Fiksi ini, entah sejak kapan ia telah menjadi realita. Ketika kamus tak lagi berarti. Ketika buku-buku tak lagi bisa dimengerti. Ketika berita tak lagi bisa dipercaya.
Kau ingin menciptakan cara lain untuk mengungkapkan kerinduanmu; "kau menyukainya tanpa suara."
Lalu, bagaimana menjaga "suka tanpa suara" itu? Akankah ia bermekaran walaupun tak ada kata "mekar"?
Bagaimana pesan itu sampai jika tak sehuruf pun terucap? Tak ada gelombang bunyi yang terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar maju-mundur pula?
Terkadang, tak mesti menunggu tumpukan. Mungin saja sesuatu yang tiba-tiba dan kecil itu lah, jawabannya.
Namun, bagaimana kau menghapus rasa, kalau udara yang kauhirup masih mengandung aroma?
0 komentar:
Posting Komentar