Diberdayakan oleh Blogger.
Seal - Gaia Online
RSS
Container Icon

Gak Ada Oreg, Gak Asik

 Bismillahirrahmanirrahim 

Hidup ini hampa tanpa adanya tempe. It's not "lebay mode on" ya, karena tempe  sudah mendarah daging. Eciyee. 

Oh ya, jadi inget. Dulu banget pernah tuh, reuni online di komentar catatan faceb**k, eh ada temen yang berandai beta berada di surga sejarah itu (eyaks, mentang-mentang dia anak tarikh, gitu?), mau diajak ke seminar Bunda Pipiet (Pipiet Senja) katanya. Aduh, senangnya. Tapi maaf, lokasi Anda sangat jauh dijangkau diriku ini, wkwkwk. Enak ya, mampir ke negeri orang, join seminar penulis senior lagi. Heuhh, tapi tuh gak kebayang "Apakah sayyaa bisa menemukan tempe di sanaa?" Wadidau, harga tempe lebih mahal dari daging, pemirsa. 

Yups, udahan ah nostalgianya. Sekarang mau masak tempe dulu. Bikin oreg. Oreg mingguan. 


Nah, karena beta di asrama yang cuma ada kompor kemping (punya teman itu juga), tempenya pesan di ibu penjual nasi biar nggak ribet, kasih bumbu sendiri, deh. Nama si ibu adalah Bu Golok. Laqab (julukan) ya, guys. Bu Golok tuh yaa, kayak ibu banget, aka bunda. Bunda Golok, euyy. 

Eetdeh. Malah cerita lagi. Yuk, yuk ah, masak sekarang. 

Bahan-bahan yang diperlukan

1. Tempe 

2. Garam

3. Bawang merah (lupa deh, ada kali 9 siung-kecil bawangnya) 

4. Bawang putih (3 siung) 

5. Bumbu penyedap

6. Daun sereh

7. Daun jeruk 

8. Daun salam 

9. Kecap manis

10. Kunyit bubuk

11. Lada bubuk

12. Kencur bubuk

13. Ketumbar bubuk

14. 1 sendok teh minuman jahe (alternatifnya gula, ++ jahe lumayan) 

15. Minyak goreng 

Hmm, apa lagi ya? Kayaknya udah. Hahai, mau bikin oreg apa jamu, rempah-rempahnya banyak amat. Maap-maap nih pemirsa, kata nyokap, rempah-rempah itu ada manfaatnya semua. Iya Bunda, aku percaya. Untung beta doyan rempah-rempah, ampe teman sekamar njulukin "Mbak Rempah-Rempah". Tapi sesuai selera kok, bumbu dasar oreg ya bawang, kecap dan penyedap. Pakai cabai kalau suka pedas. Tapiii, beta yang manis nan imut ini tak syuka pedas, loh. Awokawokawokk. 

Pertama-tama, baca basmalah sebelum masak (bahan-bahan yang mau dimasak dicuci bersih dulu ya, kecuali tempe gorengnya). Nah, bawangnya bisa ditumbuk/dicincang. Panaskan minyak goreng di wajan, next masukkan rajangan bawang, daun salam, daun jeruk dan sereh yang sudah digeprek. Setelah tercium bau harum, taburkan kunyit bubuk dan ketumbar bubuk secukupnya, aduk rata, kemudian tambahkan potongan-potongan tempe goreng. Oseng-oseng tempe oregnya sesuai kematangan yang diinginkan, jangan lupa tambahkan garam, kecap, bumbu penyedap, satu sendok teh serbuk minuman jahe (sebenarnya itu ngalap gulanya, tapi ++ jahe gitu biar anget). Beta cantumkan bubuk lada dan bubuk kencur di daftar ingredients karena iseng. Sedikit doang kok, sedikiiit banget naburinnya (biar masakannya kaya akan rempah-rempah, soalnya beta suka lada dan kencur, sih). Kalau gak suka jangan dicampurin, dong yaa. 

Beta suka yang garing gitu guys tekstur tempenya, biar tahan lama. Kalau nggak suka ya jangan lama-lama dimasak. 

Well, setelah matang bisa diangin-anginkan sejenak, kemudian simpan di toples or wadah lain, buddy

Tadda! Itu penampakan si orek yang baru matang. Daun serehnya menjuntai gitu, ih. Serehnya muda jadi gitu penampilannya. Beda model kalau dia udah jompo. 

Bang, bang, bang! Itu pajangan guys. Niatnya tuh ya buat masak oreg, tapi karena belinya kebanyakan si sereh keburu jompo duluan. Usianya sekitar 3 bulan. 

Eh, eh, kalau itu penampakan sereh pas baru dibeli tanggal 26 September 2020 dan kondisinya satu bulan kemudian. Ampe tumbuh daun gitu. Ahahahai. 

Bim salabim abrakadabra! Tiba-tiba si sereh berubah jadi bunga, deh. Awokawokawokk. Tapi bohong. 

(๑^っ^๑)

Oh ya, beta mau tunjukkan bumbu-bumbu dapur dan bumbu penyedap di balik keberhasilan pembuatan oreg ini. 

Okedeh. Cukup sekian cerita si oreg. Yups, gak ada oreg, mana asik? Secara, itu lauk sehari-hari. Terima kasih sudah mampir, guys. Ila liqa ma'a salamah ٩(^ᴗ^)۶


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Detik-Detik Menjelang Kepergian Abah Yai Noer Muhammad Iskandar

Bismillahirrahmanirrahim 

Paska operasi, keadaan Abah masih lemah, jadi kami diminta melanjutkan mujahadah. Dari waktu Duha, santri dan asatidz diminta untuk berkumpul di masjid juga mushalla untuk membaca yasin dan shalawat untuk Abah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

Entah kenapa, saya ingat ketika Aliyah mondok di Al-Hikmah diminta mujahadah untuk almaghfurlah Abah Masruri yang sedang sakit di Mekkah. Hati saya berdebar-debar. Suasana mendung, gerimis, membuat kami hanyut dalam kepasrahan kepada-Nya. Kami santri-santri Abah Noer berharap yang terbaik, semoga Abah dapat sehat kembali. Kurang lebih pukul sebelas siang, kami dipersilakan istirahat di kamar masing-masing kemudian persiapan salat Dzuhur dan melanjutkan mujahadah. Sesampainya di kamar, saya cek kabar terbaru di grup Whatsapp. Beberapa masih stay di masjid, dan Abah diperdengarkan voice note anak-anaknya di masjid. "Masyallah, Abah respon kuat dengar anak-anak baca Yasin," komentar Gus Mahrus di grup. Alhamdulillah saya jadi agak sedikit lega, walaupun masih deg-degan. Karena sedang halangan, saya menunggu di kamar, tapi nanti ke masjid lagi. 

Setelah salat Dzuhur semuanya diminta untuk melanjutkan mujahadah. Tiba-tiba rekan saya masuk ke kamar sembari menangis sesenggukan, "Teh, Abah meninggal, Teh... " Saya langsung cek hp, memastikan. "Innalilillahi wainna ilaihi roojiuun mohon maaf segala kesalahan Murobbi Ruuhina telah kembali kepada Allah swt pukul 13:41 siang ini beliau ahli surga husnul khotimah insyaAllah." Membaca chat yang dikirim Gus Masrus sendiri di grup, saya syok. Seperti setengah sadar saya bergegas menuju masjid. Saya dan rekan saya duduk di emperan. Para santri dan asatidz masih membaca yasin. Beberapa menit kemudian diumumkan bahwa Abah telah tiada. Sontak seisi masjid menagis sesenggukan. Sakit. Saya membatu di situ, hanya air mata yang mengalir, membasahi hampir seluruh bagian masker kain yang saya gunakan. Hati saya menjerit, tetapi tidak ada suara yang keluar sama sekali. Ya Allah, padahal tadi saya kepikiran detik-detik menjelang kepergian Abah Masruri. Dan saya mengalami hal serupa itu lagi. Sebulan kemarin Abah Muhlas pun baru saja pergi. Badan saya lemas, kepala juga pusing, rasanya spaneng. 

Astagfirullah. Saya terus beristighfar. Badan saya seolah-olah tak bisa digerakkan, air mata saya terus keluar. Astagfirullahal'adziim lii waliwaalidayya wa lii jamii'il muslimiina wal muslimaat al ahyaiminhum wal amwaat. Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu anhu wakrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bilmai was salji, wal baradi, wa naqqihi minal khathaya, kama yunaqqas saubul abyadu minad danas. Wa abdilhu daran khairan min darihi wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min adzabil qabri, wa adzabin nari.

Saya teringat, kalau tidak salah pada acara Haflah Akhirusaanah dua tahun yang lalu Gus Mahrus pernah bercerita, kala itu kondisi Abah Noer sedang lemah, jadi diminta untuk tidak melaksanakan ibadah puasa dahulu (seingat saya puasa sunnah), tetapi Abah menolak. Seingat saya Dawuh Abah, siapa yang akan menanggung dosa anak-anak, santri Abah, kalau Abah tidak puasa? Ya Allah, dalam kondisi seperti itu pun Abah tetap mengingat kami, anak-anak Abah. Sedangkan kami, khususnya saya, apa yang telah kami lakukan untuk Abah? Abah yang berpuasa, berdzikir, datang di masjid lebih awal. Ya Allah... Rasanya tambah spaneng. Saya menarik napas kemudian mengembuskannya perlahan. 

Kepergian Abah bukan sekadar tentang kesedihan, tangisan yang terisak-isak. Di situ saya membangun tekad, meskipun saya sangatlah belum mampu seperti Abah, tapi saya anak Abah, santri Abah, akan melanjutkan perjuangan Abah. Saya akan melakukan hal yang saya dapat lakukan, mulai dari membenahi diri sendiri, mengabdi untuk pesantren sebaik mungkin. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ridha Allah: Puncak dari Segala Permohonan

Bismillahirrahmanirrahim

Orang bilang, kehidupan itu seperti roda yang berputar. Ada kalanya berada di atas, maupun di bawah. Yups, Ada kalanya juga ngegelinding ke mana-mana. So, kita kudu tahan banting. Nggak semua tempat yang dilewati itu nyaman dan tentram, kan? It's definite menemukan medan terjal, berbatu, berlumpur, berpasir, mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera (gak lagi nyani, tapi keinget aja gitu, lagu di film kartun Ninja Hatori). Hohoho, kehidupan kan merupakan perjalanan, dan perjalanan adalah kakaknya pengembaraan, sepupunya pelayaran, keponakannya penerbangan (hahaii, canda Gaess). 

Yang dulunya punya sejarah kehidupan manis, mau apa saja bisa didapatkan dengan mudah, belum tentu berlanjut hingga sekarang. 

Yang selalu hidup dikaruniai kebahagian dan keberuntungan, ya mau tidak mau usahakan untuk menerima kalau diuji dengan kesedihan atau kesulitan. 

Berusaha keras, lalu mendapatkan hasil yang memuaskan. Sangat memungkinkan bagi manusia yang telah bersusah payah mendaki gunung keberhasilan, menikmati kesenangannya, lalu tergelincir, jatuh, dan kembali berada di bawah. Ibarat berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Berakit-rakit ke hili, berenang-renang ke pinggiran. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Bersakit-sakit kembali, bersenang-senang kemudian.

Apapun kondisinya, kuncinya adalah bersyukur. Merasa berterima kasih atas segala yang diberikan Allah, baik itu berupa kemudahan, maupun ujian. Menjalani segalanya dengan sepenuh hati, sebaik yang kita mampu.

Allahu wa hitotsu no riyū de subete ga okoru yō no shimasu. Subete ga gakushū purosesudeari, watashitachi wa arayuru reberu o tsūka shinakereba narimasen.

アッァフは一つの理由ですべてが起こるよのします。すべてが学習プロセスであり、私たちはあらゆるレベルを通過しなければなりません

Allah membiarkan semuanya terjadi dengan satu alasan. Semua itu sebuah proses belajar dan kita harus melewati setiap tingkatannya.

Pantang menyerah, pantang bersedih. Tapi, bagaimana jika kita merasa bersedih atas sesuatu yang belum dapat kita capai, maupun alasan lain yang membuat kesedihan itu ada?

Pada pengajian Tafsir Jalalain, Almaghfurlah Abah Masruri Abdul Mughni mengajarkan doa yang baik sekali dibaca saat kita merasa sedih. Berikut doa yang dibaca oleh Nabiyullah Ya'qub as., dari ayahanndanya Nabiyullah Ishaq as., dari ayahandanya Nabiyullah Ibrahim as. :

يَا لَطِيْفًا فَوْقَ كُلِّ لَطِيْفٍ أُلْطُفْ بِي فِي أُمُوْرِيْ كُلِّهَاكَمَا 
أُحِبُّ، وَرَضِّنِي فِي دُنْيَاي وَآخِرَتِي

"Ya Allah, Yang Maha Pengasih yang setinggi-tingginya. Belas kasihanilah aku di dalam persoalanku, sebagaimana yang aku senangi. Ya Allah, ridhailah aku di dunia dan akhiratku."

Dengan itu, semoga Allah menghendaki kita dapat merasa tidak terbebani atas segala persoalan yang sedang dihadapi, serta mendapatkan keridhaan-Nya. Ridha Allah adalah segalanya, Puncak dari segala permohonan.

اِلَهِي أَنْتَ مَقْصُوْدِي وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِي

"Ya Allah Ya Tuhanku, Engkaulah tujuanku, dan ridha-Mu harapanku."

Segala yang kita lakukan tidak lain demi mendapatkan keridhaan Allah. Dengan mendapatkan ridha-Nya, hal lain pun akan mengikuti, kita akan mendapatkannya pula. 


Wallahu'alam 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Adjective Clauses

Lesson 3 - English Grammar IV - pg. 30-31 




Pada materi Phrases Clauses - 1 sudah disinggung tentang apa itu klausa. Jenis klausa ada 2 yaitu klausa utama (main clause) dan klausa bawahan (subordinate clause).
  • Main clause dapat juga disebut sebagai independent clause, yakni klausa yang bisa berdiri sendiri sebagai kalimat yang utuh, dan independent dalam bahasa Indonesia artinya "berdiri sendiri".
  • Sedangkan subordinate clause disebut juga sebagai dependent clause, klausa kebalikan dari klausa utama. Klausa ini merupakan klausa pendamping/pelengkap yang tidak bidsa berdiri sendiri, keberadaannya bergantung pada klausa utama.
Klausa pelengkap terbagi lagi ke dalam 3 jenis, namun yang akan kita bahas kali ini adalah adjective clause, yakni klausa pelengkap yang komponen pembuatannya adalah kata ganti relatif (relative pronoun-who, whom, whose, which, that) oleh karenanya klausa ini disebut juga sebagai relative clause.


Adjective merupakan kata sifat sedangkan adjective clause adalah klausa kata sifat. 




Kali ini kita akan membuat adjective/relative clause menggunakan relative pronoun who dan whom
  • Who, kata ganti relatif yang digunakan apabila penjelas pada adjektive clause berkedudukan sebagai subjek.
  • Whom, kata ganti relatif yang digunakan apabila penjelas pada adjektive clause berkedudukan sebagai objek.
Simak penjelasannya pada video berikut!


See More


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Phrases Clauses 2

Lesson 2 - English Grammar IV - pg. 27-29



Kalimat/sentence bisa terdiri dari main clause dan subordinate clause. Perhatikan contoh berikut! 


Pada contoh di atas, setiap kalimat terdiri dari main clause dan subordinate clause yang dicetak miring/italic.

Subordinate clauses (pada kalimat di atas) merupakan klausa kata sifat (adjective clauses)Adjective clauses dapat diubah menjadi frasa kata sifat (adjective phrases) dengan menghilangkan kata ganti relatif (who and which) dan mengubah bentuk kata kerja yang mengandung tenses: present atau past, yang berfungsi sebagai kata kerja utam(finite verbs) pada kalimat aktif (active voice) menjadi kata kerja yang mendapat suffix/akhiran -ing (present participle), sementara kata ganti relatif dan kata kerja bantunya (the relative pronoun and auxiliary) dihilangkan.

e.g. – who sells menjadi selling

       – who is sitting menjadi sitting

       – which stands menjadi standing



Finite verbs
 pada kalimat pasif diubah menjadi kata kerja bentuk ke-3 (past participle), sedangkan kata kerja bantu dan kata ganti relatif dihilangkan.

e.g. – who have been chosen menjadi chosen

       which is kept menjadi kept


Subordinate clauses di atas merupakan adjective clauses, bisa juga direduksi menjadi klausa kata keterangan (adverb clauses).

Perlu dicatat, seperti pada adjective clauses, finite verbs pada kalimat aktif direduksi menjadi present participle, sedangkan finite verbs pada kalimat pasif (passive voice) direduksi menjadi past participle.

e.g. – When he saw menjadi seeing.

       – When he had seen menjadi having seen.

       – Because she was insulted menjadi insulted.

Konjungsi dan kata ganti dalam subordinate clause dihilangkan saat clause direduksi menjadi phrase.



Namun, konjungsi tertentu seperti “before, after and while” dipertahankan sementara kata ganti dihilangkan. Lihat contoh di bawah ini!




Ketika konjungsi dipertahankan, passive finite verb direduksi menjadi present participle dari "be" diikuti oleh past participle dari kata kerja utama (main verb).

e.g. – After he was released, he settled in another country.

       – After being released, he settled in another country.

Arti dari kedua kalimat di atas sama yakni, setelah dibebaskan, dia menetap di negara lain.

Simak video berikut!



See More

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Phrases Clauses - 1

Lesson 2 - English Grammar IV - pg. 27





Frasa (phrase) adalah sekelompok kata yang berhubungan, tidak terdiri dari subjek dan kata kerja. 
e.g. 1• A sad story 
       2• In your house

Klausa (clause) adalah sekelompok kata yang berhubungan, terdiri dari subjek dan kata kerja. 
e.g. 1• Anna was reading a sad story
       2• When I was in your house 

Contoh 1• merupakan klausa utama (main clause) karena pernyataannya lengkap (complete statement) dan bisa berdiri sendiri sebagai kalimat/sentence yang isinya sudah dapat kita pahami. 
main clause terdiri dari subjek dan linking verb

Contoh 2• adalah klausa subordinat/klausa bawahan/klausa sematan (subordinate clause) karena kalimatnya tidak lengkap sebagai pernyataan dan tidak bisa berdiri sendiri (menjadi sebuah kalimat/sentence).  

Kalimat/sentence bisa terdiri dari main clause dan subordinate clause

Simak Video berikut!




See More

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Semua Orang Pernah Alay



Hei gaess, khususnya manusia era 90-an, masih ingat dengan masa-masa alay kalian, kah? (enggak usah ngegas "Enak aje, gue gak pernah kayak begitu!" cuma nostalgia, bagi yang pernah saja, kok)  Zaman di mana ketikan pesan dimodifikasi dengan tampilan huruf yang bisa dibilang susah untuk dibaca bagi sebagian golongan, kombinasi antara huruf besar dan kecil, plus angka-angka yang tersusun semaunya penulis. Yups, "Terserah, ini tulisan gue, gaya gue. Mana gaya loe?" 

Apa sih, sebenarnya 'ALAY' itu? ALAY, singkatan dengan kepanjangan kata-nya berfariasi, ada yang bilang ALAY adalah akronim dari Anak LAYangan, sebutan buat sosok yang ndeso, katrok, dan lain sebagainya, karena yang biasa main layangan ya anak desa (kalau anak kota main layangan, bisa-bisa kesangkut kabel listrik). Konon anak layangan ini, saking seringnya kepanasan, rambutnya jadi merah karena terpapar terik matahari, identik dengan anak muda yang rambutnya dicat merah or warna-warni juga kali, ya. 

Ada juga yang bilang Anak LAYu (lefay, gayanya kayak orang yang gak semangat hidup), Anak keLAYapan, dan lain-lain. 

Nah, kepanjangan yang disepakati para ´pengamat gaul´ kayaknya ALAY lebih condong buat Anak LebaAY. Ya. ALAY, Anak LebAY.

Ih, alay. Lebay. Berati dia masih labil, gak seimbang dan mudah goyah, dong? Gak semua yang ´ngalay´ itu masih labil, bingung dengan jati diri. Memang dalam pembahasan kejiwaan pernah nyinggung soal si Alay yang mana kebanyakan dari mereka tuh, sebenarnya masih pencarian eksistensi diri. Ingin dipandang ada, makanya bikin sesuatu yang beda. Cari perhatian.

Mererka kreatif tapi tidak pada tempatnya atau kreativitas tanpa saluran. Misalnya, "wHeAwHh!! FfUtuNy4 k3wrEnDt a833z dewGh!" Mikir dulu kan bacanya? (mungkin masih ada yang kebingungan, garuk-garuk kepala sambil mikir, bacanya itu: "Wah!! Fotonya keren abis deh!") Begitulah, kalau gak kreatif mana mungkin kepikiran sampai ke situ.

Terpengaruh lingkungan yang kurang baik. Semakin tua dan semakin kumuh itu semakin keren! Pakaian yang gak sewajarnya, celana dipelorotin sampai jauh di bawah pusar, ujungnya kedodoran. Bajunya seringkali kekecilan atau ngepres badan. 

Lemahnya pendidikan di keluarga dan sekolah yang mengakibatkan mereka akan mudah sekali hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Gak punya prinsip.

Stereotip atau cap, di mana orang-orang sekitarnya mengatakan "Dasar, Raja/ Ratu Alay!" Nah, kalau gitu mereka akan semakin beranggapan "Masa sih, gue alay? Yang bener? Tingkatin taraf ke-alay-an gue sampe ke stadium lanjut, ah! Hidup alay!!" Alhasil, jadi alay beneran atau malah tambah parah.

Sebagian ´alayers´ mungkin memang belum menemukan jati diri, tapi sebagian lain dari mereka yang lebay itu cuma buat bercanda, kok. Sekadar hiburan saja, biar merasa lebih dekat dengan sahabat-sahabat tercinta. Toh kalau sudah merasa dekat, mereka akan normal kembali, tapi mungkin suatu saat lebay-nya kumat (hanya sebagai percikan sense of humor, biar gak garing katanya).

Atau mereka yang lebay bisa jadi sedang menutupi kesedihannya. Gak mau ketahuan orang, makanya mereka menampakkan seolah-olah dalam kondisi baik dan bahagia. Kalau gak salah yang seperti ini, anak psikologi biasa menyebutnya dengan Eccedentesiast (semacam orang yang hides a pain behind smile and happiness, ada sesuatu gitu, Gaes). Eccedentesiast untuk sesaat kali yah? Mungkin, but so far I haven't any clue.

Biar lebih oke dan meyakinkan (padahal jadi kayak orang yang salah mium obat), mereka sengaja bikin gaya baru yang dibuat-buat (haRe janG cEwraGh.. fok0gnYea hEpie bwanGjeTz baJay eWgh. Ouh 9oD. TengKyUu 4 epEritHin9g,, 8) …), sekaligus upaya untuk menghibur diri sendiri. Cara yang satu ini kemungkinan dapat berhasil. Hati yang sedih atau sakit bisa terobati dengan memancing kebahagiaan, karena kebahagiaan itu ada di dalam hati dan pikiran kita, pikir mereka. Sebabnya beda-beda juga sih, gak bisa dipastiin.

Yups! Mendadak alay faktornya jelas bermacam-macam. Gak bisa asal ambil kesimpulan, karena kita belum tahu persis apa yang sebetulnya terjadi dengan si Alay ini. Jadi ya… tergantung, deh. Tapi tetep, terlalu sering berlebih-lebihan pastinya kan gak bagus. Nah, siapa yang pernah nulis pesan, status, bicara dengan nada 'rame gonjreng', or whatever dengan gaya seperti itu? Coba cek di medsos, kalau iya, kayaknya bakal senyam-senyum sendiri, nih. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MORNING CONVERSATION - QUARANTINE EPISODE

🌆 THE VOCABULARIES OF THE WEEK 🌆

Monday, 24 August 2020
(Let's memorize and practice them!)

🏠1. Quarantine /ˈkwɒr.ən.tiːn/ karantina 
😃2. Improve /ɪmˈpruːv/ meningkatkan 
🚵3. Potential /pəˈten.ʃəl/ potensi
🕡4. During /ˈdʒʊə.rɪŋ/ selama
🍳5. Interest /ˈɪn.trəst/ minat
🍱6. Recipe /ˈres.ɪ.pi/ resep

🎲 SHORT CONVERSATION 🎲

A : I was bored during quarantine.
Saya bosan deh, selama karantina. 
B : I don't think so, if we can use time wisely.
Nggak juga kok, kalau kita bisa memanfaatkan waktu dengan bijak. 

A : Anyway, what are you doing during quarantine?
Ngomong-ngomong, apa yang kamu lakukan saat karantina? 
B : I just try to improve my own potential, such public speaking exercises, trying recipes and make any food.
Saya hanya mencoba untuk meningkatkan potensi saya, seperti latihan berbicara di depan umum, mencoba resep dan membuat makanan apa saja.

A : Wow! That's pretty good. Maybe I have to try that.
Wow! Cukup bagus. Mungkin saya harus mencobanya. 
B : Just try new activity that you interest in.
Coba saja aktivitas baru yang kamu minati.

📜 Language Development Program of Asshiddiqiyah Islamic College Jakarta📜



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Summary of Passive Voice/Passive Sentence

Lesson 1 - English Grammar IV - pg. 8-19


Intro
Active, kata kerja berawalan me-/ber-
Passive, kata berja berawalan di-/ter-

How to Make
Kalimat aktif yang dapat dirubah menjadi kalimat pasif hanya kalimat aktif transitif (punya objek), objek kalimat aktif tersebut lah yang nantinya akan dijadikan sebagai subjek dalam kalimat pasif.


Formula
 

(+), (-) & (?) Form



Simak video penjelasnnya! 😎😊




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pratiwi di Bumi Pertiwi



Aku bukan ibu Fatmawati yang menjahit bendera,
dengan derai air matanya yang mengalir.
Yang tumpah berkali-kali membasahi Sang Saka Merah Putih.
Yang menjahit Sang Pusaka,
sekembalinya dari pengasingan di Bengkulu ke Jakarta.
Yang sedang hamil tua 
dan sudah bulannya untuk melahirkan seorang putra.  

Bukan, itu bukan aku. 

Aku hanyalah seorang Pratiwi.
Ya, Pratiwi yang lahir di mana tiga ikrar sumpah pemuda itu digaungkan.
Pratiwi yang tumbuh dan besar di bumi Pertiwi.
Pratiwi yang akan menjaga harta pusaka.
Pratiwi yang mengabdi untuk Ibu Pertiwi.


Jakarta, 17 Agustus 2020

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Conditional Sententence Type 1, 2 & 3

Lesson 3-5 ~ English Grammar III 

General Formula of Conditional Sentence (CS) Type 1, 2 & 3


Dalam Conditional Sentense, susunannya tidak mesti "If Clause" diletakkan di depan lalu diikuti dengan "Result Clause", tapi bisa bertukar tempat. 

CS Type 1
(Future Possible or Probable Condition)
Conditional Sentense tipe 1 ini digunakan untuk mengatakan sesuatu yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang/pengandaian terhadap masa depan.


CS Type 2
(Present Unreal or Improbable Condition)
Conditional Sentense tipe 2 merupakan pengandaian terhadap sesuatu di masa lampau, oleh karena itu digunakan untuk mengatakan sesuatu yang memiliki kemungkinan kecil dapat terjadi/terlaksana, bahkan hampir tidak mungkin terjadi. 


CS Type 3
(Past Unreal or Impossible Condition)
Conditional Sentense tipe 3 merupakan pengandaian terhadap sesuatu yang telah terjadi di masa lampau/digunakan untuk berandai-andai tentang sesuatu yang berlawanan dengan apa yang sudah terlanjur terjadi, dan fakta dari kondisi yang diandaikan adalah kebalikannya. 


Berikut penjelasan singkatnya 👇🏻



Note
  1. CS Tipe 1, pengandaian untuk hal yang akan terjadi di masa depan bisa dianggap sebagai cita-cita/harapan (yang mungkin akan tercapai/terlaksana)
  2. CS Tipe 2 & 3, pengandaian terhadap sesuatu di masa lalu/hal yang telah terjadi merupakan pengandaian yang sesungguhnya, di mana fakta/hal yang sebenarnya terjadi merupakan kebalikan dari apa yang diumpamakan/diandaikan. 
  3. Di dalam buku English Grammar III sendiri, setiap tipe CS, "If Clause" dan "Result Clause"-nya memiliki beberapa variasi, baik itu menggunakan modal, another present tense, past tense or perfect tense, hal tersebut hanya sebagai pengetahuan saja. Agar tidak terlalu banyak rumus, kita fokus pada rumus umum di atas. 
  4. Ada yang menyebutkan bahwa CS memiliki 4 tipe (tipe 0, 1, 2 dan 3), ada juga yang hanya membaginya ke dalam 3 tipe saja (tipe 1, 2 dan 3).
  5. Untuk tipe 0 yang sudah dibahas pada materi sebelumnya di Conditional Sentences bagi golongan yang membagi CS menjadi 3 tipe saja, tipe tersebut masuk ke variasi CS tipe 1, yakni "If Clause" menggunakan if + simple present dan "Result Clause" menggunakan another simple present.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Introduction of Conditional Sentence


conditional sentence is formed by a main clause (the consequence), a conjunction (if), and a conditional clause (the condition)

Conditional
sentence merupakan kalimat dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk mengungkapkan pengandaian, harapan, keinginan ataupun rencana yang mungkin dapat terwujud atau bahkan mustahil dapat terwujud.

Conditional sentence dapat disebut sebagai kalimat pengandaian atau kalimat bersyarat.

Conditional sentence memiliki beberapa tipe dan digunakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda.

Rumus umum conditional sentence adalah:
the "if clause" + the "result clause"
atau
the "result clause" + the "if clause"

Untuk materi kali ini, akan dibahas tentang conditional sentence type 0.

Conditional sentence type 0 digunakan untuk mengatakan suatu fakta dengan rumus "jika... maka...." Misalkan, ketika akan mengatakan "Jika turun hujan, maka rumput akan menjadi basah," dalam kalimat berbahasa Inggris, kita dapat menggunakan conditional sentence type 0. Perhatikan rumus di bawah ini!

Atau 


Nah, pada contoh di atas, the "if clause" merupakan syarat/sebab, sedangkan the "result clause" merupakan hasil/akibat. 

Jika syaratnya tidak terpenuhi (yakni turunnya hujan), maka hasilnya (rumput menjadi basah) tidak akan terjadi/ada. Oleh karena itu disebut sebagai kalimat bersyarat. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tense Forms of Passive Verbs

Lesson 1 (Passive Voice) - English Grammar 4 - pg. 9


Semua passive verbs dibuat dari be + past participle (v3)

"Be" passive verbs pada kalimat pasif (P) menyesuaikan objek pada kalimat aktif (A). Perhatikan objek kalimat aktif (A) pada contoh 1 & 2.

Simple Present
1. A : The news surprises me.
    P : I am surprised by the news.
2. A : The news surprises us.
    P : We are surprised by the news.

Simple Past
1. A : The news surprised me.
    P : I was surprised by the news.
2. A : The news surprised us.
    P : We were surprised by the news.

Present Perfect
1. A : Ali has mailed the letter.
    P : The letter has been mailed by Ali.
2. A : Ali has mailed the letters.
    P : The letters have been mailed by Ali.

Future
1. A : Ali will mail the letter.
    P : The letter will be mailed by Ali.
2. A : Ali is going to mail the letters.
    P : The letters are going to be mailed by Ali.




See More

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Active and Passive Sentence: Introduction



Lesson 1 (Passive Voice) -  English Grammar 4 - pg. 8

Kalimat aktif (active voice) adalah kalimat di mana subjeknya melakukan pekerjaan, sebaliknya, kalimat pasif (passive voice) adalah kalimat di mana subjeknya dikenai pekerjaan oleh objek kalimat.

Jika dalam bahasa Indonesia, kalimat pasif kata kerjanya berawalan "di-", dan beberapa lagi memiliki awalan "ter-" (tergantung pada konteks kalimat). contohnya: dimakan, dibeli, terjual, dll. 
Sedangkan kalimat aktif, kata kerjanya menggunakan awalan "me-" dan beberapa lagi memiliki awalan "ber-" seperti: memakan, membeli, bermain, dll.

Kalimat aktif dapat dirubah menjadi kalimat pasif, apabila kalimat tersebut mengandung transitive verbs (kata kerja yang memerlukan objek langsung) seperti; make, bring, etc.

Nah, dalam susunan kalimat berbahasa Inggris, passive voice (kalimat pasif) pasti menggunakan V3. Mari perhatikan contoh di bawah ini.


Simple Present
Active    >>> Ali mails the package
Passive >>> The package is mailed by Ali

Simple Past
Active    >>> Ali mailed the package
Passive >>> The package was mailed by Ali

mailed = V3
Bila dalam active sentence menggunakan simple present tense, maka passive sentence-nya pun sama.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS