Diberdayakan oleh Blogger.
Seal - Gaia Online
RSS
Container Icon

Obat dari Pulo



Bakda salat, Rara menyandarkan tubuhnya ke tembok. Marhabanan atau acara maulid di masjid masih belum selesai. Rara duduk sambari mendengarkan lantunan suara dari masjid yang berada tepat di samping kamarnya di asrama. 

"Umi pucat banget wajahnya," kata Moza

"Ah masa?" Dibilang gitu auto ingin bercermin kan, jadinya. 

"Iya, kayak lemes gitu." Moza datang ke kamar menemani Tika yang ingin pinjam handphone untuk menghubungi keluarganya di rumah. 

"Umi sakit apa?" Rara menjawab pertanyaan Moza dengan suara agak lirih. 

"Aku punya obat dari dokter, manjur loh, Mi. Umi mau?"

"Oh boleh. Coba liat dek, obatnya." Vibes-nya kayak anak yang perhatian dengan ibunya yang sedang sakit. Jadi terharu. 

"Ini, Mi...."

Di dalam kemasan plastik itu ada dexamethasone, amoxicillin, dll. Ah..., obat yang sudah tidak asing lagi. 

"Wow, obatnya dikemas lucu banget kayak kripca, pakai zipper lock."

"Iya Umi. Itu obat aku dari Pulo. Aku kalau sakit minumnya obat itu. Manjur Mi, cocok. Itu obat dari Ibu Sum."

"Ibu Sum? Apoteker yah?" 

"Iya Mi, namanya Ibu Sum. Ibunya di rumah gitu."

Rara hanya mengambil beberapa tablet obat. Itu obat racikan. Yah, mungkin seperti obat yang terkadang ia beli di Pakde, penjual obat di dekat rumahnya. 

"Oke Moza. Terima kasih, ya." Rara tersenyum. 

"Iya Umi, sama-sama." Wajah polosnya bersinar sekali, "Cepat sembuh, Umi.... "

"Amin." Dalam hati Rara berdoa semoga gadis belia di hadapannya senantiasa diberikan nikmat sehat, barakah, dan keridhaan-Nya. "Moza, besok sore belajarnya di masjid saja, ya."

"Eh, memangnya besok sama Umi?"

"Kan besok hari Jumat."

"Oh iya. Nanti Moza bilangin ke teman-teman ya, Mi.... Yeay nggak belajar di kelas."

"Oke Moza. Thank you."

"Anytime, Umi."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar