بسم الله الر حمن الر حيم ____ *•.¸•**•.¸•**•…
Dalam kancah pendidikan, kita tidak
akan pernah bisa lepas untuk menghadapi ujian pelajaran yang sudah menjadi
kurikulum disetiap tingkat pendidikan masing-masing. Lantas, apakah
persiapan yang urgen dan lazim dalam menghadapi ujian pelajaran?
Sesungguhnya
perkara yang terpenting adalah kita harus memantapkan
pengetahuan-pengetahuan yang kita peroleh di dalam ingatan hati dan otak, kita
yakin bisa memperoleh faedah-faedah dan memanfaatnya, begitu juga mengetahui
bahwa fan ilmu yang sedang kita pelajari ini akan bermanfaat bagi kita dalam
kehidupan bermasyarakat. Kita harus mengikat ilmu dan mengkaitkannya dengan
amal, adab, taqwa dan akhlaq terpuji. Apabila tidak demikian, maka sesungguhnya
ilmu yang sudah kita peroleh tersebut tidak akan memberi manfaat dunia dan
akhirat (ilmu tanpa adanya amal bagaikan sebatang pohon yang tak berbuah).
Maka harus dengan kesungguhan dan ijtihad dhohiron wa batinan untuk mencapai
puncak dari sebuah tujuan.
Man jadda wajada “siapa yang bersungguh – sungguh, maka ia akan mendapatkannya”. “barangsiapa yang berjalan menuju pintu tujuannya, niscaya ia akan sampai biidznillah”.
Muroja’ah (
mengkaji ulang pelajaran) & Mudzakarah ( mempelajari dan menghafal )
Sayogyanya bagi para penuntut
ilmu untuk mengetahui perkara – perkara
yang memberikan manfaat sebelum dan saat muroja’ah atau mudzakarah, antara lain
:
1. Tanamkan niat
sholihah, menuntut ilmu yang semata-mata mencari ridho Allah SWT.
Sebelum
memuroja’ah pelajaran, hendaklah membaca :
( نَويتُ
التعـلُمَ والتعـليمَ والنفْعَ والإنتِـفاعَ والمُذاكرةَ والتذكـيرَ والإفادةَ
والإستفادةَ والحَثّ على التمَـسّك بكـتابِ اللهِ وبسُنةِ رسولِ الله صلى الله
عليه وسلم ).
Ataupun membaca niat
muroja’ah pelajaran dengan lafadz dari al imam al habib Abdullah bin ‘alawi al
haddad, sebagai berikut :
نيّات التعلّـم
والتعــليم للإمام الحــدَّاد :
( الحمدُ لله ربِّ
العالمين، نويتُ التعــلّـمَ والتعــلـيمَ، والتذكُّــرَ والتذكـيرَ، والنفْـعَ
والانتفاعَ، والاِفادةَ والاستفادة، والحَثَّ على التمـسُّـك بكِتابِ اللهِ
وسُـنةِ رسولهِ، والدُّعاءَ إلى الهُدَى، والدَّلالةَ على الخَيْرِ، ابتِغاءَ
وجْهِ اللهِ ومَرْضاتِه وقرْبِهِ وثوابِهِ سُبْحانَهُ وتَعالَى )
2. Muroja’ah dan membaca pelajaran
dengan tidak disertai perut yang kenyang akan makanan, karena muroja’ah dengan
perut yang kosong itu akan lebih mempermudah masuk dan tetapnya hafalan diotak.
3. Muroja’ah dan mudzakarah
ditempat – tempat yang jauh dari suara kebisingan dan tempat bermain yang
menggangu.
4. Muroja’ah disertai konsentrasi
dan mengulang pelajaran sampai menetap diotak.
5. Muroja’ah pada waktu malam hari
sebelum tidur, dan tidak begadang malam.
6. Muroja’ah tanpa disertai rasa
takut dan gelisah, dan percaya kepada Allah SWT dengan pertolongan-Nya.
7. Muroja’ah dan membaca point
pelajaran yang lebih utama dan yang lebih diperlukan.
8. Muroja’ah dengan tanpa terlalu
menguras fikiran dan tanpa istirahat, tetapi harus bisa mengatur waktu untuk
mengistirahatkan fikiran, hati dan jasmani.
9. Muroja’ah disertai dengan
menjaga keta’atan beribadah dan menunaikan kewajiban.
10. Muroja’ah disertai membaca do’a
setelah menela’ah :
(
اللّهمّ إني أسـتودِعُـك ما قرَأتُ وما حَفِظت وماتعَـلّمْت فرَدَّهُ إليَّ عند احْتِياجيإليه
ولا تُنسِـنِيهِ ياربَّ العالمينَ ، لا إله إلا أنتَ ذكِّرْنِي ما نُسِيتُ وعـلِّمْني
ما جَهِـلتُ )
Saat menghadapi
test :
Selalu mengingat Allah SWT dan
bertawakal kepada-Nya. Hadapilah pertanyaan-pertanyaan ujian dengan tanpa
keraguan, mulailah mengerjakan satu demi satu pertanyaan yang terlihat lebih
mudah dan menguraikannya dengan jawaban yang dimaksud secukupnya tanpa bertele-tele
dan teledor, dan sebutkanlah jawaban penting yang menjadi pokok permasalahan.
Ketika lembar
ujian berada ditangan, bacalah :
( ربِّ اشـرَحْ لي صَدري
ويـسِّر لِي أمري واحْلل عُقدةمِن سُؤالي )
Dan ketika menjumpai soal yang
sulit, bacalah :
( اللهم لا سَهْلَ إلا
ما جَعـلتـَه سهْــلاً وأنتَ تجعـلُ الحـزَن إذا شـئتَ سَهْلا )
Kami mengingatkan kepada pemuda
- pemudi islam, dalam perihal yang berkaitan setelah menghadapi ujian dan
keluar dari ruangan test :
Sayogyanya
bagi para pemuda-pemudi islam agar sepenuhnya menjaga tata karma pada saat
keluar dan berjalan setelah menghadapi ujian. Sungguh tidak pantas untuk
berteriak-teriak disepanjang perjalanan, dan juga bertingkah laku kurang sopan
hingga menjadi penyebab kemacetan kendaraan dengan pawai-pawai memamerkan
kendaraan di jalan raya. Ini merupakan ‘aib besar yang bukan termasuk dari
akhlak para generasi islam dan bukan pendidikan yang diajarkan agama islam.
Bertaqwa dan malulah sepenuhnya
kepada Allah SWT yang maha suci, Dia yang maha agung, yang maha menyaksikan dan
mengetahui apa-apa yang ada dihati kalian. Dia sang maha pencipta dan
penyayang, janganlah kalian membuat murka di sisi-Nya dengan buruknya tata karma
dan akhlaq yang tercela. Keberhasilan yang sejati bukanlah kesanggupan dalam
memecahkan rangkaian pertanyaan begitu saja, melainkan keberhasilan dalam
menjaga tata karma, amal baik, akhlaq terpuji dan ketaqwaan.Inilah sebuah
keunggulan dan keistimewaan.
Ketahuilah
bahwa kalian adalah para generasi islam, realisasikanlah keislamanmu dengan adab
dan taqwa kepada Allah SWT. Ketahuilah bahwasanya akhlaq-akhlaq tercela yang
terkadang dilakukan oleh sebagian pemuda dan pemudi, seperti halnya melakukan
pelanggaran, memperlihatkan aurat-aurat, menyakiti sesama muslimah, bergerak
dan berjalan melenggang berayun ke kanan ke kiri tanpa ada rasa malu disertai
cekakaan. Tidak lain lagi semua itu adalah ajaran orang kafir, munafik, bodoh
dan ahli pemecah belah umat islam. Wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk
menjauhi sifat-sifat buruk tersebut, karena perilaku tersebut merupakan ‘aib
besar dan tercela pada jatidiri seorang muslim dan muslimah.
Ya
ikhwani, mulailah saling menasehati sesama saudara, teman ataupun orang lain
yang kalian kenal dan ajarkan lah tentang akhlaq yang terpuji. Lalu contohkan
tata krama disetiap gerakan dan perkataan dalam semua perbuatan dan tingkah
laku. Islam adalah sebaik – baiknya agama, yang dibawakan oleh junjungan agung
baginda nabi Muhammad SAW. Barangsiapa yang melanggar dan menentang aturan
ajaran agama islam, sesungguhnya Allah SWT yang maha mengawasinya, Allah SWT
tidak akan memberikan taufiq-Nya untuk sebuah keberhasilan, dan tentulah ia
kelak akan menyesal dan merugi dihari kiamat dengan penuh penyesalan dan
kerugian, naudzubillah.
Kami
mengingatkan bagi para penuntut ilmu untuk menghormati dan menjaga kitab atau
buku pelajaran yang akan diujiankan, janganlah membuang buku atau kitab yang
berisi ayat al qur’an dan hadits nabi dijalanan sembarangan. Barangsiapa yang
melakukan demikian bertaqwalah kepada Allah SWT, karena itu termasuk perbuatan
dosa yang besar.
Kami memohon semoga Allah SWT
memberikan taufiq-Nya kepada kalian dalam keberhasilan, dan memberikan
kemudahan dalam menghadapi ujian – ujian.
Manfaatkan
potensi diri
Allah
SWT menciptakan manusia dengan mengkaruniakan jasad, akal dan hati yang
merupakan 3 potensi diri yang harus selalu dibangun dan dijaga demi
kelangsungan kehidupan. Sungguh mustahil jika kita mengharapkan sebuah hasil
yang berbeda dengan cara yang masih sama, apabila kita mampu memanfaatkan
potensi diri dengan benar, kelak bisa merubah nasib dengan cara yang berbeda.
Sebagai penuntut ilmu, pandai – pandailah mencari posisi untuk mencapai
kesuksesan melalui potensi diri. Jagalah kesehatan jasad yang memberikan energy
belajar dengan gaya hidup yang sehat, latihlah potensi akal dengan daya fikir
tinggi untuk selalu berkarya, dan cerahkanlah hati dengan zikir illahi yang
memberikan kekuatan spiritual.
Dalam proses pembelajaran,
tentunya kita memerlukan motivasi diri baik intern ataupun ekstern demi sebuah
kemajuan, karena motivasi – motivasi itulah yang mampu memberikan kita kekuatan
dalam menjalani lika – liku menuntut ilmu untuk menggapai cita-cita masa depan.
Ada beberapa faktor pendorong kemajuan yang setidaknya perlu kita tanamkan
sejak kini, antara lain :
1. Karena bertemu Allah SWT.
Perjalanan hidup yang sedang kita jalani ini tak lain hanya mempunyai satu
maksud yaitu mengabdikan diri sebagai hamba Allah SWT. Mencari ilmu itu
bukanlah untuk mengabdikan diri kita kepada orang lain dengan berlomba-lomba
memperoleh nilai tinggi, syahadah ataupun jabatan semata, melainkan agar ilmu
kita benar-benar diniatkan untuk mengabdikan sepenuhnya kepada Allah SWT dengan
pengabdian yang ikhlas.
2. Karena untuk Indonesia. Berjihad
bagi para penuntut ilmu itu bukanlah ikut berangkat mengangkat senjata melawan
Israel dan amerika, bukan pula mengikutsertakan diri berkecimpung dalam dunia
politik negara untuk memberantas pelaku korupsi, namun berjihad yang sebenarnya
bagi kita adalah mencurahkan waktu yang kita miliki untuk fokus mencari ilmu
demi memajukan tanah air tercinta. Ketahuilah bahwasanya kepemimpinan itu tidak
hanya berada ditangan presiden saja, tetapi kita sendiri pun bertanggung jawab
menjadi pemimpin buat diri sendiri. Jangan sia – siakan begitu saja kesempatan
yang ada ditangan ini, karna sedetik masa muda yang telah berlalu itu tak akan
pernah terulang kembali lagi.
3. Karena keluarga, kerabat,
sahabat dll. Orang - orang tercinta yang berada disekitar kita itulah yang selalu memberikan spirit dan energi
untuk belajar bagaimana kita bisa membuka mata, akal dan hati. Belajar
bagaimana untuk bisa memberi dan menerima atas nikmat yang Allah SWT
anugerahkan. Karena perlu kita sadari pula bahwa perjalanan hidup ini adalah
peluang memberi, dan nanti setelah meninggal hanya akan ada peluang menerima.
