Judul Buku :
2 Menit Membaca Pikiran Orang
Tema Kajian :
Mengendus jejak-jejak pikiran melalui bahasa tubuh yang tidak dapat
berbohong
Identitas Buku
Pengarang : Bayu W. Ayogya
Penerbit : Buku Pintar
Tahun terbit : 2013
Halaman : 292
Dapat
di peroleh : di toko buku,
perpustakaan
Resume Per Bab
Ø BAGIAN SATU
·
Menjadi Pembaca Pikiran Ulung
“Kemampuan
membaca pikiran akan semakin meningkat, semakin kita mengenal lawan bicara
kita”, kata William Ickes. Ketika berinteraksi dengan seseorang selama kurang
lebih sebulan dengan mengamatinya dalam berbagai situasi, kita akan lebih mudah
untuk mengenali apa yang ia pikirkan dan rasakan.
Untuk keperluan
membaca pikiran ada baiknya kita mengetahui beberapa tipe dari kepribadian
seseorang, diantaranya; Tipe Perfeksionis, Penolong, Pemburu Prestasi, Romantis,
Pengamat, Pencemas, Petualang dan Pejuang.
·
Sikap Berkaitan dengan Citra Diri
Sikap dan citra
diri biasanya muncul berjalinan, karena sikap merupakan cerminan dari karakter
seseorang. Di antara macam karakter tersebut adalah: “Orang Pandai”, “Penjaga
Nilai-Nilai”, Berpura-pura bodoh, Rasional, Penggertak, Penjilat, Inovator,
Pembosan, Sikap Siap Tanding, Pemain Ego, Sikap Pembelajar, Sikap Penjelajah, Sikap
Konstruktif, Sikap Gembira dan Sikap “Siapa Ambil Peduli!”
·
Satu Jenis dan Beda Dunia
Meski sudah
melewati lebih dari berjuta-juta tahun, susunan otak pria dan wanita terus
tetap berbeda. Kesadaran pria berkaitan dengan sebuah pendapat terhadap hasil,
pencapaian tujuan, status, dan kekuasaan, mengalahkan saingan, serta bagaimana
bisa efisien mengarah ke dasar masalah. Sedangkan kesadaran wanita terpusat
pada komunikasi, kerjasama, harmoni, cinta, serta rasa berbagi dan hubungan
antara satu dengan yang lainnya.
Ø BAGIAN DUA
Kemampuan
membaca pikiran muncul sejak manusia dilahirkan. Bayi yang baru lahir cenderung
menyukai wajah seseorang dibandingkan stimulus lainnya dan bayi berusia
beberapa minggu sudah mampu mengeluarkan ekspresi wajah. Dalam 2 bulan, bayi
mulai dapat memahami dan memberi respon terhadap keadaan emosional dari
pengasuhnya.
Selain
itu, kemampuan membaca pikiran yang lebih maju biasanya muncul pada masa remaja
akhir. Hal ini terjadi karena kemampuan untuk menyimpan perspektif dari
beberapa orang di saat yang sama -lalu
mengintegrasikannya dengan pengetahuan dirinya sendiri dan orang lain yang
bersangkutan- seringkali
membutuhkan kemampuan otak yang sudah jauh berkembang.
Ø BAGIAN TIGA
·
Berbagai Bahasa Tubuh Sebagai Isyarat
Tanda-tanda ‘orang
berbohong, orang tertarik, orang menolak atau marah, tubuh kekuasaan (orang
yang merasa berkuasa), orang sedih, kecewa atau setres’ memang telah diteliti
oleh pakar komunikasi nonverbal, namun tetap saja dalam gerak isyarat tersebut
terdapat pengecualian, tergantung budaya yang berlaku di tempat tinggal orang itu, jangan
sampai salah menebak atau bahkan memicu terjadinya kesalahpahaman.
Ø BAGIAN EMPAT
·
Beberapa Hal yang Menunjukkan Apa-Apa yang Ada
di balik Diri Seseorang.
-
Enam tes penting untuk mengetahui apakah ‘dia
teman sejati’ yakni: perhatian, kesetiaan, kebanggaan, kejujuran, penghargaan
dan pengorbanan.
-
Ketika seseorang menggertak, dalam hal apapun,
sebenarnya dia berusaha tapil seolah-olah sangat percaya diri. Mencoba
menciptakan kesan yang berkebalikan dengan yang sesungguhnya mereka rasakan.
Ø BAGIAN LIMA
Pembahasan
tentang; Membangkitkan Potensi Diri yang Tidak Disadari, Berpikir Paralel
dengan “Enam Topi Berpikir”, Berhenti Main Tebak-Tebakan, Amati Diri dari Atas,
“Peran dan Definisi Empati”, Minta Umpan Balik, Postur yang Baik dengan Penuh
Energi dan Kenyamanan.
Analisis
Kelebihan : Penulisan pembahasan yang sistematis
memudahkan pembaca
memahami isi buku.
Kekurangan : Tidak ada glossarium dan type editing
yang kurang baik.
Kesimpulan
Buku ini sangat
bagus sebagai sarana pembelajaran dasar-dasar ilmu psikologi dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya dalam mengidentifikasi siapakah lawan bicara kita, baik
itu saat transaksi, berkomunikasi dengan teman, keluarga ataupun orang yang
belum kita kenal sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar