Diberdayakan oleh Blogger.
Seal - Gaia Online
RSS
Container Icon

Cangkang Kerang

Days by Days: Dua Misteri Masa Depan 
(Book 3)

Ketika kau mengatakan bahwa ajisai dan bunga-bunga di taman Kairaku punya kebutuhan yang sama, tapi mereka memiliki perawatan yang berbeda, dan akhirnya, setelah sekian lama kau menghabiskan waktumu dengan mereka, kau harus membuat pilihan. 

Dilema, antara pilihan memotong tangkai untuk menghasilkan sesuatu yang indah namun akan bertahan sebentar saja, atau mengagumi keindahan mereka dengan membiarkannya tumbuh subur secara alami. 

Apa benar, kau melupakan, kau menjauh?  Mengapa mimpi-mimpi itu ada? Penafsiran dan maksudnya juga belum kuketaui. Mungkinkah itu semua sebenarnya bukan sesuatu yang berarti? 

"Ra, kamu lagi mikirin apa, sih? Kok kayaknya akhir-akhir ini sering melamun?"

"Nggak apa, Sa. Cuma lagi menghayal. Kebayang nulis cerpen baru," aku tahu senyumanku tidak alami di matanya, tapi setidaknya itu sedikit meringankan perasaanku, "Tapi ini melow. Sesuatu yang terlupakan."

"Kamu habis ngapain deh, sampai imajinasinya soal begituan?"

Aku menghela napas, "Nggak tahu, ini imajinasi atau akunya aja yang lagi baper."

Sania mengambil kotak pernak-perniknya. "Kamu perhatikan cangkang kosong ini, Ra." Cangkang kerang? Itu diberikan neneknya setahun lalu sebelum beliau meninggal.

"Aku sempat berpikir ini cuma sebuah tubuh kosong yang pernah memiliki kehidupan," dia gemar mengoleksi benda seperti itu. "Cangkang seringkali diabaikan, terlupakan, dan ditinggalkan. Tapi segala sesuatu memiliki kisahnya, bahkan setelah kehidupan meninggalkan cangkang itu, masih ada sesuatu yang indah darinya," ia meletakkannya di telapak tanganku. "Walaupun penghuninya sudah tak bersamanya lagi, tapi cangkang ini aku yang menyimpannya." Dia mengubah cangkang itu menjadi lebih indah.



"Sa, mungkin nggak, yang terlupakan atau sedang pura-pura dilupakan itu, indah di mata yang lain?"

Ia tersenyuym, "Walaupun di mata seseorang sesuatu itu tidak dianggap indah, pasti ada mata lain yang menganggap sebaliknya. Bahkan lebih dan sangat berarti.

"Melankolis. Kayak lagi ngedrama aja, ya?"

"Ya nggak apa."

"Tapi kalau mata lain itu belum ketemu?"

"Masih ada mataku, kan?" Ah, candaanmu itu tidak lucu, tapi cukup membuatku terharu. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS