Bismillahirrahmaanirrahiim
Terjebak dalam beku
Itulah kali pertama kita bertemu
Entah mengapa suasana menjelma cair
begitu saja
Semakin dekat
Keadaan menjadi semakin hangat
Jahat
Begitulah aku kala itu
Senyum laksana pusaka langka
yang terus kujaga keberadaannya
yang terus kujaga keberadaannya
Kusembunyikan
Tak boleh kau mencicipinya barang sedetik
Takut
Tak nyaman
Aku bimbang dengan keadaanku sendiri
Tiba-tiba kau datang
menyuguhkan secangkir ketentraman
menyuguhkan secangkir ketentraman
Menuangkannya perlahan
ke dalam hatiku yang suram
ke dalam hatiku yang suram
Meyakinkanku kau tak akan menyakiti
Tak mencuri apapun yang aku tak ingin kau
memilikinya
Air kelabu yang pasang mulai surut
Pantai jiwaku mulai jinak
Tuhan...
Betapa bodohnya aku
Tak tahu apa yang harus kuperbuat
Maaf...
Sejujurnya tak yakin kata itu pantas
Menyesal
Ragu masih membisikan apakah rasa itu
benar
Aku bergeming
Lalu kau
tatap aku penuh kasih sayang
Kubalas itu dengan nanar
Kau lantunkan senyum
Nadanya begitu harmonis
Sesuatu jatuh membasahi pipi ini
Aku menyungkur
Kawan,
Mengingatnya aku sakit
Sungguh aku tak paham,
selalu saja bertanya mengapa
selalu saja bertanya mengapa
Namun kau lah yang mengerti
Biarlah seperti itu...
Kau tepuk-tepuk lembut pundakku
Tuhan...
Terima kasih mentakdirkan kita bertemu
Terima kasih mengizinkanku mengenalnya
Entah berapa lama masa yang telah kita lewati
bersama
Aku tak ingin tahu
Karena yang terpenting
berada didekatnya lah harta terindah
berada didekatnya lah harta terindah
Mohon hendakilah kami senantiasa bersama
karena-Mu
Aku mohon
Aku yakin walau kata belum sempat terucap
Engkau telah mengetahui segalanya
Kehendak-Mu lah yang paling agung
Baik di mata siapapun yang memandang
Tuntunlah kami
Tuntunlah kami menapaki kehidupan dalam
naungan keridhaan-MU
0 komentar:
Posting Komentar