Bagus: Lah aku enggak dijajanin?
Bela: Enggak. Kan kamu yang ngejajanin.
Bagus: Jajanin pakai uang kamu, ya?
Bela: Patungan.
Bagus: Bawa jajan aja dari warung.
Bela: Abis acara bawa bekal, dah.
Bagus: Bekal yang banyak.
Bela: Ngerampok.
Bagus: Entar aku bawa plastik sampah yang besar.
Bela: Mantaf, tafff.
Bagus: Udah gak random lagi?
Bela: Nggak. Aku mah cepet sembuhnya.
Bagus: Kirain masih random. Takut aku.
Bela: Takut kenapa?
Bagus: Takut kena semprot.
Bela: Ooh, aku yang nyemprot, gitu?
Bagus: Hiyaahh.
Bela: Asdfghjklqwertyuiop. Red Flower. Red Day.
Bagus: Sunday, Minggu. Monday, Senin. Tuesday, Selasa. Wednesday, Rabu. Thursday, Kamis. Friday, Jumat. Sabtu, Saturday. Sunday Minggu (ia menyanyikan sebuah lagu yang tak sendu).
______ •°~
Saat suaramu memang tak begitu bagus, tapi kenyataannya itu adalah sesuatu yang bagus, karena membuatnya tak bisa mengehentikan gelak tawanya.
Seolah ada yang menggelitik, tapi apa. Tunggu, mungkinkah suaramu itu yang berhasil menggeletar dan masuk ke ruangan di dalam sana?
Tapi itu tidak mungkin, kan? Suara hanya gelombang bunyi yang tidak dapat bergerak sendiri ke dalam suatu ruangan. Mungkin saja itu hanya sensasi pikiran atau perasaan yang tidak terduga.
Baiklah, jikalau itu memang bukan apa-apa, kenyataannya itu adalah sebuah "apa".
Terima kasih banyak ya, Bagus.
Ya, Bagus. Bukan namanya yang bagus, bukan pula Bagus namanya. Baginya, itu seperti sebuah merek kapur. Mungkinkah itu kapur ajaib di film animasi Chalk Zone?