بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dalam pencarian kebahagiaan, seringkali kita terjebak dalam anggapan bahwa itu harus dicari di tempat-tempat jauh atau dalam pencapaian yang besar. Namun, menurut pemikiran yang mendalam, kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam pemahaman dan kesadaran akan diri serta penerimaan terhadap kondisi jiwa. Hamka menyoroti bahwa seringkali kita lupa akan kebahagiaan yang telah menyelubungi kita, meskipun mungkin tidak menyadarinya.
Ada tiga kunci utama yang membuka pintu kebahagiaan: pengetahuan dan kesadaran, penerimaan, dan kondisi jiwa. Meskipun pengetahuan memainkan peran penting, kebahagiaan juga dapat ditemukan melalui pilihan-pilihan tindakan yang membawa kesenangan, walaupun tidak selalu merupakan prioritas utama.
Dalam konteks psikologi, kesenangan bisa memiliki durasi yang bervariasi, mulai dari yang singkat hingga yang tak terbatas, dengan kontribusi pada kebaikan yang tanpa pamrih menjadi puncaknya. Dengan demikian, kebahagiaan tidak selalu terletak pada pencapaian besar, tetapi dalam kesadaran, penerimaan, dan kontribusi kita terhadap kebaikan.
Tak perlu melangkah jauh untuk menemukan kebahagiaan yang sejati. Dalam refleksi mendalam, Hamka mengungkapkan bahwa seringkali manusia terjebak dalam pencarian hal-hal yang belum dimilikinya. Sebagaimana mereka yang belum meraih kesuksesan terus mengejar, tanpa menyadari bahwa kebahagiaan sejati telah menyelimuti mereka. Kemudian mereka yang sukses, malah mencari kebahagiaan karena telah lama dirinya disibukkan dengan berbagai rutinitas yang bisa jadi menjemukan.
Dari ketiga kunci utama kebahagiaan, pengetahuan menjadi landasan penting, karena kebaikan-kebaikan dalam hidup menjadi sumber utama kebahagiaan, yang didukung oleh pemahaman yang dalam. Nabi Adam, misalnya, turun ke bumi dengan bekal ilmu dari Allah, yang menjadi fondasi kebahagiannya. Namun, bagaimana dengan mereka yang mungkin tidak secemerlang itu dalam ilmu, namun tetap mampu menemukan kebahagiaan? Jawabannya, terletak pada pilihan-pilihan tindakan yang diambil. Meskipun tidak menjadi fokus utama, tindakan-tindakan menyenangkan dapat membawa kebahagiaan sesaat. Dalam psikologi barat, kesenangan dapat memiliki beragam durasi, mulai dari yang singkat hingga yang tak terbatas. Kebahagiaan sejati, yang bersumber dari kontribusi pada kebaikan tanpa pamrih lah yang menjadi puncaknya. Sedangkan dalam konteks agama keikhlasan menjadi kunci, membawa kebahagiaan yang abadi dan tidak terbatas, karena bertumpu pada keridhaan Allah. Dengan demikian, kebahagiaan bukanlah sekadar pencapaian besar, tetapi terletak pada pemahaman, penerimaan, dan kontribusi kita dalam hidup sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar