بسم الله الرحمن الرحيم
Segala aktivitas yang kita lakukan, dalam konteks apapun, memiliki pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, hendaknya setiap perbuatan diniatkan semata-mata karena-Nya.
Keberhasilan dalam menjalani kehidupan, baik dalam menuntut ilmu maupun aktivitas lainnya, bergantung pada tiga pilar utama:
1. Keimanan yang kokoh: keyakinan yang teguh akan pertolongan dan rahmat Allah SWT merupakan pondasi yang kuat. Keimanan ini akan memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi tantangan hidup.
2. Doa yang khusyuk: memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan dan ketulusan merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Doa merupakan sarana untuk memohon pertolongan dan kemudahan dari Allah SWT dalam segala urusan.
3. Usaha yang maksimal: keberhasilan tidak akan diraih tanpa usaha yang sungguh-sungguh dan konsisten. Ketekunan dan disiplin merupakan kunci utama dalam mencapai tujuan.
Perlindungan Allah SWT
Dengan menggabungkan keimanan, doa, dan usaha yang dijalankan dengan niat ikhlas karena Allah SWT, kita akan mendapatkan perlindungan-Nya. Meskipun godaan (setan) dan rintangan akan selalu ada, Allah SWT akan senantiasa memberikan pertolongan dan kekuatan kepada hamba-Nya yang berikhtiar.
Kebahagiaan Hakiki
Kebahagiaan hakiki sesungguhnya terletak di akhirat. Kebahagiaan dunia bersifat sementara dan fana. Oleh karena itu, hendaknya kita menyeimbangkan kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Sebagaimana dalam doa: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً (Rabbanā ātinā fī ad-dunyā ḥasanatan) - "Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia."
Penggunaan kata حَسَنَةً (ḥasanatan) - "kebaikan," bukan سَعَادَةً (sa'ādatan) - "kebahagiaan," dalam doa tersebut mengandung makna yang mendalam. Kebahagiaan dunia bersifat relatif dan sementara (fana). Cepat ada, cepat pula hilang pula. Maka, berupa lah ia sebagai kebaikan yang berkelanjutan (semasa berada di dunia dan itu sifatnya hanya titipan), dan kebahagiaan yang kekal hanya ada di akhirat.
Semoga catatan ini bermanfaat. Wallahu'alam.