Jum’at, hari yang
spesial. Jadi penasaran, hal spesial apa yang akan aku temui di hari ini, deh.
Seperti biasa, kegiatanku di pagi
hari adalah mengedit konten sebelum post di website, lalu menyebarkannya
ke media-media sosial.
Notifikasi di ponselku berbunyi, ada
pesan masuk. Yes, banyak pesan masuk, maksudnya. Ponselku baru saja aktif,
jelas saja ratusan pesan masuk membanjiri pagiku yang lumayan mendung ini.
Ah, chat di grup ANAK-ANAKKU
toh, grup talk-talk yang terdiri dari aku, ayah dan adik-adikku.
[22:35, 2/20/2020] Inda:
Sapa mao bare Inda. Just say I after you!
hohoy
[22:48, 2/20/2020] Wilan: Baare
[22:48, 2/20/2020] Wilan: Asli apa kw?
[23:12, 2/20/2020] Edin: Yang oren gua juga punya
[23:12, 2/20/2020] Edin: Kw tapi
[23:14, 2/20/2020] Inda: Enak aja kw, mana ada gua beli buku kw. Maap
maap aja ni
[23:16, 2/20/2020] Inda: Kasian amet
[23:18, 2/20/2020] Inda:
Inda juga ada itu, tinggal beli yang Hamu Deus-nya
[05:11, 2/21/2020] Wilan: Beli di mana Mba Inda?
[07:10, 2/21/2020] Inda: Grimed
[07:26, 2/21/2020]
Daddy Karya: Awas sembarangan baca buku, karena semua yang dibaca, dilihat didengar dan seluruh
yg di tangkap oleh panca indra manusia itu akan berpengaruh pada sikap dan pola
pikir manusia.
[07:28, 2/21/2020]
Daddy Karya: Sekarang
banyak diterbitkan buku-buku dengan harga murah oleh para penulis asing maupun
lokal yang tidak disadari oleh pembacanya merusak keimanan, pola pikir dan
sikap seseorang
[07:40, 2/21/2020]
Daddy Karya: Buku-buku
yang dicetak dengan desain dan berlebel Islam juga banyak yang isinya bersifat
destruktif/menyesatkan.
Anak-anak papah boleh membaca
buku-buku yang isinya berpola destruktif kalau kalian sudah kuat karakter pola
konstruktifnya, untuk menyelidiki pola-pola mereka agar bisa menilai dan
memberikan penjelasan kepada temen kalian agar teman kalian tidak terjerumus
pada kesesatan
[07:50, 2/21/2020] Inda: Iya Pah. Siap. Buku oren menurut Inda aman (yang
biru Inda belum begitu tahu karena belum baca, tapi selama masih satu penulis dengan
buku oren, Inda rasa pasti setipe). Karena dia lebih ngebahas self
improvement. Kalau yang putih, itu lebih ke sejarah manusia tentang bisa
bertahan ribuan taun hidup mulai dari bersandar pada mitos-mitos sampai ke
teknologi seperti sekarang
[08:58, 2/21/2020]
Daddy Karya: Nanti
papah terangin soal mitos-mitos yang oleh orang-orang bangsa Babilonia dan Roma
dijadikan sebagai sandaran mereka untuk membangkitkan semangat mereka dalam
menguasai wilayah kekuasaannya,
Kalau (bagi) seorang muslim, bukan
mitos yang dijadikan sandaran.
[10:08, 2/21/2020] Inda: Iya. Okaay, Pah.
Sapiens cuma ngejelasin, bisa loh
manusia (jaman dulu) hidup dan beregenerasi padahal gegara cuma percaya
ke mitos-mitos, gitu aja si ngehehe. Inda belon baca ampe abis.
[11:16, 2/21/2020]
Daddy Karya: Anak-anakku,
ini mohon dibaca sampe abis yah, kalau ada yang kurang paham, boleh
bertanya.
Seorang penulis dalam memaparkan
tulisannya itu dipengaruhi oleh dominasi latar belakang keilmuannya, terlebih
jika tulisannya bersifat konsep-konsep pemikiran, ide, paham, ini sangat
berbahaya bagi orang-orang awam, karena orang awam biasanya jika membaca
paparan pemikiran/ide baru, tanpa dilandasi ilmu, keimanan dan ketauhidan yang
kuat dan benar, si pembaca itu akan terkagum-kagum dan cenderung membenarkan dan
meyakini. Ini sangat berbahaya.
Sebagai bukti, setelah Inda membaca
buku itu, yang mengulas tentang sejarah manusia yang bisa bertahan ribuan tahun
hidup mulai dari bersandar pada mitos-mitos sampai ke teknologi seperti sekarang.
Terus Inda yakin dengan tulisan itu? Jika Inda yakin dan membenarkan tulisan
tersebut, ini musibah besar bagi keimanan Inda, karena bersandar kepada hal yang
tidak semestinya dijadikan sandaran hidup. Bukankah sandaran hidup yang wajib
bagi seorang muslim itu hanya Allah?
Maka pelajari dan kenali siapa itu
Allah, sifat-sifat-Nya, kekuasaan-Nya, keagungan-Nya, kebesaran-Nya dan sifat
Allah yang lain agar tidak terjebak oleh keindahan, kehebatan dan hal-hal yang
bersifat mitos. Mitos itu hanya rekaan dan hayalan orang-orang yang gak
mengenal Allah dan sama sekali tidak ada substansi maupun realitanya, alias
hanya dongeng pepesan kosong, kok pepesan kosong dijadikan sandaran? Bagi umat kanjeng Nabi saw itu hanya wajib
bersandar kepada yang Haq yaitu Allah swt.
