Diberdayakan oleh Blogger.
Seal - Gaia Online
RSS
Container Icon
Tampilkan postingan dengan label Expression. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Expression. Tampilkan semua postingan

Hatiku, Lautan yang Tak Terduga

 


Di suatu malam, aku terpikirkan tentang perasaan manusia yang layaknya samudera luas dengan berbagai macam kehidupan di dalamnya. Keberagaman jenis hewan laut, kondisi lingkungannya, maupun terumbu karang, bahkan apapun itu yang belum aku ketahui di kedalaman yang paling dalam, dingin, dan gelap di bawah sana. 


Makhluk lautan tak bisa memilih untuk menjadi apa karena takdirnya telah ditentukan oleh Sang Empunya Mayapada, begitu pula dengan perasaan manusia yang dititipkan dan tertiupkan ke dalam dada kita, semuanya telah digariskan oleh-Nya. Namun, semua itu bukan berarti kita tak diberikan kemampuan untuk mengendalikannya sama sekali. 


Sekarang, aku akan menjadi ubur-ubur dengan bentuk seperti itu. Ya, seperti apa bentuknya? Kau pasti tahu seperti apa rupanya, meskipun tidak semuanya sama karena berbeda jenis, belum lagi kalau membicarakan tentang adakah racun di dalamnya atau tidak. 



Yups, sekarang aku adalah ubur-ubur bulan, Aurelia Aurita. Nama yang cukup cantik, bukan. 


Aku ubur-ubur bulan. Tetapi, apa boleh aku menginginkan untuk menyalahi takdir dan memohon agar aku dijadikan sebagai ikan hiu? Aku, menjadi ikan hiu paus yang katanya bisa tumbuh hingga sekitar 12 meter. Waw, besar sekali. 


Apalah daya, sekarang aku adalah ubur-ubur bulan dengan tubuh yang transparan dan ukuran yang kecil, bahkan 50 cm pun tidak ada. Lalu, apa yang harus aku lakukan? 


Terima saja kodratku sebagai Aurelia Aurita. Dengan begitu, aku bisa lebih menjalankan peran dengan baik. Aku berusaha hidup dengan senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan kepadaku, dititipkan kepadaku. Meskipun terkadang, bisa saja menginginkan sesuatu yang sedang tidak ada di hadapan mata, ya wajar saja, tapi setelah itu kembali lagi ke tempatku, tersadar dari lamunan itu. 


Rupanya aku berimajinasi cukup indah malam ini. Perasaan yang aku rasakan memang sudah diberikan oleh Dzat yang menciptakanku, apapun itu, aku seharusnya menerima dan menjalaninya. Jika perasaanku sedang baik, itu sebuah anugerah yang indah. Sedangkan perasaan yang menyesakkan itu, tahan saja dulu, sembari berdoa aku meminta pertolongan-Nya agar tetap terlindungi dan dapat melewati kepiluan itu dengan baik, tentunya dengan mengupayakan apa yang bisa aku lakukan. 


Perasaan pun dapat terpengaruh dari kondisi sekitarannya, sebagaimana aku yang menjadi ubur-ubur ini tinggal di lautan dengan kondisi yang tidak baik, tercemar. Tentu hal tersebut menjadi salah satu faktor ketidaknyamananku, kan. Lantas, aku harus bagaimana? 


Jika aku bisa pergi dari lingkungan yang seperti itu, sepertinya akan lebih baik. Syukur kalau aku menemukan tempat tinggal yang lebih layak atau bahkan jauh lebih indah dan sehat dari sebelumnya. Apakah aku hijrah dari satu lautan di bagian bumi tertentu ke bagian yang lainnya? Aku yang ubur-ubur ini hijrah? Yups, tidak masalah. Toh, demi kemaslahatan diriku. Sama saja seperti perasaan manusia yang bisa terkontaminasi oleh paparan tingkah laku maupun omongan tetangga yang tak menyehatkan jiwa maupun raga. Aku bisa memilih untuk pindah, atau menjauh dari hal seperti itu. Pilihan ada pada kita, selanjutnya bagaimana kita menyikapinya dengan bijak. 


Realitanya, di mana pun kita tinggal, akan ada saja sesuatu yang membuat tidak nyaman. Kita bisa berupaya untuk menjauh, dan tetap tinggal di lingkungan seperti itu selagi masih kuat. Menetap saja, jika hal itu lah yang bisa dijangkau kelanjutannya. Jangan memaki keadaan dan kondisi yang ada apabila kita tidak merasa nyaman. Atau, kita bisa mencoba untuk berpindah ke bumi di bagian yang lain jika memungkinkan. Yah, begitulah perasaan dan berjuta dramanya. 


Terkadang, aku menangis bukan berarti sedang bersedih. Mungkin, tanpa disadari air mata  mengalir begitu saja membasahi pipi ini. Memang bisa seperti itu? Entahlah, aku sekadar menyelami lautan dalam dan seolah dipenuhi pertanyaan "sebenarnya aku sedang apa di sini, mengapa aku belum dapat menemukan apapun?". Kosong melompong. Wah, sepertinya aku kurang berdzikir. Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullah. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hati Bedarah

 بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Bunga Hati Berdarah 


Kak, kau cakap, “Laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya berdarah, Dik,” iya ke? 

Kak, macam mana jikalau hati tak berdarah, Kak? Bukankah ia memang lah segumpal darah. Tak menyeramkan kah Kak, bila ia tak berdarah? 

Kau pun cakap bahwa yang membuat hatimu berdarah-darah adalah kenangan, Kak? 

Tak apa lah, Kak. Kenanganmu adalah ekor kehidupanmu. Tak boleh lah, kau putus ia begitu saja. Biarkan ia ada di belakangmu. Aku pun ada yang seperti itu. 

Macam mana jikalau kita buat kenangan yang baru saja bersama-sama? Iya Kak, bersamaku. Boleh ke? 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Maaf, Hati yang Sakit, dan Harga Diri yang Terluka

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

“Bila masih ada istilah 'Aku menerima dan memberi maaf, tapi tak akan melupakan perbuatanmu,' itu artinya, hati masih terimpit oleh kemarahan. Hati yang semacam itu lama-lama bisa menjadi keras. Lebih keras dari batu yang paling keras. Meminta dan memberi maaf, mestinya meluluhkan semua. Memulai dari yang baru dan tidak lagi mengingat-ingat perbuatan yang pernah menyakiti dan disakiti.” – hal. 79 



Maaf dan harga diri yang terluka. Rasanya, masih belum menemukan ukuran yang sesuai, bagaimana cara menakar kemudian menjadikannya komposisi yang pas untuk dijadikan bahan bakar kapal kehidupan yang masih baru berlayar ini. 

Bukan hal besar memang, meskipun tidak semuanya harus diungkapkan, tetapi sesuatu yang tidak dikomunikasikan dengan jelas, adakalanya membuat sebelah pihak bertanya-tanya. Sebenarnya ada apa, mengapa demikian, apakah itu...? Ya sudah, berpura-pura saja tidak terjadi apa-apa. Tetapi, setiap kepura-puraan tentu memiliki kenyataan. 

Tetapi, bagaimana kalau hal tersebut tidak hanya terjadi sekali atau dua kali, melainkan berkali-kali? Sudah bertanya tetapi tidak ada balasan apapun. Membuat angan-angan terbang tak tentu arah. Apa rasanya tergantung seperti itu? 

Tetapi, jiwa yang sedang tidak baik karena hati yang sempit mungkin (kebanyakan manusia fluktuatif betul kadar keimanannya, kesabarannya) atau barangkali hormon yang sedang tidak stabil karena pengalaman biologis, hal simpel saja bisa menjadi hal yang rumit. Yah, seperti wanita yang sedang kedatangan tamu rutin bulanan, ataupun sedang hamil, pasca melahirkan, saat menyusui, dan lain sebagainya. Laki-laki juga mengalami ketidakstabilan tersebut dengan kondisi yang berbeda. 

Tetapi, terus saja tetapi-tetapi itu beranak pinak.

Segalanya mesti memiliki alasan, entah itu memang alasanya atau sekadar alasan, dan alasan yang masih tersimpan seringkali membuat kita meraba-raba. 

Kira-kira yang seperti itu bisa menjadi pemicu rasa sakit dan luka, kah? Hati yang sakit dan harga diri yang terluka? 

Hei, apakah kau sedang melantur? Mengapa sampai pada pembahasan itu? 

Entahlah, kalau begitu anggap saja tidak apa-apa. Bukan. Bukan mencoba melarikan diri. Tapi setiap pribadi memiliki caranya sendiri untuk melakukan pertahanan. 

Tunggu, ada apa dengan pertahanan diri? 


"Kapal Karam Dilanda Badai" Raden Saleh  (1840)
"Kapal Karam Dilanda Badai" Raden Saleh  (1840)


Nampaknya kapal kehidupan itu sedang dilanda badai, jadi ia sedang melakukan upaya untuk tetap bertahan di lautan yang sedang tidak baik-baik saja. 



Kabarnya, yang harus menjadi kepastian dalam diri kita adalah apapun yang terjadi, termasuk perilaku orang lain yang menyakitkan hati kita, terjadi karena Allah ‘azza wa jalla mengizinkannya. Tidak mungkin suatu peristiwa terjadi kalau Allah tidak mengizinkannya.  Begitu pula dengan tindakan kita yang disadari ataupun tidak telah melukai orang lain. 

Mengapa tidak saling maaf-memaafkan?

Pemaafan, ya, itu adalah langkah untuk menghentikan perasaan jengkel, marah,  ataupun dendam karena merasa tersakiti atau terzalimi. 

Lebih dari itu, kiranya, pemaafan juga proses menghidupkan sikap dan perilaku positif terhadap orang lain yang pernah menyakiti. 

Setiap orang pernah melakukan kekhilafan, apa salahnya untuk memaafkannya, toh kita pun pernah melakukan kesalahan. Bukan kah senang, lega, jika keluputan itu termaafkan? 

Pasti memerlukan proses dan perjuangan untuk memaafkan. Adanya kebaikan bagi diri kita dan orang lain, akan menjadikan memaafkan menjadi sesuatu yang mungkin dilakukan. Tuhan saja memafkan, mengampuni hamba-Nya, mengapa sesama hamba tidak bisa melakukan hal serupa. 

Konon, para ahli psikologi pun memercayai bahwa memaafkan memiliki efek yang sangat positif bagi kesehatan. Pemaafan (forgiveness) merupakan salah satu karakter positif yang membantu individu mencapai tingkatan optimal dalam hal kesehatan fisik, psikologis, dan spiritual.

Mengapa tidak introspeksi? 

Apakah sakit dan luka itu memang berasal dari luar, atau boleh jadi dari dalam diri kita sendiri. 

Ya, yang harus menjadi kepastian dalam diri kita adalah apapun yang terjadi, termasuk  rasa sakit, luka hati, kegundahan, terjadi karena Allah ‘azza wa jalla mengizinkannya. Agaknya, yang membuat gelisah bukanlah masalah yang menguji, tetapi bahasa rindu Allah yang gagal kita pahami. 




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lelah

Bismillahirrahmanirrahim 

Ketika ada halangan mendadak yang menyebabkan rekan kerjamu izin, padahal kondisinya lagi hype, ya harus stay strong


"Menumbuhkan asusmsi kalau aku udah nggak punya air mata lagi, gimana ya?" Anistasya kalau bete pasti ngelukis. Lukisannya abstrak banget, pula. 

Naya cuma geleng-geleng, "Gak kayak gitu juga, Neng. Lelah itu wajar. Tapi, menanamkan pikiran agar tetap kuat dengan tidak menangis sama sekali itu kurang tepat, Nis."

"Iya, sih. Tapi...."

"Dear, menangis juga bisa menjadi salah satu mekanisme terbaik tubuh untuk menenangkan diri, tauk." Alamat, nih anak mau ceramah. Anistasya sudah biasa sih, dapat wejangan. Dia terima-terima saja. Lha wong bermanfaat, kok. 

Kultum tentang menangis, ya? Hmm. Kurang lebih, kontennya Naya bicara tentang peneliti yang telah menemukan bahwa menangis mengaktifkan sistem saraf parasimpatis (PNS). PNS itu yang membantu tubuh beristirahat dan mencernanya. Namun, manfaatnya tidak langsung. Yaaa, kurang lebih perlu beberapa menit air mata menetes sebelum orang yang menangis itu merasakan efek menenangkan dari menangis. Bla bla bla, dan seterusnya, ya gitu deh. 

"Aku nggak kuat kerja fisik, makanya kerjaanku itu rata-rata pakai otak." Gadis berjilbab hijau muda itu tersenyum, senyuman yang dipaksakan. "Padahal kemampuan otakku cuma kelas menengah, jadi kudu mikir ekstra," Anistasya mengedip-ngedipkan matanya. Bibirnya itu loh, menjep-menjep

"Jangan begitu. Bersyukurlah, duhai Nona Muda."

"Astagfirullah," dia mengusap wajahnya, "Ya Allah maafin Anis, ya Allah."

Naya menepuk-nepuk pelan pundak sahabatnya, "Jadi, mau nangis apa nggak, nih?" 

"Nanti aja, kalau lagi sunyi. Sekalian munajat," Ciye ada yang lagi malu-malu. Wajahnya memerah, euyy. "Eh, katanya manusia punya tiga air mata, ya?" Tanya Anistasya serius. 

Naya menghela napas. Antara heran tapi gak asing. Manusia di hadapannya itu loh, awal-awal nampak sedih dan penuh beban, lalu jengkel, kemudian kaget, eh tiba-tiba jadi malu-malu, terus serius. Lihat saja nanti ekspresi selanjutnya kayak apa. 

"Setahuku begitu." Naya memicingkan matanya, "Ada air mata refleks, air mata yang terus-menerus keluar, continuous tears, dan air mata emosional, Nis." Dia mulai serius, tapi tetap santai, "Air mata refleks tugasnya membersihkan kotoran-kotoran, seperti asap dan debu dari mata, Neng. Nah,  kalau air mata yang keluar terus-menerus, dia melumasi mata dan membantu melindunginya dari infeksi. Yang terakhir, apa hayo?"

"Ih, lanjutin lah, Nay." Naya senyum, manis banget. 

"Air mata emosional Nis, air mata yang memiliki manfaat kesehatan. Jika continuous tears mengandung 98 persen air, air mata emosional diduga mengandung hormon stres dan racun lainnya, loh. Para peneliti yakin bahwa menangis dapat mengeluarkan hal-hal buruk dari sistem tubuh, meski penelitian lebih lanjut perlu diteliti lagi. Yaa, seingatku begitu. Mohon maap deh, kalau keliru."

Anistasya mengecek handphonenya, ada pesan masuk ternyata. 


Nah loh, sekarang sumringah. "Chat dari siapa sih?" Naya kepo, dia mendekat ke layar hp sahabatnya. 

Bukannya diumpetin malah disodorin tuh hp. "Nih, lihat nihhh," fix, tiada rahasia-rahasiaan. Eeh, tapi bukan berarti mereka tidak punya ruang pribadi. Itu mah kebetulan saja lagi ada pameran. 

"Itu tetanggamu bukan sih, Nis?" 

"Iya, ibu-ibu yang hanya tinggal berdua sama suaminya. Anaknya udah pada menikah," jari-jarinya begitu lihai membalas pesan, sampai typo gitu ngetiknya. Lah, si ibu juga typo

Bodo amat sama typo, gas aja terus, Nis. 


"Kamu tuh, ngesave semua hasil karyamu di galeri, Nis?"

"Iya dong, diabadikan. Sejarah kehidupan tauk, Nona." Anis chattingannya lancar bener


Lah, dia foto juga stok perkakas menjahitnya itu. Yaampun... "Nis... Nis, seneng bener gegara dapat orderan or semangat karena mainan manik-manik?"

"Dua-duanya, dong." Naya geleng-geleng lagi. Anistasya sudah lupa dengan beban hidupnya. 

"Dasar. Enak ya kamu, diajak mainan begituan pusingmu hilang." Anistasya mengangguk-angguk, jarinya masih sibuk mengetik. 


Pokoknya Anistasya dan Umi Fifi chatting sampai puas. Naya juga puas melihat sahabatnya bahagia dapat orderan. 

Sudah jam pulang kantor. Karena Naya mau mampir ke toko buku, Anistasya pulang duluan, biasanya mereka pulang bareng karena searah. 

Di rumah, Anistasya langsung mengobrak-abrik kotak harta karunnya. Apalagi kalau bukan seperangkat renda, kancig, dkk. 

"Nis, itu jelly gak dimakan?" tanya Bang Fahry. 

Yang ditanya nggak dengar saking fokusnya. Di depannya tercecer perlengkapan kerajinan tangan dan semangkuk jelly rasa cincau. 

Si abang menyodorkan mangkuk itu ke wajahnya. "Astagfirullah," Anis kaget. 

"Fokus amat. Nih, nggak dimakan?" Anistasnya nggak sadar kalau ada makanan di situ.

"Bukan punyaku, Bang. Nggak tahu siapa yang naruh. Lagian aku nggak begitu suka rasa cincau."

"Sukanya rasa coklat, ya?" tanya Fahry asal. 

"Sukanya yang asem-asem, tauk." Dia sibuk memasukkan jarum ke lubang kancing. Aduh benangnya kusut lagi. 

"Ketek?" Abang tanpa dosa banget nanyanya. 

Tahan..., tahan.... Anistasya menarik napas panjang dan mengembuskannya, "Rasa buah, ih!" 

Fahry mengambil mangkuk itu, "Ya udah, Abang makan." Anistasya mengangkat kepalanya sambil merem, menjep-menjep lagi dia. 

"Abang mau ke warteg. Nitip apa?"

"Capcay plus telur dadarrrr." Setelah menghabiskan jelly, Fahry cuss ke TKP. Warteg, warung makan yang porsinya bikin wareg

Bunda tidak masak dan sedang pergi yasinan juga, maklum malam Jumat. Tapi biasanya pulang dari yasinan bawa oleh-oleh banyak. 

Di lingkungan mereka tinggal, warga terbiasa mengadakan acara yasinan bergilir dari satu rumah ke rumah lainnya di setiap malam Jumat. Kalau malam Sabtu setelah Isya, ada kegiatan muthalaah, kegiatan belajar bersama untuk mengulang pelajaran tadi pagi/siang di sekolah atau mempersiapkan pelajaran esok hari gitu, di pendopo RT. Pesertanya dari anak-anak sampai orang tua. Gak wajib, bagi yang mau saja. Biar kata sunah, tapi banyak yang berminat. Asyique, belajarnya terserah bawa buku masing-masing, mirip kayak belajar di rumah. Bedanya, kalau ini belajar bersama didampingi kakak Karang Taruna. 

Suara motor Fahry tuh, Anistasya segera bangkit menemui kakaknya di depan pintu. 

"Abang, mana punyaku?" 

"Sabar atuh Neng, baru juga sampai," Fahry memberikan bungkusan nasi warteg, "Spesial buat princess."

"Amin. Makasih doanya Bang, semoga jadi princess beneran. Thanks a lot for the meal, my bro. May you always have a blessed life." Fahry tersenyum simpul. Mereka pun makan bersama di depan televisi. 

Anistasya membuka bungkusan nasi miliknya, "Wah, ada kentang balado!" Girang betul gadis satu ini, "Abang, ya Allah Abang, maksih banyak aku seneng bangeeet." Kakaknya cuma manggut-manggut. 

Ketika meneguk air minum, tiba-tiba Anistasya ingat kata "ketek", sontak ia tersedak dan ingin tertawa, tapi ditahan. Tsundere, nih. Padahal tadi sudah berhasil menahan tawa, tapi ingat lagi pas minum. Yaa, keselek, deh. 

Esok harinya, Anistasya mengumpulkan kekuatan lagi untuk menyelesaikan kerjaannya di kantor. Eits, baru ingat kalau belum kasih tahu Umi Fifi. Pesanannya sudah jadi. 


Oke. Tinggal bagian pewarnaan dan dialog. Ini nih, harus jeli. Anistasya biasanya menghayati dulu sebelum lanjut ke bagian yang sakral, shading dan background. Untung di EMS Studio tempatnya bekerja, atasannya baik. Jadi, meskipun ada rekan kerja yang sering komentar rese, masih oke lah buat dia. Maklum, di manapun kita berada gak semua orang bisa cocok atau baik, pasti ada saja yang rese. Yang terpenting bagaimana kita menyikapinya, tidak membalas dengan perbuatan yang sama. Eh, tapi kalau sudah keterlaluan boleh lah, diusilin balik buat pelajaran kali ya. 

Hari Jumat pulang lebih cepat. Ada notifikasi chat masuk. Dari Umi Fifi. 



Wadidau, dapat stiker saranghae. Jadi makin cinta sama pelanggan. Hahaha. 

Pas mau ke rumah Umi Fifi, ketemu Mbak Bitoh, "Mau ke mana, Teh?"

"Ke rumah Umi Fifi, antar ini," Anistasya memperlihatkan konektor masker yang dibawanya. 

"Aku mau pesan juga dong, Teh."

"Bahan-bahanku hampir habis, nih. Sesuai stok aja gak papa, Mams?"

"Gak apa-apa. Harganya berapaan, Teh?"

"Satunya 3.500, kalau beli tiga 10.000, Mams." Anistasya nyengir. 

Ibu dengan dua jagoan cilik itu mencolek hidung Anistasya, "Oke Teteh Incess." 

Dari dulu Mbak Bitoh suka manggil Incess-Princess, Anistasya sendiri bingung kenapa bisa dipanggil begitu. 

Di depan rumah Umi Fifi ibu-ibu sedang berkumpul, ada Bunda juga. Anistasya menyalami mereka satu per satu. 

"Ada apa, Teh?" tanya Bunda. 

"Mau antar pesanan Umi, Bun." Bunda tersenyum. Anistasya paling suka lihat senyuman bundanya. Adem, jadi tambah sayaaaaang banget. 

Ternyata para ibu sedang berdiskusi tentang piknik. Rencananya hari Ahad mau buka lapak di danau komplek sambil bakar ikan, bapak-bapak nanti yang mancing ikannya. 

Tahu mau piknik, Anistasya riang bukan main. Secara, sudah lama tidak liburan. Emang dasar, kurang piknik. 


Alhamdulillah, nanti malam Anistasya bagian jaga di pendopo RT, jadi sekalian kasih pesanan Mbak Bitoh. Beberapa orang tua terkadang menemani anaknya belajar, ada juga yang sengaja mampir pendopo walaupun anaknya nggak belajar karena masih balita. Yah, kumpul-kumpul saja biar berkah. 

Kamu luar biasa!
Pantang menyerah. Kuat menerjang cobaan. Walau mungkin orang lain tidak tahu bahwa diam-diam air matamu jatuh terurai, hampir menyerah dan terus berkata bahwa kamu sangat lelah. Tapi kamu lebih memilih untuk bangkit. Terus bersabar, berdoa dan tetap gigih. Terus meyakinkan diri bahwa kamu mampu. Terus menjaga kobaran api semangat dan harapan sampai titik di mana kamu sadar bahwa kebahagiaan adalah suatu hasil dan jawaban dari segala jerih payahmu selama ini.
Selamat, kamu hebat!

