"Masihkah kau mencintainya saat ia pergi? Masihkah kau menyayanginya saat ia tak kembali? Masihkah kau merindukannya saat ia tak berada di sisi?"
Kemudian kau menjawab: "Mengapa tidak? Aku tak merasa kehilangannya."
Takdir pohon bambu, atau seperti takdir benang merah?
Hanya menjalani takdirku saja, entah apapun, bagaimanapun. Atau mungkin jenis itu hanya imajinasiku? Sepertinya sekadar gambaran. Boleh jadi, lukisan seni kehidupan.
Tak merasa kehilangan dengan apa yang tak berada di sisi. Apa yang dimiliki sebenarnya ialah milik-Nya yang dititipkan kepadaku, kepada kita.
Cinta, kasih sayang, dan kerinduan. Kau masih menyimpannya. Tiada kata "kehilangan", untuk apa yang sudah tak terjangkau oleh pandangan mata.
0 komentar:
Posting Komentar