dinding keegoisan mulai memudar.
Mencoba sekali lagi menyingkirkannya,
tapi ia hanya berubah menjadi transparan.
Langit makarel menyapaku,
tapi yang terdengar hanyalah sayup-sayup birunya melankoli sendu.
Karena itu, kututup mataku tentang hal yang telah berlalu,
karena itu, aku merentangkan tanganku,
memeluk wanginya angin masa depan,
dan membuka hatiku,
terhadap hal yang akan datang.
0 komentar:
Posting Komentar