Bangsa Yunani meyakini bahwa hanya
bangsa merekalah di dunia ini yang paling tinggi derajat, kebudayaan, kecerdasan,
teknologi dan kemuliaannya di banding dengan bangsa-bangsa lain. Karena, mereka
mengaku bangsa mereka berasal dari keturunan Zeus, yaitu rajanya para dewa.
Bangsa-bangsa lain dianggap bangsa budak yang masih primitif, tidak berbudaya,
bodoh dan wajib tunduk kepada bangsa Yunani. Mitos seperti inilah yang selalu
ditanamkan di benak masyarakat Yunani sehingga merasa dirinya adalah bangsa yang
hebat. Bangsa Yunani harus hebat, kalau tidak hebat dia akan jadi budak hina
dan dianggap bukan bangsa Yunani. Keyakinan pada mitos inilah yang
menginspirasi bangsa Yunani sangat percaya diri sebagai bangsa yang kuat.
Puncak kekuatannya bangsa Yunani berhasil menguasai hampir 1/3 muka bumi ini
pada jaman Alexader the Great, (Islakandar Agung).
Begitu pula mitos bangsa Babilonia yang
meyakini kalau bangsa ini adalah bangsa keturunan mahluk yang datang dari
planet lain yang dihuni oleh mahluk serupa manusia yang kemampuan, budaya dan
kemuliaannya jauh melebihi manusia di planet bumi ini. Papah lupa nama planet yang
mereka maksud. Keyakinan seperti inilah yang diagung-agungkan mereka, sehingga
membangkitkan masyarakat Babilon menjadi percaya diri menjadi bangsa yang kuat,
digjaya, hingga bangsa babilon ini pernah jaya pada masanya, menjadi bangsa yang
kuat dan hebat menguasai bangsa-bangsa lain.
Lalu, kita sebagai umat kanjeng Nabi
saw akan meyakini hal-hal berupa mitos, hasil hayalan dan rekaan pepesan kosong
seperti ini? Tentu tidak, kan?
Banyak orang terinspirasi oleh
hal-hal yang tidak berdasar, hayalan, dongeng dan rekaan semata tentang diri
dan keturunannya, menjadikan semangat mereka bertambah hebat dan kuat seperti
ini. Misalnya lagi bangsa Jepang yang mengaku keturunan dewa matahari. Raja-raja
Jawa kuno yang mengait-ngaitkan dan mengagung-agungkan dirinya dengan para
tokoh pewayangan dari dongeng-dongeng Ramayana, Mahabharata dll, berhasil
membentuk karakter dirinya menjadi orang kuat dan hebat.
Banyak bangsa-bangsa lain maupun
orang secara individu yang kuat dan hebat karena keyakinan dan bersandar pada
mitos-mitos bahkan sampai pada pemujaan kepada setan. Nah, seiring berkembangnya
zaman, sekarang juga banyak orang-orang yang kosong imannya bersandar kepada sains
dan teknologi. Yang lebih rusaknya lagi, mereka ada yang mencari-cari
pembenaran baik terhadap hal-hal berupa pemikiran maupun sains dan teknologi
kepada dalil-dalil agama yang kadang tidak disadari telah merusak ketauhidan
seorang muslim.
Lalu, kenapa bangsa-bangsa tersebut
yang meskipun bersandar pada mitos yang notabene hanya rekaan, dongeng dan
hayalan, mereka jadi hebat dan kuat? Bukankah itu hal yang musyrik? Jawabnya,
Itulah sifat Allah (Ar-Rahman) yang selalu memberi kepada siapa yang berusaha dengan
sungguh-sungguh di dunia, meskipun mereka mensekutukan-Nya, tapi di akhirat
mereka tidak mendapat kebaikan apa-apa di hadapan Allah, bahkan apa yang
diusahakannya di dunia itu, bagi mereka akan menyiksa dirinya sebagai balasan
bagi orang-orang yang bersandar kepada
selain Allah.
Papah hanya khawatir aja sama
kalian terhadap pengaruh pemikiran yang menyimpang dari ajaran ahli Sunnah
waljamaah, khususnya NU.
Saran papah, bergaul dan
bergabunglah dengan satu komunitas ahlul Khair, ahli kebaikan khususnya
NU, baik di dunia nyata maupun dunia online, karena orang yang berjalan di
padang pasir maupun hutan belantara, jika ia sendirian akan mudah diterkam
binatang buas. Wallahu’alam.
[12:18, 2/21/2020] Inda: Mangstaap
[12:21, 2/21/2020] Inda: Dengan membaca buku Sopuens, buat Inda pribadi, Inda sekadar ingin tahu dan nambah pengetahuan mengenai pola
pikir suatu peradaban (misalnya; orang zaman dulu yang percaya mitos). Dengan Inda tahu, tidak lantas membuat Inda mengiakan apa yang ditulis. Jadi, Inda sekadar
ingin menambah wawasan. Gitu aja sih. Hehehe
Hufh, percakapan yang cukup panjang.
Semoga keluarga kami pun senantiasa diberikan keberkahan dalam kurun waktu yang panjang.
Amin.