•○•____ بسم الله الر حمن الر حيم ____ *•.¸•**•.¸•**•… (•ˆ⌣ˆ•)
Setiap insan yang
hidup pasti mendambakan suatu kehidupan yang bahagia, sejahtera, tentram, atau
bisa dikatakan kehidupan yang sakinah.
Sesungguhnya
kehidupan yang sakinah yang dibangun di atas rasa cinta dan kasih sayang tentu
sangat berarti dan bernilai dalam sebuah rumah tangga. Betapa tidak, bagi
seorang pria atau wanita yang akan membangun sebuah rumah tangga melalui tali
pernikahan pasti berharap, bercita-cita dapat membentuk keluarga yang sakinah.
Lalu, apa dan bagaimanakah keluarga sakinah itu? (mari kita simak ulasan berikut, yuuk...)
•
Definisi dan Hakikat Kehidupan Keluarga Sakinah.
Allah swt.
berfirman:
ومن ءايته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم
مودة ورحمة إن فى ذلك لأيت لقوم يتفكرون ) الروم
(:
21*
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
Dalam bahasa Arab,
sakinah memiliki arti; tenang, terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh kasih
sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Namun penggunaan nama sakinah diambil
dari Al-Qur’an surat Ar-ruum: 21 yakni, "
لتسكنوا إليها " yang berarti “Bahwa Allah swt. telah
menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tentram terhadap yang
lainnya”.
Telah disebutkan di
atas bahwasanya setiap pribadi khususnya mereka yang sudah berumah tangga
sangat menginginkan terciptanya keluarga sakinah, sehinggga kita bisa
menyaksikan berbagai cara dan usaha yang mereka tempuh dengan presepsi yang
berbeda. Maka nampak pada pandangan kita, ada sebagian orang yang berusaha
mencari, menumpuk harta kekayaan sebanyak-banyaknya karena mereka menganggap
dengan harta itulah akan diraih keluarga yang sakinah. Ada pula yang
berpandangan bahwa keluarga yang sakinah bisa diperoleh semata-mata pada tempat
tinggal yang luas dan megah serta pasangan hidup yang rupawan sehingga mereka
berupaya untuk mendapatkan itu semua.
Perlu kita pahami,
sesungguhnya esensi atau hakikat keluarga sakinah adalah keluarga yang
dilandasi mawaddah warohmah dari Allah swt., jadi keluarga sakinah terletak pada realisasi atau penerapan
nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga yang bertujuan mencari ridha
Allah swt., karena hakikat sakinah adalah ketenangan yang terbimbing oleh agama
dan datang dari sisi Allah ta’ala.
Seperti firman Allah
swt. Pada surat Al-Fath:
هو الذي أنزل السكينة فى قلوب المؤمنين ليزدادوا إيمنا مع
إيمنهم ولله جنود السموات والأرض وكان الله عليما حكيما ) الفتح
(:
4
“Dia-lah yang telah
menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah
di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara
langit dan bumi[1394] dan
adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
[1394]. Yang
dimaksud dengan tentara langit dan bumi
ialah penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti
malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya,
•
Ciri-Ciri Keluarga Sakinah
Ada beberapa hal
yang menjadi ciri-ciri atau tanda-tanda terbentuknya karakteristik keluarga
sakinah, di antaranya adalah:
1. Terwujudnya
kesadaran akan kewajiban sebagai suami istri
Kewajiban-kewajiban suami istri antara lain:
•
Menghormati
orang tua serta keluarga kedua belah pihak.
•
Saling
menghormati dan mengembangkan sikap sopan santun.
•
Memupuk
rasa cinta dan kasih sayang.
•
Saling pengertian
serta bergaul dengan baik.
•
Senantiasa
melaksanakan musyawaroh untuk kepentingan bersama.
•
Saling
memercayai dan menyembunyikan rahasia kedua belah pihak.
•
Bertindak
secara matang, tidak terbawa emosi dalam menghadapi serta memecahkan masalah.
•
Sabar dan
ridha terhadap kekurangan juga kelemahan kedua belah pihak.
2. Terwujudnya
hubungan suami istri secara harmonis.
3. Terwujudnya
hubungan yang baik antara anggota keluarga serta lingkungan.
4. Terciptanya
nilai-nilai agama dalam keluarga.
5. Terciptanya
keakraban orang tua dan anak.
Nabi saw. bersabda:
أربع من سعادة المرء: أن تكون زوجته صالحة، وأولادهأبرارا،
وخلطاؤه صالحين، وأن يكون رزقه في بلده.
) رواه الديلمى عن علي(
•
Upaya Membangun Keluarga Sakinah
Pernikahan yang
baik adalah sebuah ikatan seumur hidup dan memerlukan sesuatu yang lebih dari
sekadar “peduli”, “pemenuhan diri” dan “komitmen”.
Pernikahan menuntut
agar masing-masing dari kita jujur kepada diri sendiri, kepada pasangan hidup
dan kepada Allah swt.. Islam memandang potret keluarga yang ideal adalah
keluarga yang dapat menggabungkan antara sakinah, mawaddah dan rahmah sebagai
satu kesatuan serta dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk dapat
mencapainya, tentu membutuhkan cara dan langkah yang beragam antara satu
keluarga dengan lainnya. Uraian berikut mencoba memberikan semacam tips
pembentukan sebuah keluarga bahagia yang sifatnya umum namun bisa diterapkan
dalam setiap keluarga.
•
Benar dan
Tepat dalam Memilih Jodoh.
Secara naluriah, manusia akan berusaha untuk mendapatkan pasangan
hidup yang sesuai dengan keinginan mereka. Oleh karena itu, seseorang dalam
memilih calon suami atau istri mesti dipertimbangkan oleh kriteria tertentu,
walaupun upaya tersebut bukan merupakan suatu kunci, namun dapat menentukan
baik tidaknya rumah tangga.
•
Mengembangkan
Prinsip Musyawaroh dan Demokratis.
Dalam segala aspek kehidupan rumah tangga harus diputuskan dan
diselesaikan berdasarkan hasil musyawaroh, minimal antara suami istri. Adapun
maksud demokratis adalah; seluruh anggota kelurga harus saling terbuka untuk
menerima pandangan masing-masing pihak demi terwujudnya prinsip ini, maka
mereka harus saling menciptakan suasana yang damai guna terbentuknya rasa
persahabatan, peduli, baik dalam keadaan suka maupun duka.
Realisasi lebih jauh dari sikap musyawaroh dan demokratis dapat
dikelompokkan kepada:
1. Musyawaroh
dalam memutuskan masalah yang berhubungan dengan reproduksi dan pendidikan
anak.
2. Musyawaroh
dalam menentukan tempat tinggal.
3. Musyawaroh
dalam memutuskan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan rumah tangga.
4. Musyawaoh
dalam pembagian tugas masing-masing anggota keluarga atau Job Description.
•
Menciptakan
Rasa Aman dan Tentram dalam Kehidupan Rumah Tangga.
Saling kasih, asih, cinta, melindungi dan menyayangi. Semua anggota
keluarga harus menciptakan suasana bahwa rumah adalah tempat yang aman bagi
mereka. Aman dan tentram di sini bukan hanya terbatas pada segi fisik semata,
tetapi juga dalam segi kejiwaan.
•
Menghindari
Adanya Kekerasan Baik Fisik Maupun Psikis.
Dalam kehidupan berkeluarga, jangan sampai ada anggota keluarga yang
merasa berhak melakukan kekerasan yang melampaui batas dalam bentuk apapun,
dengan dalih apapun.
Begitu pula setiap anggota keluarga harus terhindar dari kekerasan
psikologi.
Mampu menciptakan suasana kejiawaan yang aman, tentram dan bebas dari
segala bentuk ancaman yang bersifat psikis, baik dalam bentuk kalimat atau
percakapan sehari-hari maupun panggilan antar anggota keluarga.
•
Menjadikan
Hubungan Suami Istri Sebagai Hubungan Partner.
Relasi gender suami istri merupakan hubungan kemitrasejajaran.
Maksudnya suatu relasi yang berdasarkan keadilan, saling membutuhkan dan saling
melengkapi antara satu sama lain.
Jika istri mempunyai kekurangan, suami tidak menceritakannya kepada
orang lain, begitu pula sebaliknya. Jika istri sakit, suami segera mencari obat
atau membawa ke dokter dan sebaliknya, serta istri sayogyanya tampil
membanggakan suami dan sebaliknya.
Tetapi tetap, sosok seorang ayah pastinya lebih tinggi kedudukannya,
lebih besar pula tanggung jawabnya, karena ia adalah imam bagi keluarganya.
Layaknya dalam suatu organisasi, yang mana ayah menjabat sebagai ketua, ibu
sebagai wakil sekaligus sekertaris yang mengurus arsip-arsip keluarga juga
sebagai bendahara, karena uang yang dipegang oleh seorang istri itu insyallah
berkah bila ia mengorganisirnya dengan adil.
•
Menumbuhkan
Prinsip Keadilan.
Keadilan di sini adalah menempatkan sesuatu pada posisi yang
semestinya (proporsial). Apabila ada di antara anggota keluarga yang
mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri harus didukung tanpa memandang
atau membedakan berdasarkan gender.
Masing-masing anggota harus sadar sepenuhnya bahwa dirinya adalah
bagian dari keluarga yang harus memberi dan mendapatkan perhatian.
•
Menciptakan
kedewasaan Diri.
Kebahagiaan dan kesejahteraan dalam pernikahan mempunyai beberapa
unsur, baik yang seharusnya dimiliki seorang pria yang akan menjadi suami
ataupun seorang wanita yang akan menjadi istri.
Salah satu unsur terpenting dalam mencapai kebahagiaan dalam sebuah
keluarga adalah kedewasaan diri. Kedewasaan dalam bidang fisik-biologis,
sosial-ekonomi, emosi, tanggung jawab, pemikiran dan nilai-nilai kehidupan
serta keyakinan atau agama.
Kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih sudah membaca.
__by: Triple A__
0 komentar:
Posting Komentar