 




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pratiwi di Bumi Pertiwi



Aku bukan ibu Fatmawati yang menjahit bendera,
dengan derai air matanya yang mengalir.
Yang tumpah berkali-kali membasahi Sang Saka Merah Putih.
Yang menjahit Sang Pusaka,
sekembalinya dari pengasingan di Bengkulu ke Jakarta.
Yang sedang hamil tua 
dan sudah bulannya untuk melahirkan seorang putra.  

Bukan, itu bukan aku. 

Aku hanyalah seorang Pratiwi.
Ya, Pratiwi yang lahir di mana tiga ikrar sumpah pemuda itu digaungkan.
Pratiwi yang tumbuh dan besar di bumi Pertiwi.
Pratiwi yang akan menjaga harta pusaka.
Pratiwi yang mengabdi untuk Ibu Pertiwi.


Jakarta, 17 Agustus 2020

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Celoteh Pagi

Pagi...
Mentari menari, sinarnya menghiasi latar drama
Terima kasih
Telah memberi cahaya, 
menuangkan sekendi kehangatan pada lakon musim dingin itu 
Terima kasih
Telah mendengar dan menyaksikan operetku di hari yang belum usai ini
Angin di diriku masih mengembuskan kerinduan
Namun kulit menutup pori-porinya agar tak ada suatu apapun yang keluar
Takut sebenarnya
Bosan pula sejujurnya
Pagi...
Mohon temani aku
Jangan biarkan aku sendiri
Tak apa bila kau pergi nanti
Asal kau menjamin, malam kan menghadiahkan sinar purnama 
Agar aku dapat berbagi celotehku padanya
Dan diperkenankan bertemu dirimu esok hari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tersembunyi: Suara-Suara yang Sengaja Dihilangkan



Malam yang sunyi, padang pasir yang kering, bagaikan semua suaranya sengaja dihilangkan. Sepi di tanah yang gersang. 

Benangi, yang penting bagi Kirara adalah hatinya. Bisa saja luka itu tersembunyi di tempat yang sangat dalam. 

Semakin berpaling karena ia tak ingin melihatnya, di dalam hati juga bergerak, ke tempat yang lebih dalam. 

Daripada menjadi sakit dan menjengkelkan jika terus terlihat, sehingga lebih baik disembunyikan saja.

Berharap ada seseorang yang dapat mendengarkan rintihan sakit yang ia rasakan, meski hanya sekali saja, karena tidak ada orang yang benar-benar ingin sendirian.

Tapi, kehangatan hati pasti dapat ditemukan. 

Agar tempat ini tidak menjadi lebih dingin. Agar tidak menjadi kering. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Api, Darah dan Benih Kebahagiaan

Aku mencintaimu seperti api, yang terus berkobar di dalam sanubari.
Aku mencintaimu seperti darah, yang mengalir di setiap nadi.
Aku mencintaimu seperti benih, yang terus tumbuh berkat kebahagiaanmu.
Aku hanya ingin terus mencintaimu



Meski belum dapat memecahkan cermin keabu-abuan Kaguya di sana, tapi di sini aku cukup mendapatkan kebahagiaan dan keindahan di kala Ajisai itu merekah, Ryu-san.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

It's Harder

It's harder when thee can't see through the thoughts.
Not that I wanna get in, but I want to see how thine mind works.
It's harder when they dunna what they've done.

Maybe I am too happy, to be impatient seeing the results.
That's hard enough for me who hasn't been able to solve the secret.

Alright, for the good, definitely need hard work,
for the better definitely need sacrifice,
for the best, definitely need sincerity and patience. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Just Like This



Menyukai sesuatu karena sebuah alasan, kemudian kau terlupa akan alasan tersebut dan benar-benar menyukainya. Itu hal yang cukup wajar. Menyukai sesuatu dapat bermula dari sebuah alasan maupun tanpa alasan apapun yang dapat kau kemukakan. It's just like this, kau menyukai sesuatu itu, karena kau menyukainya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

English Version 言葉さがし feat. こぴ & SiN/コバソ Lyrics -Kobasolo-

I can't say, I can't say. In words, I can't say.
I can't disappear, I can't disappear. I can't see love.
A budding flower that blooms quietly.
I can't sense it, so teach me.
Okay?

I don't need it, I don't need it. I don't care about anyone.
I can't see it, I can't see it.  I can't see myself.
My fluttering heart can't be conveyed.
I'm looking back without knowing it.

Even though you're near, I can't touch you.
As if you're a reflection in a mirror.

On the nights I hear your voice.
The meaning arise like this, like this.
When I realize upon praying,
I know that my feelings of pain are from love.

The cold night pass by so brilliantly.
As I stopped breathing, someone started crying.
Even though I pursued the truth through means that I couldn't remember,
with cold eyes, you were laughing at me.

Ever since I was born, I wanted to receive love.
But dreams will only remain dreams.


Your single goodbye that you gave,
has made me so lonely, so lonely.
This dream will eventually shatter,
But if it means I can fly with you,
I'll go wherever.

If I'm by your side,
I'll dance like a madman
No matter how many times, no matter how many times, fate laughs at me.
If you find that to be a relief, then someday you'll be  able to laugh.

I can't say, I can't say. In words, I can't say.
I can't disappear, I can't disappear. I can't see love.
A budding flower that blooms quietly.
I can't sense it, so teach me.
Okay?

On the nights I hear your voice.
The meaning arise like this, like this.
When I realize upon praying,
I know that my feelings of pain are from love.

If you're with me,
please deceive me genuinely.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

言葉さがし feat. こぴ & SiN/コバソ Lyrics -Kobasolo-


Ienai ienai kotoba ga tarinai
Kienai kienai koi wa mienai
Shizuka ni moete hitori de saku hana
Kidzukanai mama oshiete yo


Iranai iranai dare mo kinishinai
Mienai mienai boku ga mienai
Hitohira mo omoi wa tsutae rarenai
Shiranai mama furimuite yo

Soba ni iru no ni kagami no yō ni
Kesshite fure rarenakute

Kiminokoe ga kikoeru yoru ni
Kon'nani kon'nani imi o tomosu no
Kidzukeba hora inoru yōna
Itami no yōna omoi o koi to shitta

Tsumetai yoru ga mata sanzen to tōrisugita
Iki o hisomete darekaga naita
Aragaenai tadashi-sa ni imi o motomete mo
Sameta me de boku o waratteta

Umareta mama de aisa retai na
Yume wa yume no mama de

Kimi ga kureta sayonara hitotsu
Kon'nani kon'nani sabishiku naru yo
Koware-sōna yume o miru yo
Kimi to tonde iketara
Doko e ikou ka

Kimi ga soba ni irunara boku wa koko de odori kuruu yo
nando mo nandomo unmei ga azawaratte mo
sorede yokatta ne to itsuka waraeru ka na

Ienai ienai kotoba ga tarinai
kienai kienai koi wa mienai
shizuka ni moete hitori de saku hana
kidzukanai mama oshiete yo


Kiminokoe ga kikoeru yoru ni
kon'nani kon'nani imi o tomosu no
kidzukeba hora inoru yōna
itami no yōna omoi ga
koi to shitta

Soba ni irunara
dō ka kokorokara damashite okure




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

【English ver.】コイワズライ (Koiwazurai) in 『Sun Dance』『Penny Rain』Album / Aimer Lyric


Please laugh at all my tears
She through me when I'm strong
Forgive me when I'm spoiled
Could you stay right here with me

I wanna be close to you
I don't like being cold alone
Cause you take my frozen hand,
and please hold it tight for me

I wanna you understand,
at my pain and all my love for you
My heart sighs everywhere I'm
Always low in wonder
And everything I wanna say
I can't get it through to you
With a clumsy smile I try to bluff it all away

Everything you say and every move you make
I want every piece of us in memory
Falling down falling soft
Like a snowflake in the air
I don't want it all just melting away

Oh I don't like a liars
So I'm choosing nothing clear
I hide how much I miss you
Cause I'm longing for your smiles

And everything I wanna say
I can't get it through to you
We keep growing for apart
And I never get it right

All the city lights sparkle like every night
They will never be kind to you cause of that
Shining bright shining soft
Like a twinkle in the sky
All my tears were dancing through the night

If you get a little sad, if you  get a little lonely
If you wanna cry it out, it's all right
In the time you feel so sad
In the time you feel so lonely
You will see what's true to you
It's a right

If you get a little sad
If you  get a little lonely
If you really miss him bad
It's all alright

Even when you see a day pass
Even when you're all so grown up
Even after all the time

All the city lights sparkle like every night
They will never be kind to you don't forget
Shining bright shining soft
If you look up at the stars
Make a wish you will see

Everything you say and every move you make
I want every piece of  us in memory
Falling down falling soft
Like a snowflake in the air
Even if it melts away somewhere

If you  get a little sad
If you  get a little lonely
If you  really miss him bad
It's all alright

In the love that makes you cry
In the love that makes you lonely
You'll treasure every place someday some time

If you  get a little sad
If you  get a little lonely
If you wanna cry it out
It's all alright

In the time you feel so sad
In the time you feel so lonely
You will see what's true to you
It's all alright

English Verse

Japanese Verse

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Katanya

Katanya, dalam diam saja dia masih sanggup mendoa, maka tak perlu heran dalam diam, dia masih sanggup mencintaimu. 

Katanya, cintanya bukan puisi yang saban hari ia susun tuk kau baca, bukan pula alunan biola yang merasuk setiap ruang telinga. 

Katanya, cintanya layaknya angin, hadirnya dapat kau rasa, tanpa perlu kau raba.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tanpa Kata, Tanpa Rasa



Benar-benar tak terbendung lagi
Bibirmu tak dapat berkata
Hatimu tak kuasa
Matamu,
matamu meneteskan butir-butir air mata

Apa?
Kenapa?
Tiada kata
Tiada rasa

Sudahlah, lupakan saja
Lupakan!

Kau ingin mengatakannya,
tapi tak satu katapun yang berhasil keluar
Lalu kau menangis
Ya sudah, menangis saja

Lagi-lagi, kau mencoba untuk melupakan
Membuang semua rasa
Membendung semua kata

Kau menguncinya rapat-rapat
Tidak akan ada lagi yang dapat membukanya 
Yakin itu kemauanmu?

Lupakan!
Kunci!

Tanpa rasa
Tanpa kata
Biarkan begitu saja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Di atas Angin

Entah apa yang membuatnya merasa gugup. Spontan dengan separuh kesadaran, ia memilih untuk menghindarinya tanpa mengetahui alasan yang tepat.

Kalau begitu, dapatkah kau membantunya untuk mengawali apa yang belum dapat ia mulai?

Bukan berjalan di atas angin, melangkah pada pijakan yang tak nampak namun terasa, tapi ia masih menjadi bagian dari angin itu. Ada, terasa, tapi belum dapat menampakkan diri.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Titik Tertentu Taman Langit





Katanya, bunga-bunga di taman langit itu tertanam dengan memiliki akar yang saling mengait.
Semua hal memiliki banyak kaitan.
Hal yang berkaitan satu sama lain itu lah, 
yang akan mengembalikan ke tempat di mana seharusnya kita berada.

Takdir adalah seperti ini.
Mereka bercabang ke segala arah.
Berputar dari satu sisi ke sisi yang lain, 
tapi pada akhirnya akan kembali pada satu titik yang ditentukan.

Semua manusia itu sama.
Bila kematian menjemput, 
maka kedudukan mereka sama.
Yaitu manusia akan kembali ke hadirat Ilahi Rabbi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lebih Bersinar

Terkadang sesuatu yang hebat justru tercipta dari harapan yang sederhana.

Kau tahu, setiap orang sangatlah berbeda. Memiliki kekurangan, kelebihan, dan keunikannya masing-masing.

Ada yang bekerja keras menjadi pengusaha sukses. Ada yang bermimpi untuk bekerja di bidang seni. Ada yang bermimpi untuk mendesain busana, berkeliling dunia menampilkan karya-karya yang indah nan menawan.

Tapi di atas semua itu. Mereka yang menikmati apa yang mereka kerjakan, akan lebih bersinar di antara yang lain.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kekhilafan yang Nyata

Rasa sesak ini nyata,
tapi bukan asma.
Rasa sakit ini pun nyata,
tapi tak berdarah.
Aku masih menyimpan plestermu,
tapi entah akan kutempelkan di mana. 

Apa aku merindukan masa-masa itu?
Ketika bersama mereka?
Berada di tempat yang berjauhan,
tapi masih di bawah naungan langit yang sama. 

Mengingatkanmu akan hari itu memang sebuah kekhilafan,
tapi aku menyukainya.
Membaca apa yang kutulis kala itu,
apakah kau menyukainya?
Sudikah dia mengenangnya?
Tapi jelas itu adalah kekhilafan. 

Apa aku menyukai dan merindukan kekhilafan itu?
Buat apa?
Apa itu berguna? 

Ketika Mentari menampakkan sinarnya, 
kau pun menampakkan sinarmu kepadaku.
Apa boleh, aku menyukai itu?
Ketika Rembulan memanjakanku dengan keindahan malamnya,
pantaskah aku bahagia karenanya?
Ketika gemintang berkelip cantik,
layakkah aku memandangnya seraya tersenyum? 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Karena Itu



Ketika awan bergumpal-gumpal membentuk serangkaian perahu rakit,
dinding keegoisan mulai memudar.
Mencoba sekali lagi menyingkirkannya,
tapi ia hanya berubah menjadi transparan.

Langit makarel menyapaku,
tapi yang terdengar hanyalah sayup-sayup birunya melankoli sendu.

Karena itu, kututup mataku tentang hal yang telah berlalu,
karena itu, aku merentangkan tanganku,
memeluk wanginya angin masa depan,
dan membuka hatiku,
terhadap hal yang akan datang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS