begitu. Aku hanya memanfaatkan yang ada. Toh, cita-cita punya gelas kaca/keramik itu bukan kebutuhan primer. Wkwkwkwk. ↖(^▽^)↗
Nah, hari ini kan ada acara Kongres BEM di perpustakaan. Aku hadir, walaupun telat dan gak fokus pada acara. Maap-maap bukannya apa-apa nih, aku lagi konfirmasi ketentuan Ujian Komprehensif bidang bahasa untuk anak-anak kelas 12. Ada beberapa pertanyaan, jadi kujawab lewat chat ampe jari keriting hahaha.
Kongres yang di luar kebiasaan. Maklum, acara ala pandemi kudu sesuai protokol kesehatan. Pakai zoom deh, pesertanya jaga jarak, ada yang di perpustakaan dan juga di kelas-kelas mahasantri (santri tingkat perguruan tinggi). Ehem! Pulangnya dapet oleh-oleh euyyy.
Panitia yang stand by di pintu keluar menyodorkanku buah tangan sembari agak membungkuk. "Wow, dapat berkat yah. Alhamdulillah," kataku sambil tersenyum. Tapi nggak kelihatan, kan ketutupan masker.
"Nggih, Umi." Jawab mahasantri. Aduh, umi-umi. Sebenarnya akutuh agak gimanaa gitu, ndengernya.
"Terima kasih banyak, ya. Unik banget loh, pakai dikasih souvenir segala."
"Nggih Umi. Sami-sami." Kayaknya dia senyum juga, tapi nggak kelihatan. Emang masker ya, dasar kamu penghalang. Penghalang virus, penghalang penampakan ekspresi juga. Tapi kalau di kondisi tertentu, dia lumayan sih, bisa jadi tameng or penghalang malu. Ahhahaii.
Wettz, selepas acara kongres aku masih lanjut balas chat tentang Ujian Komprehensif.
Sesampainya di kamarku di asrama, aku lihat isi paper bag tadi. Adadau, alhamdulillah bahagianya diriku. Dapat apa hayo? Sederhana sih, cuma dapat jajanan kotak, air minum dan kotak berisi Mug berbahan keramik. Ya Allah, keinginanku terwujud, Ya Allah.
Ih, tapi aku nggak tahu kenapa senyam-senyum gitu. Senang plus malu. Senang karena cita-cita punya gelas kaca/keramik sudah tercapai, malu karena "Ya ampun, kenapa kayak gini doang aja kok ya, senang banget."
Ya begitulah, hal sederhana yang kita syukuri pasti berbuah kebahagian. Sabar terhadap sebuah atau beberapa keinginan, kemudian hal tersebut terpenuhi atas kehendak-Nya pun berbuah kebahagiaan. Alhamdulillah. Memang akan indah pada waktunya, ya. ٩(^ᴗ^)۶
0 komentar:
Posting Komentar