بسم الله الرحمن
الرحيم...
الـذين ءامنـوا وتطـمئنّ قـلوبهم بذكر الله
ألا بـذكر الله تطمئـنّ القلوب (الرعـد : 28)
Ketahuilah bahwa
kekosongan hati sangatlah berimbas pada kekosongan akal pikiran sang pemilik
hati, yang seakan-akan melalui kehidupan ini dengan jasad tanpa ruh di dalamnya.
Zaman modern seperti ini banyak manusia yang tersesat dalam kegelapan karena
melupakan akhirat, padahal jikalau hati ini terpenuhi dengan mengingat
kehidupan akhirat niscaya tak akan pernah dimasuki angan-angan dan waswas jahat
syaitan yang laknat.
Maka dari itu, langkah
awal untuk menyucikan hati kotor adalah merasa dan mengakui bahwa hati kita
sedang sakit parah, membutuhkan pengobatan rohani, kemudian meminta kepada sang
maha pemberi untuk mengobati hati yang masih keruh, niscaya Allah swt. akan
mengabulkan permintaan hamba yang mudhthor dalam iringan ketabahan. Saat itu
mulailah kita hiasi hati dengan siraman lingkaran dzikir mengingat sang illahi
agar kalimat tauhid itu benar-benar tertancap dalam hati seorang muslim sejati,
karena kelak orang yang mengistiqomahkan bacaan lailahaillah akan terlindungi
dari panasnya sengatan neraka yang berkobar api.
قال الإمام الحداد :
الأوراد لاتنفعُ إلا مع الدوام، ولاتؤثـر إلا مع الحُضور، وأما كثرة
الأوراد مع العَجلة والغفلة وقلة الحضور مع الله تعالى فنفعُـها قليل، وليست تخلو
مِن نفع ودفع إن شاء الله تعالى بفضله العظيم وببركة رسوله الكريم عليه وعلى آله
أفضل الصلاة والتسليم .
والوردُ الذي ينبغي للإنسان أن يُلازمَه هـو قولُ ( لا إله إلا الله ) ثم
الإستغفارُ، والصلاة على النبي صلى الله عليه وآله وسلم، والحمدُ لله رب العالمين
.
Al Imam al ‘alamah al habib
Abdullah bin ‘Alawi bin Muhammad al Hadad yang sudah masyhur mengemban kewaliyan
Qutb selama 40 tahun menanggung bala’ musibah yang akan turun kedunia,
membimbing kita untuk mendawamkan lisan dan hati kita berdzikir dengan
kalimat-kalimat sesuai kutipan di atas, karena aurad sangatlah bermanfaat untuk
membentengi hati yang kosong dengan syarat istiqamah dan hadirnya hati saat
berdzikir.
Kurang
ada hasilnya jikalau selama ini dzikir yang terucap dalam shalat dan setelah
shalat hanya sebatas pada bibir saja, sama halnya dengan orang gila yang
berkomat-kamit tanpa memahami apa yang telah ia katakan. Setidaknya sejak kini,
mari kita mulai mendawamkan kalimat dzikir agar kelak sebelum ajal menjemput
kalimat tauhid-lah yang terakhir terucap dari lisan yang kaku. Amin
Ketahuilah bahwa Rasulullah saw. yang sudah
memperoleh jaminan ampunan dari Allah swt. sekalipun masih beristighfar
beratus-ratus kali dalam sehari, bertahmid dan bertasbih kepada sang maha
pencipta. Tidak malukah kita yang mengaku sebagai umat beliautapi selalu lalai
untuk berdzikir memuji sang penguasa alam?
0 komentar:
Posting Komentar