Mumpung kita masih diberi nyawa di dunia, kini mulailah belajar bagaimana caranya
untuk memberi semampu kita, entah itu memberi dengan harta, tenaga, ilmu, jasa,
ataupun sekadar senyuman. Whatever you do, insyallah ada nilai barakah.
Do the Best
|
Do’a + tawakal
|
Sukses
|
Ilmu + skill
|
Kemauan tinggi
|
Usaha maksimal
|
I will do my best and Allah will do the rest
|
Mencari ilmu itu merupakan sebuah amal ibadah
yang paling utama. Sungguh mulianya orang yang sedang mencari ilmu, hingga para
malaikat pun bersedia mengepakkan sayapnya untuk melindungi para penuntut ilmu
dan ikan lautan sampai benda-benda yang berada didaratan pun rela mendo’akan
mereka yang bersungguh-sungguh dalam belajar karena mencari ridha Allah SWT.
Kita harus meyakinkan dalam hati bahwa Allah SWT pasti akan memberikan jalan
keluar pada setiap rintangan yang menghadang, karena dibalik kesusahan pasti
terdapat kemudahan yang tersimpan didalamnya. Taufiq dan rahmat Allah SWT akan
selalu tercurahkan jika kita mempunyai himmah yang tinggi untuk beramal
sholeh dan menunaikan kewajiban dengan
ikhlas, istiqomah tanpa putus asa.
Kenyataan yang kita hadapi, dalam proses
belajar pun pasti ada kendala – kendala yang menjadikan kita belum bisa
melakukan usaha yang maksimal dalam belajar. Hambatan yang sering kita jumpai
dalam belajar itu seperti halnya: malu tidak berani untuk bertanya, manja
gampang putus asa, malas tidak memanfaatkan peluang dan mengeluh murung tidak
semangat. Solusi itu semua ada pada diri kita sendiri, kita sendiri yang
menentukan masa depan itu akan cerah atau suram tak berwarna. Untuk itu, kini
pandai-pandailah memimpin dan memotivasi diri sendiri demi secercah harapan
masa depan.
Inilah kenyataannya :
1. Kita masih melakukan
sesuatu yang seharusnya kita tinggalkan
2. Kita belum
melakukan sesuatu yang seharusnya kita kerjakan
3. Kita sudah
melakukan apa yang sepatutnya kita kerjakan, tetapi kita tidak melakukannya
100% dengan usaha yang maksimal.
Marilah kita
saling menasehati dan memotivasi agar ikatan kasih sayang itu semakin erat,
saling memahami dan menghormati agar ukhuwwah islamiyyah itu tidak mudah
terputus, dan saling mempercayai dan mengasihi agar ikatan batin itu saling
terbangun dan terjaga.
Apabila dalam perjalanan mencari
ilmu ini sudah kita usahakan dengan maksimal, memohonlah kepada sang maha
pencipta agar memberikan hasil yang terbaik. Ingatlah, bahwa Allah SWT pun
tidak akan mengabulkan do’a apabila kita belum menunaikan usaha untuk belajar
dengan kesungguhan. Ibaratkan saja kita datang ke tukang sepuh membawa sebatang
besi, kita meminta kepada tukang sepuhnya untuk menyepuhkan besi tersebut.
Lantas apakah mungkin besi itu akan disepuh oleh sang tukang begitu saja?
Jawabnya tidak, karena kita hanya memberikan sebatang besi tanpa ‘emas’ yang
dipakai untuk menyepuh. Sama halnya ketika kita datang menghadap Allah SWT
memohon agar memberikan keberhasilan dalam belajar, tetapi kenyataannya belum
ada emas yang berupa usaha maksimal yang kita kerjakan. Do’a yang kita panjatkan
itu tidak akan ada artinya sama sekali tanpa adanya iringan usaha, usaha dan
usaha.
Manfaatkan dengan baik kesempatan
yang tersisa untuk menghadapi ujian and no sks. Kurangi waktu bermain-main yang
biasa terbuang sia-sia begitu saja, belajar belajar dan belajar dengan fokus.
Belajar itu bukan karena ujian, tetapi karena kita akan menghadapi ujian maka
kita harus selalu belajar.
Sekian, salam
chayoo sobat.
0 komentar:
Posting Komentar