Diberdayakan oleh Blogger.
Seal - Gaia Online
RSS
Container Icon

Adjective Clauses

Lesson 3 - English Grammar IV - pg. 30-31 




Pada materi Phrases Clauses - 1 sudah disinggung tentang apa itu klausa. Jenis klausa ada 2 yaitu klausa utama (main clause) dan klausa bawahan (subordinate clause).
  • Main clause dapat juga disebut sebagai independent clause, yakni klausa yang bisa berdiri sendiri sebagai kalimat yang utuh, dan independent dalam bahasa Indonesia artinya "berdiri sendiri".
  • Sedangkan subordinate clause disebut juga sebagai dependent clause, klausa kebalikan dari klausa utama. Klausa ini merupakan klausa pendamping/pelengkap yang tidak bidsa berdiri sendiri, keberadaannya bergantung pada klausa utama.
Klausa pelengkap terbagi lagi ke dalam 3 jenis, namun yang akan kita bahas kali ini adalah adjective clause, yakni klausa pelengkap yang komponen pembuatannya adalah kata ganti relatif (relative pronoun-who, whom, whose, which, that) oleh karenanya klausa ini disebut juga sebagai relative clause.


Adjective merupakan kata sifat sedangkan adjective clause adalah klausa kata sifat. 




Kali ini kita akan membuat adjective/relative clause menggunakan relative pronoun who dan whom
  • Who, kata ganti relatif yang digunakan apabila penjelas pada adjektive clause berkedudukan sebagai subjek.
  • Whom, kata ganti relatif yang digunakan apabila penjelas pada adjektive clause berkedudukan sebagai objek.
Simak penjelasannya pada video berikut!


See More


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Phrases Clauses 2

Lesson 2 - English Grammar IV - pg. 27-29



Kalimat/sentence bisa terdiri dari main clause dan subordinate clause. Perhatikan contoh berikut! 


Pada contoh di atas, setiap kalimat terdiri dari main clause dan subordinate clause yang dicetak miring/italic.

Subordinate clauses (pada kalimat di atas) merupakan klausa kata sifat (adjective clauses)Adjective clauses dapat diubah menjadi frasa kata sifat (adjective phrases) dengan menghilangkan kata ganti relatif (who and which) dan mengubah bentuk kata kerja yang mengandung tenses: present atau past, yang berfungsi sebagai kata kerja utam(finite verbs) pada kalimat aktif (active voice) menjadi kata kerja yang mendapat suffix/akhiran -ing (present participle), sementara kata ganti relatif dan kata kerja bantunya (the relative pronoun and auxiliary) dihilangkan.

e.g. – who sells menjadi selling

       – who is sitting menjadi sitting

       – which stands menjadi standing



Finite verbs
 pada kalimat pasif diubah menjadi kata kerja bentuk ke-3 (past participle), sedangkan kata kerja bantu dan kata ganti relatif dihilangkan.

e.g. – who have been chosen menjadi chosen

       which is kept menjadi kept


Subordinate clauses di atas merupakan adjective clauses, bisa juga direduksi menjadi klausa kata keterangan (adverb clauses).

Perlu dicatat, seperti pada adjective clauses, finite verbs pada kalimat aktif direduksi menjadi present participle, sedangkan finite verbs pada kalimat pasif (passive voice) direduksi menjadi past participle.

e.g. – When he saw menjadi seeing.

       – When he had seen menjadi having seen.

       – Because she was insulted menjadi insulted.

Konjungsi dan kata ganti dalam subordinate clause dihilangkan saat clause direduksi menjadi phrase.



Namun, konjungsi tertentu seperti “before, after and while” dipertahankan sementara kata ganti dihilangkan. Lihat contoh di bawah ini!




Ketika konjungsi dipertahankan, passive finite verb direduksi menjadi present participle dari "be" diikuti oleh past participle dari kata kerja utama (main verb).

e.g. – After he was released, he settled in another country.

       – After being released, he settled in another country.

Arti dari kedua kalimat di atas sama yakni, setelah dibebaskan, dia menetap di negara lain.

Simak video berikut!



See More

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Phrases Clauses - 1

Lesson 2 - English Grammar IV - pg. 27





Frasa (phrase) adalah sekelompok kata yang berhubungan, tidak terdiri dari subjek dan kata kerja. 
e.g. 1• A sad story 
       2• In your house

Klausa (clause) adalah sekelompok kata yang berhubungan, terdiri dari subjek dan kata kerja. 
e.g. 1• Anna was reading a sad story
       2• When I was in your house 

Contoh 1• merupakan klausa utama (main clause) karena pernyataannya lengkap (complete statement) dan bisa berdiri sendiri sebagai kalimat/sentence yang isinya sudah dapat kita pahami. 
main clause terdiri dari subjek dan linking verb

Contoh 2• adalah klausa subordinat/klausa bawahan/klausa sematan (subordinate clause) karena kalimatnya tidak lengkap sebagai pernyataan dan tidak bisa berdiri sendiri (menjadi sebuah kalimat/sentence).  

Kalimat/sentence bisa terdiri dari main clause dan subordinate clause

Simak Video berikut!




See More

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Semua Orang Pernah Alay



Hei gaess, khususnya manusia era 90-an, masih ingat dengan masa-masa alay kalian, kah? (enggak usah ngegas "Enak aje, gue gak pernah kayak begitu!" cuma nostalgia, bagi yang pernah saja, kok)  Zaman di mana ketikan pesan dimodifikasi dengan tampilan huruf yang bisa dibilang susah untuk dibaca bagi sebagian golongan, kombinasi antara huruf besar dan kecil, plus angka-angka yang tersusun semaunya penulis. Yups, "Terserah, ini tulisan gue, gaya gue. Mana gaya loe?" 

Apa sih, sebenarnya 'ALAY' itu? ALAY, singkatan dengan kepanjangan kata-nya berfariasi, ada yang bilang ALAY adalah akronim dari Anak LAYangan, sebutan buat sosok yang ndeso, katrok, dan lain sebagainya, karena yang biasa main layangan ya anak desa (kalau anak kota main layangan, bisa-bisa kesangkut kabel listrik). Konon anak layangan ini, saking seringnya kepanasan, rambutnya jadi merah karena terpapar terik matahari, identik dengan anak muda yang rambutnya dicat merah or warna-warni juga kali, ya. 

Ada juga yang bilang Anak LAYu (lefay, gayanya kayak orang yang gak semangat hidup), Anak keLAYapan, dan lain-lain. 

Nah, kepanjangan yang disepakati para ´pengamat gaul´ kayaknya ALAY lebih condong buat Anak LebaAY. Ya. ALAY, Anak LebAY.

Ih, alay. Lebay. Berati dia masih labil, gak seimbang dan mudah goyah, dong? Gak semua yang ´ngalay´ itu masih labil, bingung dengan jati diri. Memang dalam pembahasan kejiwaan pernah nyinggung soal si Alay yang mana kebanyakan dari mereka tuh, sebenarnya masih pencarian eksistensi diri. Ingin dipandang ada, makanya bikin sesuatu yang beda. Cari perhatian.

Mererka kreatif tapi tidak pada tempatnya atau kreativitas tanpa saluran. Misalnya, "wHeAwHh!! FfUtuNy4 k3wrEnDt a833z dewGh!" Mikir dulu kan bacanya? (mungkin masih ada yang kebingungan, garuk-garuk kepala sambil mikir, bacanya itu: "Wah!! Fotonya keren abis deh!") Begitulah, kalau gak kreatif mana mungkin kepikiran sampai ke situ.

Terpengaruh lingkungan yang kurang baik. Semakin tua dan semakin kumuh itu semakin keren! Pakaian yang gak sewajarnya, celana dipelorotin sampai jauh di bawah pusar, ujungnya kedodoran. Bajunya seringkali kekecilan atau ngepres badan. 

Lemahnya pendidikan di keluarga dan sekolah yang mengakibatkan mereka akan mudah sekali hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Gak punya prinsip.

Stereotip atau cap, di mana orang-orang sekitarnya mengatakan "Dasar, Raja/ Ratu Alay!" Nah, kalau gitu mereka akan semakin beranggapan "Masa sih, gue alay? Yang bener? Tingkatin taraf ke-alay-an gue sampe ke stadium lanjut, ah! Hidup alay!!" Alhasil, jadi alay beneran atau malah tambah parah.

Sebagian ´alayers´ mungkin memang belum menemukan jati diri, tapi sebagian lain dari mereka yang lebay itu cuma buat bercanda, kok. Sekadar hiburan saja, biar merasa lebih dekat dengan sahabat-sahabat tercinta. Toh kalau sudah merasa dekat, mereka akan normal kembali, tapi mungkin suatu saat lebay-nya kumat (hanya sebagai percikan sense of humor, biar gak garing katanya).

Atau mereka yang lebay bisa jadi sedang menutupi kesedihannya. Gak mau ketahuan orang, makanya mereka menampakkan seolah-olah dalam kondisi baik dan bahagia. Kalau gak salah yang seperti ini, anak psikologi biasa menyebutnya dengan Eccedentesiast (semacam orang yang hides a pain behind smile and happiness, ada sesuatu gitu, Gaes). Eccedentesiast untuk sesaat kali yah? Mungkin, but so far I haven't any clue.

Biar lebih oke dan meyakinkan (padahal jadi kayak orang yang salah mium obat), mereka sengaja bikin gaya baru yang dibuat-buat (haRe janG cEwraGh.. fok0gnYea hEpie bwanGjeTz baJay eWgh. Ouh 9oD. TengKyUu 4 epEritHin9g,, 8) …), sekaligus upaya untuk menghibur diri sendiri. Cara yang satu ini kemungkinan dapat berhasil. Hati yang sedih atau sakit bisa terobati dengan memancing kebahagiaan, karena kebahagiaan itu ada di dalam hati dan pikiran kita, pikir mereka. Sebabnya beda-beda juga sih, gak bisa dipastiin.

Yups! Mendadak alay faktornya jelas bermacam-macam. Gak bisa asal ambil kesimpulan, karena kita belum tahu persis apa yang sebetulnya terjadi dengan si Alay ini. Jadi ya… tergantung, deh. Tapi tetep, terlalu sering berlebih-lebihan pastinya kan gak bagus. Nah, siapa yang pernah nulis pesan, status, bicara dengan nada 'rame gonjreng', or whatever dengan gaya seperti itu? Coba cek di medsos, kalau iya, kayaknya bakal senyam-senyum sendiri, nih. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MORNING CONVERSATION - QUARANTINE EPISODE

🌆 THE VOCABULARIES OF THE WEEK 🌆

Monday, 24 August 2020
(Let's memorize and practice them!)

🏠1. Quarantine /ˈkwɒr.ən.tiːn/ karantina 
😃2. Improve /ɪmˈpruːv/ meningkatkan 
🚵3. Potential /pəˈten.ʃəl/ potensi
🕡4. During /ˈdʒʊə.rɪŋ/ selama
🍳5. Interest /ˈɪn.trəst/ minat
🍱6. Recipe /ˈres.ɪ.pi/ resep

🎲 SHORT CONVERSATION 🎲

A : I was bored during quarantine.
Saya bosan deh, selama karantina. 
B : I don't think so, if we can use time wisely.
Nggak juga kok, kalau kita bisa memanfaatkan waktu dengan bijak. 

A : Anyway, what are you doing during quarantine?
Ngomong-ngomong, apa yang kamu lakukan saat karantina? 
B : I just try to improve my own potential, such public speaking exercises, trying recipes and make any food.
Saya hanya mencoba untuk meningkatkan potensi saya, seperti latihan berbicara di depan umum, mencoba resep dan membuat makanan apa saja.

A : Wow! That's pretty good. Maybe I have to try that.
Wow! Cukup bagus. Mungkin saya harus mencobanya. 
B : Just try new activity that you interest in.
Coba saja aktivitas baru yang kamu minati.

📜 Language Development Program of Asshiddiqiyah Islamic College Jakarta📜



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Summary of Passive Voice/Passive Sentence

Lesson 1 - English Grammar IV - pg. 8-19


Intro
Active, kata kerja berawalan me-/ber-
Passive, kata berja berawalan di-/ter-

How to Make
Kalimat aktif yang dapat dirubah menjadi kalimat pasif hanya kalimat aktif transitif (punya objek), objek kalimat aktif tersebut lah yang nantinya akan dijadikan sebagai subjek dalam kalimat pasif.


Formula
 

(+), (-) & (?) Form



Simak video penjelasnnya! 😎😊




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pratiwi di Bumi Pertiwi



Aku bukan ibu Fatmawati yang menjahit bendera,
dengan derai air matanya yang mengalir.
Yang tumpah berkali-kali membasahi Sang Saka Merah Putih.
Yang menjahit Sang Pusaka,
sekembalinya dari pengasingan di Bengkulu ke Jakarta.
Yang sedang hamil tua 
dan sudah bulannya untuk melahirkan seorang putra.  

Bukan, itu bukan aku. 

Aku hanyalah seorang Pratiwi.
Ya, Pratiwi yang lahir di mana tiga ikrar sumpah pemuda itu digaungkan.
Pratiwi yang tumbuh dan besar di bumi Pertiwi.
Pratiwi yang akan menjaga harta pusaka.
Pratiwi yang mengabdi untuk Ibu Pertiwi.


Jakarta, 17 Agustus 2020

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Conditional Sententence Type 1, 2 & 3

Lesson 3-5 ~ English Grammar III 

General Formula of Conditional Sentence (CS) Type 1, 2 & 3


Dalam Conditional Sentense, susunannya tidak mesti "If Clause" diletakkan di depan lalu diikuti dengan "Result Clause", tapi bisa bertukar tempat. 

CS Type 1
(Future Possible or Probable Condition)
Conditional Sentense tipe 1 ini digunakan untuk mengatakan sesuatu yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang/pengandaian terhadap masa depan.


CS Type 2
(Present Unreal or Improbable Condition)
Conditional Sentense tipe 2 merupakan pengandaian terhadap sesuatu di masa lampau, oleh karena itu digunakan untuk mengatakan sesuatu yang memiliki kemungkinan kecil dapat terjadi/terlaksana, bahkan hampir tidak mungkin terjadi. 


CS Type 3
(Past Unreal or Impossible Condition)
Conditional Sentense tipe 3 merupakan pengandaian terhadap sesuatu yang telah terjadi di masa lampau/digunakan untuk berandai-andai tentang sesuatu yang berlawanan dengan apa yang sudah terlanjur terjadi, dan fakta dari kondisi yang diandaikan adalah kebalikannya. 


Berikut penjelasan singkatnya 👇🏻



Note
  1. CS Tipe 1, pengandaian untuk hal yang akan terjadi di masa depan bisa dianggap sebagai cita-cita/harapan (yang mungkin akan tercapai/terlaksana)
  2. CS Tipe 2 & 3, pengandaian terhadap sesuatu di masa lalu/hal yang telah terjadi merupakan pengandaian yang sesungguhnya, di mana fakta/hal yang sebenarnya terjadi merupakan kebalikan dari apa yang diumpamakan/diandaikan. 
  3. Di dalam buku English Grammar III sendiri, setiap tipe CS, "If Clause" dan "Result Clause"-nya memiliki beberapa variasi, baik itu menggunakan modal, another present tense, past tense or perfect tense, hal tersebut hanya sebagai pengetahuan saja. Agar tidak terlalu banyak rumus, kita fokus pada rumus umum di atas. 
  4. Ada yang menyebutkan bahwa CS memiliki 4 tipe (tipe 0, 1, 2 dan 3), ada juga yang hanya membaginya ke dalam 3 tipe saja (tipe 1, 2 dan 3).
  5. Untuk tipe 0 yang sudah dibahas pada materi sebelumnya di Conditional Sentences bagi golongan yang membagi CS menjadi 3 tipe saja, tipe tersebut masuk ke variasi CS tipe 1, yakni "If Clause" menggunakan if + simple present dan "Result Clause" menggunakan another simple present.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS