بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Katanya, yang fana adalah waktu. Kita abadi memungut detik demi detiknya.
Kawan, apakah engkau juga merasakan bahwa, banyak yang mengatakan perihal waktu yang akan mengubah segalanya?
Percayalah, tidak ada yang akan berubah jika hal tersebut tidak berangkat dari dirimu sendiri, engkau sendiri yang tidak mengubahnya.
Ya, sebagaimana waktu yang tidak bisa senantiasa menyembuhkan, karena rasa sakit atau kepedihan itu terkadang muncul kembali seiring bergulirnya waktu.
Adakalanya ia harus dipaksa untuk dapat sembuh.
Maka, lakukanlah hal-hal baru yang dapat mengalihkan duniamu, bukan berharap kepada sang waktu yang engkau percaya akan dapat menghapuskan jejak-jejak kepiluanmu.
Kawan, apakah enggkau menyadari bahwa kita sebenarnya sekadar menunggu waktu dan penggulirannya?
Perihal siapa yang mendapatkan atau merasakan momen kebahagiannya terlebih dahulu, bergulat dengan penderitaannya dan berjuang akan hal itu lebih dulu, dipersatukan dengan pasangan hidupnya, sukses lebih dulu, maupun bertemu dengan Sang Pencipta lebih dulu.
Memang, tidak perlu membandingkan, tidak perlu resah maupun menjadikannya ajang berbangga. Sebab, semua hanya menunggu waktu habis usianya. Nikmati saja apa yang ada, apa yang dititipkan oleh-Nya kepada kita sekarang.
Maksimalkan apa yang ada dan senantiasa bersyukur atas segala. Sebab, semua yang ada tidak akan lepas dari genggaman-Nya, takdir-Nya yang agung, yang tidak selayaknya kita pertanyakan mengapa dan bagaimana.
Tetaplah semangat, karena setiap rintikan hujan yang jernih dan syahdu, berawal dari mendung yang gelap, legam, dan penuh lara.
Maka, bersandarlah dan memohonlah kepada Tuhanmu.
Percayalah, semua yang ada sesungguhnya adalah kebaikan, tergantung bagaimana kita mencerna hikmah dan merasakan keberkahannya.
Wallahua'lam.
__ Inspired by various sources °•°
0 komentar:
Posting Komentar