Diberdayakan oleh Blogger.
Seal - Gaia Online
RSS
Container Icon

Kemurnian


Pepohonan hijau di dekat aliran air yang tenang
Dan seorang gadis melantunkan senandung sambil tersenyum malu-malu
Mengamati dari aliran air itu
Matahari bersinar di ufuk timur
dan terbenam di ufuk barat
Kupikir semua ini tidak ada yang murni,
tapi kemurnian nyatanya memang ada 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bidadari

Senyum manis nan lugu, 
mengembang menghiasi padang rerumputan
Tak bersayap, 
tak pula bergaun layaknya peri

Sosok-sosok mungil, sedang, adapula yang tinggi besar
Penebar berbagai rasa, berbagai aura
Sumber air mata ini mengalir, suka maupun duka

Cukup menjengkelkan, terkadang
Tunggu, apa rasa itu pantas?
Tidak
Kilau kebahagiaan yang terpancar lebih terang
Dari mereka aku belajar, dari mereka aku berbagi

Terima kasih, duhai bidadari-bidadariku
Maafkan sosok yang belum mengerti sepenuhnya
Sepenuh jagat raya dan makna yang tersirat di dalamnya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kisah di Tepi Danau

"Saat danau mulai kekeringan, tunggulah di tepi danau, dan awan mulai mendung."
Ia masih mengingatnya. Andai saja kau dapat membaca tulisan itu dengan baik, mungkin pipinya akan memerah. Andai saja kau tahu, seoye itu memang tak sengaja ia buat, tapi... bukan berarti maksud dari kesetiaannya muncul tak sengaja. Andai saja kau mengerti, bukan berarti kehidupannya hanya dipenuhi dengan pengandaian.
Kau tahu, sageuk itu belum dapat ia selesaikan. Belum. Karena ia masih menunggu di tepian danau, merawat kata yang akan ia tumpahkan dalam tulisannya kelak. Semoga takdir menunjukmu untuk melengkapi kisahnya, semoga kaulah pilihan terbaik-Nya, Wangja-nim.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bersamanya

Katanya, kalau dia menggenggam tangannya, menatapnya dengan penuh kasih dan tanggung jawab, pasti akan menyenangkan.
Genggaman, tatapan itu, akan menjadi yang pertama dan selamanya.
Mendengar yang lain berbincang mesra, rasanya ingin sekali. Ah, belum saatnya menikmati hidangan seperti itu. Bagaimana kalau hanya mencicipi sedikit, saja? Tidak, terima kasih. Ia berbisik, "Belum saatnya. Menyenangkan sepertinya, tapi sejujurnya cukup menakutkan."
Mengapa menakutkan? Mungkin... sudahlah.
Sepertinya menyenagkan, berjalan-jalan menikmati langit jingga seraya mendengar kicauan gerombolan burung yang terbang menyambut hadirnya rembulan. Menyatu dengan semilir sore, menyatu bersamanya.
Memandang hamparan hijau padi yang mulai menguning. Lalu diperdengarkan sepenggal kisah tentangnya di masa lalu. Semuanya sudah cukup. Bagaimana kalau menikmati deburan ombak bersama camar yang tak lelah-lelahnya mengitari langit di sana? Harum aroma Marmara menembus hidung, merayap, masuk ke pintu hati. Menebarkan ketenangan, menyegarkan jiwa yang telah lama gersang. Siraman yang menyejukkan. Begitu indah. Betapa bahagianya. Istimewa. Istimewa bersamanya. Ya, bersamanya yang penuh berkah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Biasa

Semuanya nampak sama
Terasa biasa
Tak ada yang istimewa
Hanya seperti ini
Aku menikmatinya
Lalu, bagaimana dengan dirinya?
Siapa?
Yang mana?
Rupa saja tak tahu
Bertemu?
Entahlah, itu hanya dalam mimpi
Walaupun terasa begitu menyenangkan,
padahal hanya berkutat pada hal-hal biasa
Ya, biasa saja
Biasa saja yang berarti
Penuh kebahagiaan, kenyamanan
Masih terbayang setelah membuka mata
Ah, seolah benar-benar terjadi,
masih merasakan jejaknya
Aku merindukannya,
merindukan objek yang belum kuketahui wujudnya
Rasanya, sedikit menyakitkan
Entahlah, sudah menjadi hal biasa
Ya, biasa saja
Hanya seperti itu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Meretas Pelangi

Gencatan media mendidih
Serangan jahiliyah membabi buta
Zaman meretas pelanginya
Pelagi keseimbangan yang selama ini menghidupi
Kehidupan mulai memudar
Lantas, di mana sayap keadilan itu?
Hey, kau yang tiarap di sana,
apa hanya itu kemampuanmu?
Mau jadi apa
Kibarkan selendang merah itu
Layangkan bendera hijaunya,
sanding saja bersama si biru
Kau mulai berpikir, sekarang?
Berpikir akan perceraian kemarin?
Apa jangan-jangan baru terselip rujuk dalam dompetmu?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

English Exercises 4B (X grade)

Book : English Grammar in Use
Unit : 1 - 8

A. Choose one word in parenthesis as your answer!

1. (Shall, Will, Are) you move a bit, please?

2. Vivi (decorates, is decorating, is going to decorate) the stage at the moment.

3. Of course. I (am, will, am going to) run around the field just for you.

4. Go! I (study, studying, am studying). Don’t disturb me.

5. Maria has just known that Kagome is in hospital. She (going to, is going to, will) directly go there after school.

6. Naera (post, posts, posted) her own artistic drawing in her Instagram account.

7. Lee  has bought two tickets, he (will, shall, is going to) watch “Kungfu Panda 4”  with Sakura.  

8. Why doesn’t Inuyasha (paint, paints, painting) his room by himself?

9. Kakao (go, goes, going) to hospital every Thursday.

10. The sun doesn’t (goes, going, go) round the sun.

B. Put the verb into the correct form using “present simple” or “present continuous”!

1. Li Xiu seldom …………………… … (make) Mooncake in Mid Autumn Festival.
2. Anggita’s Alfalink ……………………………….. (not/work). It broke down this morning.

C. Translate into English !

1. Kamu berencana akan membersihkan rumah dan mengecat tembok kamarku sepulang sekolah nanti.

D. Make an active sentence  using these tenses!

1. Present continuous tense
2. Future “going to”

E. Arrange these jumble words into a good sentences!

1. Capetown - Waka Kaa - 15 – been – have – I –We – live – and – years –there – in – for

2. probably – will – watch – she – new  - buy – a 

Have a nice doing and good luck! (•ˆ⌣ˆ•)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

English Exercises 4A (X grade)

Book : English Grammar in Use
Unit   : 1 - 8

A. Choose one word in parenthesis as your answer!

1. I promise I (am, will, am going to) accompany you going to library.

2. Inuyasha (go, goes, going) to clinic every Sunday.

3. Go! I (study, studying, am studying). Don’t disturb me.

4. Maria has just known that Kagome is in hospital. She (going to, is going to, will) directly go there after school.

5. Have you heard the news? Kang Chi’s new poniard is (make, makes, made) by Hwang In.  

6. Hinano doesn’t (post, posts, posted) new entry in her blog.

7. Why doesn’t Miroku (sew, sews, sewn) those dresses by himself?

8. Lilo has bought a new suitcase, she (will, shall, is going to) travel around Jamaica.

9. (Shall, Will, Are) you take those oranges for Adel, please?

10. Timmy (decorates, is decorating, is going to decorate) the stage at the moment.

B. Put the verb into the correct form using “will” or “going to”!

1. He must completely forgot. I …………………… (get) him to finish it today.

2. A: Why are you packing all your things?
    B: Oh. I …………..……… (emigrate) tomorrow.

C. Translate into English !

1. Kamu berencana akan membersihkan loteng, sedangkan saya berencana akan memasak.

2. Tania belajar dengan giat agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat, kan?

D. Make an active and passive sentence  using “Present  continuous”!

E. Arrange these jumble words into a good sentences!

1. again - Mahtama – and – festival - again – thinks -  about - autumn

2. saying – what – Fiona – happen – thinks  – just – will – or – will – is – happen – she – what 

Have a nice doing and good luck! (•ˆ⌣ˆ•)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jagat Malam

Yee Calm night
Oh Sparkling night
Peace Night
Blessed night
Dalam sunyi damai menjelma cahaya
Pancarannya berbuah titik-titik kelembutan
Jagat malam membentang
Jagat malam menyimpan rahasia
Rahasiaku, rahasiamu, rahasia-Nya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sparkling Hanbok II Batik Hanbok

Punya kain THR kan, waktu itu. Sama lurah pondok disuruh bikin seragam guru. Ya ampun... paling nggak suka pakai kostum begituan (untuk sekarang, yah, nggak tahu di masa depan nanti masih kayak gitu nggak).
Berhubung nemu inspirasi dari "Daily Hanbok", bikin keputusan niru yang satu ini.


Dan jadinya seperti ini. 

Bukan bermaksud norak atau demam hanbok. Belum punya penjelasan ilmiah saja, makanya belum bisa diungkapkan pakai kata-kata.

Instagram juga diisi dengan beberapa koleksi hanbok.
Eh pas repost gambarnya Sodan Hanbok (Sodan itu brand-nya, mungkin kalau di Indonesia sejenis Rabbani dkk), ada orang Korea yang komentar. Cukup panjang, jadi belum tahu artinya.

Kepo banget deh, sama artinya. Kebetulan ada temen yang katanya punya temen kerja di Korea, inisiatif buat tanya, dong. Screenshoot, lah ujung-ujungnya.

Ada dua, tapi mereka nggak tahu semua. Kan, jadi mikir, di sana ngomongnya gimana? 
Dikasihnya jawaban google translate, nggak bisa, man. Aduh.

Ya sudah, tanya yang lain. Loh, siapa? Siapa lagi kalau bukan pengikut di Instagram.

Oh, God, cuma dilihat doang. Well, tanya ke orang lain, ya? ٩(^ᴗ^)۶

Eh, eh, ternyata. Kalau gitu mampir, ya?
Bahasa Koreanya mau mampir gimana? Tanya lagi, deh.


Pas mampir, IG rental hanbok, guys.

Indah. Jadi punya cita-cita buat hanbok berbahan batik. Wah, mempesona, mungkin.
Semoga diberi kesempatan suatu saat nanti. Batik hanbok dan dikenakan dengan kerudung yang cantik. Sederhana, nyaman dipakai dan bergaya, pastinya. ヽ(^。^)ノ↖(^▽^)↗

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sparkling Hanbok

Nggak tahu kenapa, suka... banget sama yang namanya "hanbok". Indah aja, gitu. Bahagia ngeliatnya. Apalagi kalau dipadu-padankan sama suitable veil, uduhh, kece badai.

Model zaman Josoen. Haduhh. Tak terkira senangnya, memandang kostum yang dua itu.

Sekarang, hanbok telah berevolusi. Modelnya sederhana dan simpel, tapi tetap tak menghilangkan keciri khasannya. Kerahnya itu, loh. Hahaiii. Sebenarnya, sih, Korea mengadopsi model pakaian dari Tiongkok (kurang lebih seperti itu, kalau ada kekeliruan mohon maaf ya). Paham, lah, dari dulu kan, negeri tiang bambu (tirai bambu maksudnya) itu sudah maju.

Kan, jadi coba-coba di kamar sendiri.
Bergaya seolah ada di "sageuk", tapi kostumnya kekinian. Wkwkwk.
Cantik kan, pakai kerudung.
Begitulah. Hanbok tu, kayak islami gimana, gitu. Tinggal kepalanya aja yang dibalut kain penutup. 
( ^∇^)

To be continued... (๑^っ^๑)٩(^ᴗ^)۶

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Malammu

Mengapa kau terdiam lagi?
Kau tak dapat menceritakannya, pasti
Bagaimana denganku?
Kau tak mampu jua?
Diammu sejujurnya menyimpan isak
Isakan yang tak terlihat
Pandai sekali kau menyembunyikannya,
tapi... sorot matamu begitu lugu
Dari situlah aku menerka
Tak perlu bertanya
Aku sudah tahu jawabannya
Kau tak tahu mengapa
Seperti itu
Hanya seperti itu
Bagimu malam adalah surga
Kesunyian adalah bahagia
Kau unik
Kau...
Aku melihatmu kala itu
Bagaimana bisa kau merintih tanpa terdengar suara apapun
Air matamu, aku tak sengaja melihatmu dalam genggaman pilu
Sakit
Bagaimana bisa kau...
Kau cukup pandai menyembunyikan suara kepiluanmu
Bagimu, memperlihatkan dan memperdengarkannya adalah suatu hal yang tak boleh terjadi
Sungguh memalukan
Begitu, bukan?
Mengapa?
Bagaimana bisa kau berpedoman pemikiran itu?
Biar saja
Aku akan biarkan seperti itu
Pura-pura tak tahu apapun
Kalau begitu, selamat menikmati malammu
Semoga kau bisa meluapkannya dengan caramu
Cara yang aku belum memahami sejarahnya
Semoga kau dapat menemukan...
Menemukan sesuatu yang membuatmu lebih baik
Bukan berarti aku tak perduli karena membiarkanmu
Aku hanya tak ingin mengganggumu
Maaf belum dapat membantumu secara maksimal
Kasat mata, tapi ada
Maafkan aku yang hanya bisa mendoakan akan kebaikanmu
Selamat menikmati kesunyian malam nanti

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gubuk Cahaya

Ramai dalam tenang
Rasakan saja
Tak bersuara namun gaduh
Mengapa?
Coba kau cermati
Apakah teriakan mereka tak sampai ke otakmu?
Mereka sedang berpesta
Kumpulan kata, jutaan bahasa,
milyaran pelita, atau bahkan tak terhingga
Sunyi yang terselip di gubuk cahaya
Kau mempercayainya, sekarang?
Kalau begitu, di mana tempat favoritmu?
Aku...
Aku punya satu
Di sudut jendela itu
Ya, di situ
Kalau mau, kau boleh ambil satu di sampingku


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lorong Semalam

Lorong semalam. Hanya titik putih tulang yang tampak.
Duhai rembulan, apakah kau telah purnama lagi?
Esok dan esok aku kan menjumpaimu saat sabit.
Lalu, bentuk apa yang akan kujumpai malam nanti?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah Bersamamu

Cerita itu ada, karena ada kenyataan di belakangnya
Kisah itu hidup, karena ada seni yang menegakkan jalannya
Opera itu tercipta, karena aku tak melupakan sejarah masa lalu
Sejarah singkat tempo dulu bersamamu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Senandung Pagi


Kau dengar sesuatu?
Menurutmu suara apa?
Coba hayati iramanya

Ialah semilir pagi yang menjemput keceriaan hari ini
Kau belum pernah mendengar melodi memesona, bukan?  

Nikmat itu dekat, 
kalau kau mau mensyukurinya 
Sapalah sang semilir pagi 
Beri ia senyuman terindahmu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lakon Biasa

Ini hanya sebuah perjalanan. Setiap orang pasti punya arah masing-masing, walaupun tak semua sudah mendapatkan tujuannya. Banyak yang hanya berputar atau tak tentu arah.
Bermula dari rencana ayah yang ingin anak sulungnya bersekolah di sarang lama yang kini mengganti merek sampulnya. IKIP Jakarta-UNJ.
Entah apa yang terlintas dan mengapa seperti itu? Entahlah. Sudah lama berlalu. Biarkan saja.
Ujung-ujungnya memutuskan bersarang di "Penjara Suci". Istilah yang cukup..., ah, tak mau meneruskannya.
Mengapa di Ibukota? Tidak apa-apa. Hanya..., takdir mungkin. Jawaban singkat diiringi senyum simpul. Simpel saja.
Memang bukan daerah baru, karena beberapa tahun silam pernah singgah di surga itu. Hanya melanjutkan? Tidak juga. Lama pergi dari sana, jadi agak sedikit canggung.
Well. All is well. Just trust. It must. Yeah.
Awalnya masih menengadakhan tangan. Masih merangkak. Apa boleh buat. Lama kelamaan mulai bangkit. Kayuh saja sepedanya menuju gerbang di depan sana. Sesekali coba gaya lepas tangan. Terkadang terlintas, "Mengapa cukup berat juga, ya?"
Ah, masih banyak yang posisinya di bawah sana, bahkan mungkin tak dapat melihat mereka. Saking dalamnya.
Bermodal beasiswa? Emm, suatu kebanggaan tersendiri bukan? Walaupun bukan full beasiswa. Semuanya patut disyukuri. Ahamdulillah.
Hidup harus secukupnya. Why? Masih banyak kebutuhan lain. Semuanya butuh perhitungan. Meski tak dapat dipungkiri terkadang hampir saja tak mencukupi.
Selama bisa sendiri, mengapa harus menengadah lagi? Tidak. Lakon biasa itu mencoba menanggungnya sendiri. Belum bisa memberi, setidaknya tidak menggantungkan diri.
Sekarang sudah dapat berdiri sendiri dan berjalan kesana-kemari? Begitulah, setidaknya tidak merangkak lagi meski belum dapat berlari.
Sebentar, dapat darimana?
Apa?
Sisa untuk mencukupi yang tak sempurna itu.
Oh. Tak sempurna. Sang lakon biasa tersenyum lagi. Bukan full, ya?
Memang tak sampai akhir pula. Hanya hingga tangga ke tiga. Bisa dibilang butuh satu tangga lagi untuk mencapai finish.
Lalu bagaimana?
Tenang saja, toh, kalau memang rejeki, pasti dipertemukan. Hanya bermodal diam saja? Tentu tidak. Ada usaha, ada hasil.
---Bersambung ヾ(^-^)ノ•°`………`•°

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Nyate Bareng AIC 2016


Jakarta – Dalam rangka menyemarakkan peringatan Idul Adha ke-1437 H., Pon. Pes. Assiddiqiyah Pusat mengadakan “Nyate Bareng” bersama, Selasa (13/9/2016). Persiapan pemotongan daging sebelum pembakaran dilakukan pada pukul 09.00 WIB. Sekitar sepuluh menit kemudian barulah para panitia membagikan arang ke alat pembakaran tiap-tiap peserta “Nyate Bareng”. Ratusan santri yang didampingi para wali kelas dan wali asuh asramanya tampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada yang memotong daging kurban, menusuk potongan daging dengan tusuk sate, hingga meracik bumbu.

Dipimpin oleh Lurah Pondok, Ust. Husni Mubarok, Lc, warga Asshiddiqiyah mengumandangkan takbir diiringi dengan tabuhan bedug. Suasana begitu meriah dan para santri  duduk rapi di lapangan menyambut kehadiran para tamu undangan. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaann acara oleh pengasuh dan sambutan dari beberapa tamu undangan.

Dengan wajah ceria, para santri putra dan putri membakar sate bersama di lapangan. Secara bergiliran mereka mengipas sate di alat pembakaran. “Nyate di pondok lebih seru, soalnya bareng-bareng sama temen-temen,” ujar Indah, santri kelas VIII SMP Manba’ul Ulum Asshiddiqiyah. Tak hanya pandai dalam mengaji dan berbahasa Internasional saja (Arab-Inggris), mereka pun mahir membuat sajian sate yang lezat.

Tradisi “Nyate Bareng” telah berlangsung selama tiga tahun ini. Dengan tradisi tersebut, pengasuh bermaksud menjaga kebersamaan, menambah rasa syukur kepada Allah swt. dan meningkatkan kekreativitasan santri khususnya dalam bidang kuliner.

SNAPSHOTS

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tugas 4A.1 Madin (05-09-16)

Change these blank with simple present or continuous form!

1. My family and I often ... (swim) in "Harapan Indah" swimming pool every Sunday.
2. Zoey Lou normally ... (make) a wonderful dress design.
3.  Look! What ... (Inuyasha/catch) over there?

Translate into English!

1. Fara dan Fahry biasanya pergi ke tempat les bahasa Prancis bersama dengan berjalan kaki. Sekarang mereka pergi ke sana dengan menggunakan mobil pribadi.

2. Devira berencana akan berkunjung ke rumah neneknya hari  Sabtu depan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Karangan Kenyataan

Di saat yang lain dapat bercerita, kau bukan salah satu dari mereka. Apa itu kemauanmu? Bukan, tapi karena ketidak mampuanmu.

Apa karena kau tak mempercayai siapapun? Bukan. Bukan begitu. Hanya saja, ungkapan yang mengendap begitu sulit kau terbangkan bersama angin yang berhembus.

Dalam diam, kau mengarangnya. Tak bermaksud berbohong, kau hanya menuliskan kisah yang baru. Imajinasi yang pada hakikatnya adalah sebuah kenyataan.

Dalam diam, tinta itu bercerita pada secarik kertas. Kisahnya mengalir. Di tengah perjalanan menuju muara, ia menepi sejenak di lembar-lembar kehidupan. Mempelajari dan menikmati apa artinya sebuah kepastian.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cahaya di Balik Kabut

Ibu. Sosok sederhana, namun memesona. Terkadang melihat sebuah kebijaksanaan di hadapan kabut tebal memang cukup sulit. Nak, bersenang-senang pasti hal yang menyenangkan, bukan? Kalian bersinar, tapi debu itu cukup menghalangi terangnya cahaya.

Sambil narik napas, mikir, terus istighfar. Hufhh. Astaghfirullah.

Kalian anak-anak yang baik, pintar, manis, dan shalehah. Hufhh. Nak, yang berdiri di depan kalian sekarang siapa? Bukan siapa-siapa. Belum menjadi siapa-siapa tepatnya.

Rasanya kudu berpikir ekstra buat ngadepin kalian yang manis-manis. Nak, mbok yo kalo digerakin itu langsung bangun. Leha lehe konyo ngunu piye maksude? Apa kurang mantep doanya?

Bukan menerapkan kekerasan. Bukan. Tapi ini ketegasan. Kalian masih dalam pertumbuhan. Kalian masih banyak belajar. Mengurus seorang saja cukup..., apalagi satu kesebelasan?

Pelan-pelan. Yang ini juga masih belajar. Kalian juga ya. Kita maju sama-sama. Kita hadapi bersama.

Eh? Ngomong apaan, sih? Bukan tentang pilkada atau turnamen. Bukan. Tapi ini bagaimana menata hidup agar menjadi sesuatu yang indah dan lebih baik lagi.

Hidup bersama pastinya punya banyak rasa dan warna. Yang terpenting belajar menghargai. Menghargai waktu, kesempatan, dan apapun yang patut dihargai.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Keberuntungan Bebatuan

Semuanya nampak baik-baik saja, walaupun sebenarnya ada sedikit lubang yang mengganggu. Benarkah? Tidak. Jelas nampak tak baik sama sekali. Apa kau bodoh? Tidak juga. Aku tak ingin dikatakan dan benar-benar menjadi seperti itu.
Dalam ketakutan, terkadang mencoba tak merasakan apapun. Berhenti bernapas. Bergeming, menutupi segalanya. Tak jarang pula berubah. Seperti apa? Entahlah, mungkin menjadi mahkluk jahat. Seberapa jahat? Tak terkira. Apa kau belum bisa berhitung dengan baik dan benar? Mungkin.
Maaf. Benar-benar tak pantas, tapi seperti sudah menjadi kebiasaan dan terjadi begitu saja. Hey! Apa kau tak dapat mengendalikannya? Sudah kucoba, tapi...
Siapa bilang tak ingin menjadi lebih dan terus berbuat baik? Siapa?
Ingin. Kau tahu? Kata yang begitu singkat, bukan? Tapi perjalanan yang ditempuh cukup panjang, bahkan bisa menjadi sangat.
Kalau begitu, hentikan menghentikan napas itu. Hiruplah. Rasakan perlahan udara yang ada. Ia tak dapat kau lihat, apalagi disentuh.
Begitu istimewa. Kasat mata. Coba buka hatimu lebih lebar. Perasaan itu kan tampak perlahan, maka kau akan merasakannya. Merasakan sesuatu. Ya, sesuatu.
Jaga dirimu baik-baik. Jangan terlalu merasa bersalah, tidak baik untuk jantungmu. Belajarlah dari gunung yang tak menyakiti bebatuan meski tak memiliki kebijaksanaan.
Kau tahu, betapa beruntungnya mereka yang dapat melihat kekurangannya sendiri? Maka, pelajari keberuntungan itu lebih baik lagi. Pelajaran bukan sekadar rumus, teori dan beberapa permainan rasionalisme belaka. Ia berawal dari hal-hal yang kecil. Sangat, kecil. Ia lebih dekat daripada telapak tangan yang berada di dadamu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Debu Kepercayan

Setiap orang hidup,
memercayai apa yang ingin mereka percaya
Hidup harus memercayai sesuatu
Tanpa memercayai apapun, kita tak akan hidup
Itulah manusia
Benar kah?

Tapi, percaya itu sama seperti debu
Sebelum debu menumpuk, itu bukan apa-apa
Lantas, akankah atau haruskah aku memercayaimu?
Kau, kau siapa?
Seakan tak percaya akan sebuah kepercayaan

Terkadang,
tak ada yang lebih menyiksa
daripada meragukan orang lain
Hey! Bahkan aku tak tahu apa itu keraguan
Apa aku percaya?
Bagaimana?

Mengetahui kebenaran di mana tak ada yang memercayainya
Itu bahkan lebih menyiksa

Angin terus berembus
Aku mulai mengerti
Hal yang membesarkanku adalah angin perjalanan
Semakin aku pergi, dunia semakin memalukan
Kita semua semakin tua,
hidup seperti itu

Aku masih mempelajarinya
Dalam kelemahan, aku terus merangkak
Aku harus menarik titik kepercayaan,
menjadikannya sebuah garis
Membangunnya menjadi sebuah bentuk
Di mana nilai terbesar tumbuh
Nilai kepercayaan yang agung
Percaya akan kuasa-Nya
Kebesaran-Nya
Di mana dengan itu semua,
aku harus berevolusi menjadi lebih baik
Kita yang lebih baik
Dunia yang lebih baik

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Malam dan Senja Kita

Apa aku merindukanmu lagi?
Mengapa?
Terlalu lancangkah aku yang seperti  ini?
Aku tak tahu
Rasa itu tiba-tiba saja datang

Hey!
Apa kau merasakan yang sama?
Maaf, maafkan aku yang mempunyai pertanyaan semacam itu
Aku hanya ingin tahu
Tidak bolehkah?
Setengah hatiku bertanya demikian,
tapi yang lain dengan lantang melarangnya

Apa yang sedang kau lakukan sekarang?
Di sini bintang tak tampak
Bulan pun bersembunyi
Mereka mengurung diri karena hujan baru saja turun

Oh. Apa kau sedang bersama senja?
Ya, kau masih menunggu mentari melambaikan tangannya

Aku malu,
tapi aku begitu ingin tahu keadaanmu
Tapi, aku juga ingin membuang pikiran itu jauh-jauh

Kalau begitu, biarlah seperti ini untuk sementara
Aku, aku akan pergi menemui Maehwa seperti biasanya
Ya, aku akan bersamanya

Kau
Nikmatilah penghujung senjamu
Aku harap harimu menyenangkan
Begitu pula dengan malamku di sini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

How to Make Karimyeon

Ceritanya habis pulang kuliah pada kelaparan. Padahal sudah sarapan. Ada yang belum juga, sih. Heheheh.

Berhubung masih ada kentang dua kilo, ada myeon dan bihun plus sesuatu yang merah-ijo itu, kita putusin buat bikin "Karimyeon". Cepat, singkat dan padat. Sajian ini untuk delapan orang, ya 。^‿^。
Bahan yang diperlukan adalah:

1. Magic Comb
2. 2 bungkus myeon (mie)
3. 2 bungkus bihun 
4. 3 siung bawang merah 
5. Daun bawang 
6. 3 buah cabai merah 
7. 1 buah tomat 
8. 2 buah kentang
9. Bawang goreng
10. Kurang lebih 1300 ml air segar
11. Bumbu (serbuk kari, garam, gula, penyedap rasa dan minyak tamanegi atau minyak bawang)

Well, dengan mengucap basmalah kita mulai dengan memasak air di magic comb. Sambil menunggu mendidih, iris daun bawang, cabai merah, tomat, cincang bawang merah, kupas kentang lalu diiris dadu memanjang kemudian cuci bersih.
Untuk menghemat perkakas kotor, kita taruh bahan-bahan tadi di atas kertas nasi, gals. 
Like this ⬇


Selanjutnya, rebus potongan kentang sekitar dua menit.


Karena bihun lebih lama matangnya daripada myeon, masukan bihunnya terlebih dahulu, ya. Setengah menit, aja. ٩(^ᴗ^)۶ Setelah itu, baru si "myeon" boleh gabung ke dalam air mendidih. 

Beti, sih. Beda tipis waktunya. Setengah menit doang. Kalau mau dimasukkan bersamaan juga oke. Biar gak jomblo, gitu. Hahaii.

Eits, myeon sama bihunnya diremuk dulu. Biar pas mau dimakan, ngambilnya nggak susah karena kepanjangan. Kan sajian ini dimakan bareng-bareng. Maklum, lah, anak pesantren yang selalu kompak. Makan kompak. Tidur juga kompak. Mandi serempak. Ngantri deh. Y(^_^)Y



Yoms, masukkan bawang merah cincangnya, sobat, lalu diaduk-aduk. Tunggu sampai bihun dan myeon-nya setengah matang, ya.↖(^▽^)↗


Waktunya si merah-ijo tampil. Siapa lagi kalau bukan irisan cabai dan daun bawang. 



Giliran si bumbu. Tambahkan serbuk kari, garam, gula, penyedap rasa dan minyak tamanegi secukupnya. Untuk minyak tamanegi cukup empat sendok makan saja, boleh. ヾ(*⌒ヮ⌒*)ゞ


Tambahkan irisan tomat. Tunggu sekitar setengah sampai satu menit, boleh, lah. Masak sayur jangan kelamaan. Biar vitaminnya nggak rusak. Katanya sih, gitu.


Hampir siap, nih. 
Diaduk-aduk lagi, biar rata. ヽ(^。^)ノ


Sudah matang. 
Euhh, makin gak tahan. (^O^)
Finally, matikan aliran listrik dan keluarkan inner cooking pan-nya. Taburkan bawang goreng, deh.


Tadda! Karimyeon siap disantap. Nggak lupa basmalah dong, biar si setan-setan nggak ikutan makan. o (^‿^✿)o

Begini lah menu sederhana kita. Selamat makan dan selamat mencoba juga buat kalian yang berminat. 
Sayonara.... \(^▽^@)ノヾ(^-^)ノ

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kairaku-en yang Sarat Nilai Sejarah


Pastinya, ada banyak taman indah di Jepang, tapi tak banyak juga yang sarat nilai sejarah, kawan (gayanya, kayak tau sejarah aja 。^‿^。).

Dari taman-taman bersejarah itu, ada satu yang terkenal karena bunga pohon plum nan indah, yaitu Kairaku-en 偕楽園 ("kairaku" dapat diartikan pleasure dan "en" adalah park, jadi kairaku-en bisa disebut sebagai pleasure park atau taman kebahagiaan) di kota Mito, Prefektur Ibaraki, Jepang.

Kairaku-en ini dibangun oleh Nariaki Tokugawa, beliau adalah Kepala Mito ke-9 (1800~1860). Tokugawa membangun taman ini dengan konsep landscape gardening. Taman ini mulai dibuka pada tahun 1842. Taman kairaku sangat diminati oleh pengunjung, apalagi saat bunga sakura yang ada di sana tumbuh mekar dengan indahnya. Nah, kawan yang budiman ٩(^ᴗ^) ۶, nama Kairaku-en sendiri berasal dari kata dalam buku (kitab) Mencius (seorang filsuf Tiongkok) yang bertuliskan “Orang dahulu akan berbagi kesenangan kepada orang-orang. Oleh karena itu kesenangan mereka akan hangat dan mendalam”.

Kairaku-en dibuat oleh pembangunnya untuk rakyat. Buka tiap hari sepanjang tahun dan gratis. Jika di Jepang taman lazimnya dibangun untuk dinikmati para tuan penguasa daerah, tidak demikian dengan Kairaku-en. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS